Sembuh Rohani dan Jasmani dari Kusta dengan Berhati-hati Tanpa Diskriminasi






Sikap kehati-hatian menyikapi penyakit menular menjadi keniscyaan, tidak terhindari namun bukan lantas atas nama waspada tetapi justru menciptakan stigma. Berhati-hati tanpa bersikap diskriminasi menjadi pesan kunci yang saya dapati dari Talk Show Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia, membahas Kusta dalam Perspektif Agama.

Dalam perspektif agama Islam, narasumber Dokter Umum RSI Aisyiyah Malang, Kontributor Islami.co, Muhammad Iqbal Syauqi mengatakan teks agama menyebutkan kusta sebagai penyakit mengkhawatirkan dari sejak masa Nabi SAW. Sikap Nabi Muhammad SAW secara rohani adalah meminta perlindungan dari penyakit kusta, dari kecacatan yang dapat menyebabkan disabilitas. Secara jasmani, sikap Nabi SAW adalah berhati-hati, tetap waspada, menjaga kebersihan dan tidak bersikap diskriminatif terhadap penderita kusta pada zamannya. 

"Ada kekhawatiran karena ketidaktahuan terhadap penyakit namun tidak ada diskriminasi"  

 

Menurut dr. Syauqi, dari segi medis penyakit kusta disebabkan bakteri dan faktor lingkungan. Jika tidak diatasi bisa menyebabkan disabilitas. Penyakit menular ini dapat disembuhkan dengan terapi obat teratur yang bisa didapati gratis di puskesmas. 

Ketidaktahuan atas penyakit kusta yang kemudian menimbulkan stigma. Seperti kontak erat dengan penderita kusta dianggap berbahaya, sementara faktor kontak erat yang dapat menularkan tidak terjadi dengan singkat. Kondisi tubuh atau imun juga turut mempengaruhi risiko penularan. 

Sikap Nabi SAW dengan berhati-hati tanpa menjauhkan diri dari penderita penyakit, menjaga kebersihan, menjadi sikap sekaligus ikhtiar jasmani yang dilakukan serta dicontohkan dan dijelaskan dalam teks agama perspektif Islam. 

Manusia dapat berusaha mengatasi penyakit secara rohani dan jasmani, kata dr. Syauqi. Secara rohani dapat berdoa dan memanjatkan doa yang pernah dicontohkan Nabi SAW untuk dilindungi dari penyakit menular. Termasuk memanjatkan doa secara spesifik untuk memohon perlindungan. Secara jasmani dapat menemukan cara penyembuhan dengan obat meski dalam teks agama tidak disebutkan bagaimana metode penyembuhan dan obatnya namun ikhtiar jasmani tetap dilakukan dan dicontohkan.




Talk Show Ruang Publik KBR yang diselenggarakan oleh NLR Indonesia, dipandu Rizal Wijaya juga menghadirkan narasumber Pendeta dan OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta), Pdt. Emertus Corinus Leunufna.

Sebagai OYPMK yang juga tokoh agama, Pendeta Emertus Corinus menyikapi kusta dengan upaya rohani dan jasmani, dengan tidak membatasi pergaulan dan memegang prinsip menghargai kemanusiaan. Berawal dari keluhan mati rasa pada kaki, Pendeta memeriksakan diri dan menyembuhkan penyakit kusta yang dialaminya. 

Penyakit kusta bukan untuk ditakuti yang kemudian menimbulkan diskriminasi. Sebagai rohaniawan yang pernah mengalami kusta, menyikapi penyakit sebagai jalan Tuhan untuk melibatkan dirinya mengatasi dan memulai tugas baru pelayanan terhadap penderita kusta. 

Menyikapi penyakit sebagai ujian keimanan bukan kutukan menjadi teladan yang dicontohkan Pendeta Emertus Corinus sebagai OYPMK. Tak berhenti di situ, proses penyembuhan dan pelayanan terhadap penderita kusta menjadi contoh bagaimana mengatasi kusta tanpa membatasi pergaulan dan tetap mengedepankan kemanusiaan tanpa stigma. 

Talk Show Ruang Publik KBR yang berlangsung pada 8 Mei 2023 melalui live streaming YouTube dapat disimak kembali melalui channel ini YouTube Ruang Publik KBR





Dapur Solo Ahlinya Masakan Jawa

Tahun 1988 cabang pertama di daerah Sunter di buka, bermula dari sebuah garasi rumah ibu Swan yang kala itu hanya menjajakan jus dan rujak kini sudah mempunyai gerai 36 cabang yang tersebar di Jabodetabek dan Bandung. Hhhmm siapa sih yang saya maksud? Tidak lain dan tidak bukan, Dapur Solo Ahlinya Masakan Jawa.

Dapur Solo Mall Artha Gading

Sebuah perjuangan yang tidak pernah mengkhianati hasil, dari bisnis rumahan sampai kini tahun 2023, 35 tahun kemudian, sudah menyebar di Jabodetabek dan Bandung, baik di dalam Mall maupun stand alone store.

Ny. Swan, seperti yang tertera di atas logo Dapur Solo adalah foundernya. Kenapa tiba-tiba saya bahas ini? Jujur rasa kepo ini tidak tertahankan kalau melihat sesuatu yang belum saya ketahui semisal kenapa ada nama beliau di setiap logo Dapur Solo, beruntung ada mas Putra, Brand Manager Dapur Solo yang menemani kami dan memberikan penjelasan secara detil.

Kalau beberapa kali saya tulis Dapur Solo Ahlinya Masakan Jawa, karena memang menu yang ada mewakili sebagian besar makan di daerah Jawa. Jadi bukan hanya dari Solo, Jawa Tengah aja.

Ini bukan pertemuan pertama saya dengan Dapur Solo, tapi ini kali pertama bisa komunikasi langsung dengan pihak manajemen Dapur Solo agar bisa mendapatkan informasi terupdate dari Dapur Solo, salah satunya menu MABAR yang merupakan akronim dari Makan Bareng.

Oke saya ceritain dulu secara runut dari awal, jadi kami (saya dan beberapa teman) udah janjian untuk ketemu di Dapur Solo cabang Mall Artha Gading. Aiiihh, jaraknya lumayan nih dari kediaman saya di daerah perbatasan Jakarta Selatan dengan kota Tangerang. Namun demi menyambung silaturahmi, cuuuss lah, beruntung bisa lewat akses tol yang mempersingkat perjalanan kami.

Jarak bukan masalah untuk silaturahmi

Setelah sampai di Mall Artha Gading, saya langsung menuju lobby Nusantara, karena akses ini paling mudah kalau kita ingin ke Dapur Solo. Tinggal belok kearah kiri, jalan terus sampai ketemu ekskalator, naik satu lantai, sampailah di Dapur Solo. Gampangkan?

Poin plus dari Dapur Solo Mall Artha Gading adalah, lokasi yang dekat dengan Musholla. Gak usah khawatir ketinggalan ibadah, terlebih saat bulan Ramadan.

Kap Lampu Beranyaman Bambu Ciri Khas Dapur Solo

First impresi saya pas lihat Dapur Solo adalah, layout tempat duduknya tertata rapi tapi tidak terlihat padat. Kalau diperhatikan ada sekitar 4 layout atau bagian. Bagian pertama atau sisi kanan ada di dekat area kasir. Lalu ada bagian tengah yang menghubungkan sisi kiri dan masih ada layout di bagian selasar Mall tepat di depan outlet Dapur Solo.

Layout sisi kiri, cocok banget kalau di booking untuk acara keluarga 15-20 orang seperti yang kami lakukan saat main ke Dapur Solo Mall Artha Gading.

Yang menarik dari desain interior Dapur Solo adalah kap lampu beragam bentuk yang terbuat dari anyaman bambu. Bukan hanya saya yang merasa kalau kap lampu ini menarik pandangan mata untuk melihat lebih detail dan seakan menyatu dengan konsep toko yang modern minimalis. Kap Lampu anyaman bambu ini langsung di beli dari pengerajin di Solo.

Dan menurut mas Putra, ornament kap lampu anyaman dari bambu ini akan menjadi ciri khas di semua outlet Dapur Solo.

Menu MABAR-Makan Bareng Dapur Solo

Kalau ada ketemuan sama teman, berapa kira-kira budget yang kalian keluarkan untuk makan dan minum di sebuah Mall besar di Jakarta?

Sungguh tak rugi MABAR di Dapur Solo

Sebagai gambaran, beberapa hari lalu seorang kawan bikin status, “Ngopi sama Makan Roti Mahal beutt ya” Sambil memposting struk harga dengan nominal lebih dari 70 ribu. 

Sejujurnya saya gak kaget, karena sebagai penikmat kopi, udah paham banget standar harga segelas hot cappuccino di outlet yang berada di mall besar.

Sekarang kalian kaget gak, kalau misal bayarnya cuma 60 ribu tapi dapat makan besar (nasi) dan lauk tengah beraneka macam, plus minum es lemon tea grass dan bonus es campur? Trus kita bisa ngobrol santai sama teman atau keluarga tercinta.

Kalau kalian mau kaget seperti saya, cobain deh menu MABAR di Dapur Solo. Ada MABAR-4 dan MABAR-6, bedanya apa?

MABAR-4 itu porsi untuk 4 orang dan MABAR-6 porsi untuk 6 orang. Tentunya dengan menu yang berbeda.

MABAR-4 dengan harga 220 ribu (belum termasuk pajak) kita udah dapat, nasi putih, es lemon tea grass 4 porsi, satu porsi Ikan Gurami Goreng, Soto Ayam, Oseng Buncis Ayam Pedas, Tempe Goreng Tepung, sambal terong dan bonus 1 porsi es campur solo.

MABAR-6 harga 300 ribu (belum termasuk pajak), menu yang kita dapat, 6 porsi nasi putih dan es lemon tea grass, 1 porsi sop ikan asam pedas, soto ayam, oseng buncis ayam pedas, tempe goreng tepung, sambal tempe dan bonus 2 porsi es campur solo.

Informasi lengkap menu MABAR Dapur Solo

Karena kami datang berlima, buat cari aman kita pesan MABAR-6 dan ternyata ludes tak bersisa. Semua punya jagoan masing-masing ada yang lahap makan soto ayam, ada yang senang oseng buncis ayam pedas dan yang pasti (saya) suka banget sama sop ikan asam pedasnya. Sayangnya saya lupa tanya, ikan apa yang digunakan, apakah patin atau gurami.

Menu MABAR dari Dapur Solo, saya rekomendasikan untuk kalian yang mau buka puasa, meet up atau halal bil halal saat idul fitri atau bisa juga jadi pilihan ketika si mbak masih ada di kampung dan kita lagi malas buat masak di rumah.

Menu MABAR ini akan ada sampai tanggal 15 Mei 2023, jadi masih banyak waktu untuk bisa mendatangi Dapur Solo yang terdekat dari kediaman kalian.

Kalau ada yang mempertanyakan status kehalalan (kurang lebih) 70 menu yang ada di Dapur Solo, jangan khawatir sudah ada sertifikat halal dari MUI dan pihak berwenang lainnya.

Formasi lengkap MABAR-6 Dapur Solo

Managemen Dapur Solo komitmen untuk terus menjaga kehalalan produk mereka, bahkan pihak Dapur Solo tidak segan menghapus menu jika rekanan penyedia bahan makanan tersebut belum bisa memperlihatkan sertifakat halal.

Walau makanan tersebut merupakan best seller, tapi tetap akan di turunkan dari daftar menu seluruh cabang Dapur Solo. Dan ini sudah terjadi terhadap beberapa menu makanan yang terpaksa dihapus dari daftar menu.
Sambal tempe yang pedasnya di luar perkiraan saya, tapi ini enak.

Sekedar informasi tambahan, untuk cabang stand alone store Dapur Solo, bisa di booking untuk acara meeting, ulang tahun, ghatering ataupun resepsi karena memang lokasinya yang memungkinkan. Cabang Dapur Solo yang berkonsep stand alone store ada di Sunter Astra, Matraman, Mampang dan Panglima Polim.

Jadi kapan kita MABAR di Dapur Solo?

Investigasi Isu Kejahatan Lingkungan Perlu Kolaborasi Lembaga


Foto: www.sattoraji.com


Kolaborasi selalu jadi kunci, jika ingin berdaya memberikan hasil optimal yang bermanfaat untuk kepentingan publik. Begitu pun dalam menelusuri dan menyelidiki berbagai permasalahan lingkungan yang bahkan sudah masuk dalam kategori kejahatan lingkungan.


Isu lingkungan dan kejahatan yang menyertainya membutuhkan upaya ekstra untuk pembuktian bukan semata asumsi. Lembaga Environmental Justice Foundation dan Tempo Institute memahami ini dan mengadakan pelatihan investigasi kejahatan lingkungan untuk jurnalis. Hasil upaya ini bukan hanya menghasilkan temuan dari sejumlah jurnalis, namun melahirkan enam champion yang terpilih untuk mempresentasikan hasil risetnya juga menerbitkan buku saku Investigative Journalism Training Manual. 

Presentasi enam champion berlangsung di Auditorium Perpusnas Jakarta Pusat, 20 Maret 2023, mengungkap berbagai isu lingkungan utamanya kejahatan lingkungan yang melibatkan multisektor. Satu dari enam champion adalah jurnalis perempuan Papua.




Menarik untuk menggali lebih jauh adalah penyelidikan di Papua oleh jurnalis Suara Perempuan Papua, Alfonsa Jumkon Wayap. Bagaimana Fonsa menyelidiki isu hutan perempuan di Papua, dengan berbagai kesulitan termasuk budaya yang menempatkan perempuan terbatas aksesnya dalam pencarian informasi, membuatnya harus menemukan strategi jitu yang aman dalam penyelidikan. Social capital menjadi senjata ampuh Fonsa. Berkat keterlibatan aktifnya di berbagai organisasi kemasyarakatan termasuk perkumpulan gereja, Fonsa menjalankan berbagai strategi komunikasi baik interpersonal maupun kelompok untuk bisa menembus masalah lingkungan yang menjadi kegelisahannya. Faktor keamanan menjadi penting dalam menembus sumber informasi. Meski diakuinya, banyak kesulitan menembus sumber informasi utama, pun kekhawatiran menyertai keselamatan diri, Fonsa tak gentar melanjutkan penyelidikan yang katanya belum lengkap dan masih akan terus berlanjut setelah presentasinya di Jakarta.

Bersama Fonsa, Jurnalis Suara Perempuan Papua 



"Waktu sebulan rasanya tidak cukup, saya akan lanjutkan lagi sepulang dari Jakarta," kata Fonsa yang ditemui di sela acara workshop "Championing Environmental Crime Reporting in Indonesia 2021-2023" di Jakarta. 




Kolaborasi lintas lembaga, Tempo.co dan KBR mewakili Media, juga NGO dengan peran yang saling mendukung seperti EJF untuk pendanaan, Auriga Nusantara untuk basis data, dan ICEL untuk sisi hukum dan penegakkannya, menjadi best practice investigasi kejahatan lingkungan. Jurnalis investigasi lingkungan yang menjadi ujung tombak riset ketika dinaungi lembaga dengan skema kolaboratif ini akan lebih terjamin keselamatannya. Penyelidikan isu dan kejahatan lingkungan juga akan lebih berdampak luas, berdasarkan hasil yang lebih komprehensif berkat dukungan berbagai pihak.

Menurut Anton Aprianto, Pemimpin Redaksi Tempo.co, keselamatan jurnalis menjadi penting dan bisa saja penelitian dilakukan sendiri, namun lebih berisiko dan dapat berujung hilangnya nyawa. Proses pencarian data juga menjadi faktor penting lain yang dapat menghambat penyelidikan. Dengan adanya dukungan data dari lembaga berbasis data seperti Auriga misalnya, informasi pendukung investigasi menjadi lebih mudah didapatkan untuk memecahkan masalah. 

Tentu saja, pendanaan dan faktor legal menjadi pendukung krusial dalam invesitasi kejahatan lingkungan. Azizah Nur Hapsari, Senior Campaigne/Project Coordinator EJF mengatakan biaya investigasi kejahatan lingkungan sangat mahal. Meski begitu, lembaga donor seperti EJF berkomitmen memberikan pendanaan untuk penyelidikan kejahatan lingkungan sesuai dengan kebutuhan masing-masing jurnalis investigator.

Publikasi media menjadi kunci dalam penyebaran informasi kepada publik mengenai hasil temuan di lapangan. Meskipun isu lingkungan masih kalah seksi dibandingkan isu viral lainnya di media online utamanya, komitmen untuk mendukung media dalam melakukan investigasi menjadi fokus EJF dalam mengungkap fakta kejahatan lingkungan di Indonesia. 

Faktor lain yang tak kalah urgensinya dalam proses penyelidikan kejahatan lingkungan adalah penegakan hukum. Raynaldo G. Sembiring, Direktur Eksekutif ICEL menjelaskan masa depan investigasi kejahatan lingkungan akan lebih cerah jika ada joint monitoring. Pasalnya temuan media perlu ditindak lanjuti aparat penegak hukum. Sementara regulasi masih bertabrakan dan penyelesaian kejahatan masih bersifat parsial.

ICEL merujuk sistem Naming & Shaming dapat menjadi salah satu cara menegakkan hukum terkait investigasi kejahatan lingkungan. Jika ada temuan media dari hasil investigasi jurnalis tentang kejahatan lingkungan, penyebutan nama pihak yang terlibat utamanya korporasi akan membawa dampak untuk tindak lanjut selain penegakan hukum yang berjalan. Korporasi yang terbukti terlibat dalam kejahatan lingkungan, dengan sistem Naming & Shaming, terekspos namanya ke publik. Dengan begitu, publik dapat mengambil keputusan sebagai bentuk dukungan atas penegakan hukum kejahatan lingkungan, misal dengan tidak membeli produk korporasi tersebut. Pihak perbankan juga bisa bertindak sebagai efek Naming & Shaming ini, dengan tidak menyalurkan kreditnya. 

Langkah kolaboratif inilah yang disarankan bahkan direkomendasikan lembaga media, NGO, dan lembaga hukum untuk mendukung investigasi kejahatan lingkungan oleh aktivis jurnalis. Tujuannya bukan hanya memberikan hasil temuan yang komprehensif, namun utamanya menjaga keselamatan individu penyelidik kejahatan lingkungan.



Kolaborasi Media dan Bloggercrony (BCC Squad) 









Hilangkan Hambatan Perluas Potensi untuk Lingkungan Kerja Inklusif



Lingkungan kerja inklusif untuk Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYMPK) dan disabilitas bertahap terwujud nyata, bukan hanya mimpi, dengan kekuatan kolaborasi. Praktik baik dilakukan dengan upaya seluruh stakeholders dengan semangat yang sama, menghilangkan hambatan memperluas potensi, membangun kepercayaan diri untuk mendapatkan kesempatan berdaya mandiri di lingkungan kerja inklusif, serta tentunya hidup setara tanpa diskriminasi.


Semua pihak punya peran untuk mewujudkan harapan bersama baik OYPMK, disabilitas, komunitas dan yayasan yang mendorong kemandirian difabel, bahkan termasuk perusahaan dalam rangka menerapkan Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. 


UU No 8/2016  meliputi Pemenuhan Kesamaan Kesempatan terhadap Penyandang Disabilitas dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat, Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas, termasuk penyediaan Aksesibilitas dan Akomodasi yang Layak. Pengaturan pelaksanaan dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas bertujuan untuk mewujudkan taraf kehidupan Penyandang Disabilitas yang lebih berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin, serta bermartabat.





Lagi-lagi, pemenuhan hak penyandang disabilitas masih terhambat oleh stigma sosial terutama OYPMK yang meruntuhkan kepercayaan diri karena ketidakpahaman masyarakat mengenai penyakit termasuk penularan. Termasuk minimnya penyuluhan atau edukasi mengenai fakta bahwa kusta tidak semudah itu menular dan dapat disembuhkan dengan pengobatan tepat. 


Melawan stigma menjadi tugas bersama bukan hanya penyandang disabilitas dan komunitasnya, namun masyarakat serta para pelaku usaha. Terlepas dari jerat diskriminasi yang menghambat proses adaptasi difabel di lingkungan inklusi yang sudah mulai tercipta, menjadi perjuangan kolaboratif yang mengandalkan banyak peran, sekecil apa pun itu. Apalagi diskrimimasi masih membawa dampak ketidakmandirian dan terputusnya akses pekerjaan bagi OYMPK. 





Bagaimana pekerja terhubung dengan perusahaan atau para pelaku usaha, dengan praktik baik memperkerjakan OYPMK dan disabilitas, dipaparkan dalam Ruang Publik KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia, dipandu Rizal Wijaya bersama narasumber Abdul Mujib, Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon dan Antony Ginting, Recruitment & Selection Manager HO Alfamart di YouTube Berita KBR


Bagaimana Alfamart menciptakan lingkungan inklusi dalam rangka menjalankan Undang-Undang dengan merekrut pekerja disabilitas, menjadi salah satu aksi nyatanya. Tak tanggung-tanggung, kolaborasi dilakukan dengan yayasan atau sekolah termasuk para akademisi dalam menyusul modul dan metode pelatihan hingga perekrutan yang ramah disabilitas. Melawan stigma dan keraguan akan kemampuan pekerja disabilitas menjadi tantangan awal di internal perusahaan. Namun berjalannya waktu, berbagai tantangan ini dapat dipecahkan, lagi-lagi dengan kolaborasi dan peran semua pihak termasuk pekerja disabilitas yang berupaya untuk menunjukkan kemampuan dirinya mandiri setara.  Antony Ginting mengatakan, pihak Alfamart meyakini pekerja disabilitas mampu beradaptasi dalam lingkungan kerja inklusif. Proses rekrutmen hingga training perusahaan juga dipraktikkan dengan menyesuaikan ragam disabilitas. Modul dan materi training tak ada bedanya namun berbeda di metodenya.


"Teman-teman daksa tidak ada pembedaan dalam proses belajar dan tidak ada kesulitan baik online maupun praktik. Teman-teman rungu wicara punya teknik khusus dalam penyampaian informasi dan praktik disesuaikan metodenya," jelasnya.





Menurutnya, seluruh pihak harus memiliki pemikiran baru bahwa disabilitas mampu dan mempunyai kelebihan khusus yang bisa diarahkan potensinya. Di sisi lain, teman-teman disabilitas jangan pernah takut mencoba menunjukkan kemampuan diri karena lingkungan akan menjadi inklusif juga atas peran teman-teman disabilitas. Tentunya peran perusahaan sekecil apa pun akan memberikan dampak praktik baik inklusi dalam dunia kerja.


Upaya meningkatan pemahaman masyarakat juga tak kalah penting dalam melawan stigma dan diskriminasi. Abdul Mujib mengatakan jika ada kesempatan menyuarakan isu disabilitas, terutama kepada para pelaku usaha, FKDC menggunakannya untuk menjelaskan praktik baik yang sudah sudah dilakukan teman-teman pekerja untuk menurunkan stigma, menambah kepercayaan pelaku usaha, meningkatkan kepercayaan diri teman-teman OYPMK dan Disabilitas untuk tidak ragu dengan kemampuan dirinya.





Kepercayaan diri paling penting dimiliki OYPMK dan disabilitas untuk bisa menciptakan perubahan besar dalam hidupnya. OYPMK perlu menunjukkan dan membuktikan bahwa kusta bisa sembuh dan tidak menularkan. Selain itu, pembekalan kesiapan mental juga menjadi krusial kepada OYPMK dan disabilitas supaya mampu beradaptasi dengan baik saat dihadapkan dengan tantangan dunia kerja inklusi. Termasuk ketika datang kesempatan besar untuk bisa bekerja setara mandiri, teman-teman siap memenuhi berbagai target yang harus dicapai di tempatnya bekerja.

Advokasi dan edukasi inilah yang dilakukan FKDC kepada penyandang disabilitas agar dapat memiliki akses bekerja yang setara untuk mandiri. Dengan berbagai upaya kolaboratif ini, mimpi untuk berdaya mandiri bukan mustahil dapat dirasakan oleh lebih banyak lagi penyandang disabilitas. Meski begitu, pelatihan teknis yang semakin banyak berpihak pada kemandirian disabilitas perlu dibarengi denga pelatihan softskill terutama kompetensi komunikasi untuk disabilitas.


Bagaimana berkomunikasi dengan baik, bersikap dengan rekan kerja, mengejar target pekerjaan, perlu lebih banyak pelatihan softskill terutama untuk teman-teman disabilitas yang belum memiliki pengalaman bekerja.


Mengubah cara pandang, baik dari sisi penyandang disabilitas, masyarakat, dan perusahaan berdampak signifikan dalam menghilangkan hambatan akibat stigma sosial dan diskriminasi, serta dapat membuka lebih banyak peluang terciptanya inklusi dunia kerja. Dari sisi OYPMK dan disabilitas perlu berupaya lebih percaya diri dan yakin dengan potensi dirinya serta terus berusaha menambah keterampilan, sementara masyarakat perlu lebih memahami dan mendapatkan edukasi yang tepat dalam mendorong lingkungan kerja inklusif. Dan yang tak kalah penting, perusahaan dapat memahami pentingnya memberi ruang inklusi, melihat potensi, dan menciptakan lingkungan inklusif bukan hanya dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang namun meyakini upaya ini berdampak positif terhadap perusahaan.




Semoga lebih banyak lagi bertumbuh ruang kolaborasi antara pelaku usaha seperti Alfamart, masyarakat, dan komunitas yang menaungi disalibitas seperti FKDC yang bersama mendorong kesetaraan dan kemandirian bekerja bagi OYMPK dan penyandang disabilitas.





Cari Cuan dengan 2 Skills Ini, Bisa!



Dua tahun terakhir, kalau kita amati, perubahan besar-besaran terjadi di semua sisi kehidupan. Bagi yang mampu beradaptasi dengan perubahan bahkan ikut bertransformasi, bisa bertahan tentu dengan segala daya upayanya.

Budaya kerja yang banyak berubah, dengan segalanya terhubung serba digital, terbukti membuat beberapa pihak tergagap-gagap bahkan menyerah tak sanggup menyesuaikan diri. Bekal untuk bertahan bukan sekadar digital savvy, namun kemampuan beradaptasi dengan cepat dibekali keterampilan yang sudah diprediksi para ahli jadi penyelamatnya. Kata kuncinya, KREATIVITAS!

Saya menemukan kutipan penting ini dari sebuah ebook (Griffiths, Costi, Medlicott, 2022) yang berjudul The Creative Thinking Handbook: Your Step-by-Step Guide to Problem Solving in Business 2nd edition. Dikatakan bahwa The Future Jobs Report 2016 dalam World Economic Forum telah memprediksi bahwa kreativitas merupakan satu dari tiga keterampilan yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja tahun 2020, selain kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dan kemampuan berpikir kritis. 

Bayangkan, prediksinya sudah dibuat tahun 2016 jauh sebelum pandemi melanda. Apa yang terjadi pada 2020 menunjukkan bagaimana akselerasi digital bikin banyak orang terpaksa adaptasi dengan cepat. Paling sederhana saja, ojek pangkalan kalau mau selamatkan ladang rejekinya, ya harus adaptasi menggunakan aplikasi dan mulai mengoperasikan motornya dengan terhubung menjadi driver gojek, kalau enggak ya hanya menunggu rejeki yang kebetulan lewat saat ada orang kehabisan kuota atau gawainya kehabisan batrei dan butuh tumpangan dadakan, itu contoh paling sederhana saja. Belum lagi contoh lain seperti PJJ, webinar, online class, zoom meeting, WFH bahkan WFA.

Apakah berhenti di 2020? Oh tentu tidak! Pada World Economic Forum tahun 2020, kembali disebutkan bahwa kreativitas adalah satu dari lima keterampilan yang perlu ada agar mampu tumbuh dan berkembang lebih optimal pada 2025, yaitu: (1) kemampuan berpikir analisis dan berinovasi; (2) strategi belajar dan pembelajaran aktif; (3) kemampuan penyelesaian masalah yang kompleks; (4) berpikir kritis dan analisis; (5) kreativitas, orisinal, inisiatif. Apakah sudah siap kita menyambut tantangan bekerja di 2025 dengan lima skills ini?


Kreatif, kreativitas, berpikir kreatif berkali-kali disebut sebagai bekal dalam dunia kerja dan bahkan harus dimiliki setiap individu dan perusahaan termasuk organisasi kalau mau tumbuh dan berkembang, dengan tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Kreatif menurut kamus Webster, berkaitan dengan tiga makna yaitu (1) Menciptakan atau mampu menciptakan; (2) Memiliki atau menunjukkan imajinasi dan penemuan artistik atau intelektual (penulisan kreatif); (3) Merangsang imajinasi dan kekuatan inventif.


Kreativitas dan Menulis

Ini pengalaman saya saja sebenarnya, bahwa dua skills bisa jadi bekal cari cuan zaman now. Kalau kita punya lima skills rekomendasi World Economic Forum 2020 (sebenarnya lebih dari lima kalau mau dipecah detilnya ya), lengkaplah kompetensi diri untuk bisa bertahan bahkan bertumbuh pada 2025 mendatang. Namun bagi saya dengan secuplik pengalaman berharga dua tahun pandemi, keterampilan ini bisa datangkan peluang dan cuan. Semakin yakin, ketika dalam riset tugas dan kelas menulis kreatif Anwari Natari (Bang Away) bersama Bloggercrony x LPM Institut UIN Jakarta, menunjukkan bagaimana skills menulis dan kreatif benar-benar bekal penting untuk hidup dan menghidupi diri bahkan keluarga.


Orang kreatif akan selalu bertahan dalam gempuran apa pun. Ini keyakinan sekaligus kenyataan yang saya dapati selama pandemi. Salah satu pekerjaan yang saya dapati di masa pandemi adalah produser webinar. Webinar merupakan hal baru di masa pandemi yang menjadi solusi event untuk para perusahaan atau lembaga agar tetap dapat menjalankan program edukasi, pemasaran, sosialisasi dan komunikasi dengan seluruh stakeholders-nya.

Event organizer yang adaptif, salah satunya yang saya kenal baik adalah Kitatama, berhasil menunjukkan kreativitas dan kemampuannya bertahan di masa pandemi dengan pengelolaan webinar mandiri dan akhirnya berhasil menggaet klien dengan konsep event daring dan hybrid ini. Cerita lain sata dapati di salah satu kesempatan project hybrid talkshow berskala internasional inisiatif perusahaan modest fashion Markamarie. Saya jadi berkenalan dengan tim multimedia sebelumnya adalah videografer dan fotografer wedding yang usahanya terdampak pandemi dengan berbagai keterbatasan gerak. Tim multimedia ini belajar beradaptasi dengan kebutuhan webinar di masa pandemi. Seluruh peralatan video dan foto dialihkan dan bahkan ditambah untuk kebutuhan event hybrid yang mengandalkan teknologi media dan internet.


Dari dua contoh ini, saya bekerja dan menghasilkan cuan bersama orang-orang kreatif lintas generasi. Jika di EO banyak dikerumuni anak-anak muda yang memang digital savvy, lain halnya dengan tim multimedia yang saya salut, karena mereka tak muda lagi namun adaptif, kreatif, dan berhasil berinovasi. Saya dan suami pun beruntung memiliki kreativitas dan dipertemukan semesta dengan lingkungan kreatif sehingga tenaga, ide, keterampilan kami dari pengalaman bekerja sebelumnya di bidang videografi, fotografi, media sosial, internet, event organizer, community development berguna dan berkembang di masa pandemi yang memungkinkan kami berkolaborasi dengan orang-orang kreatif.

Sejujurnya, kreativitas yang terasah dalam menjalankan community development di Komunitas Bloggercrony Indonesia yang saya dan suami jalankan bersama menjadi bekal dari keterampilan ini. Kalau bukan aktivitas daring yang dijalankan mandiri dengan ide-ide merdeka yang kami wujudkan dalam berbagai program, rasanya kreativitas tak punya saluran ekspresinya.

Bertumbuh dan berkembang bersama di komunitas, menurut saya adalah kunci untuk terus mengasah kompetensi. Bahkan tak pernah bosan saya sampaikan di komunitas (dengan kapasitas sebagai pendiri dan pembina), bahwa berkegiatan di komunitas meski tak berorientasi cuan namun menjadi kesempatan untuk mengasah keterampilan, kalau dijalankan maksimal, akan melatih diri memiliki kompetensi yang dibutuhkan di dunia profesional. Cuan akan datang seiring terlatihnya keterampilan dan kompetensi diri, dengan kreativitas yang terasah.

Kalau mengutip perkataan mentor kami, Bang Away, skillset yang dimiliki dengan perpaduan Knowledge, Skills, Attitude menjadi kunci untuk peningkatan kompetensi diri. Jika sudah punya pengetahuan, ditambah keterampilan yang terasah, dan attitude artinya kebisaan yang dimiliki sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian, lengkaplah sudah kemampuan diri menjadi bekal menghadapi tantangan dan peluang apa pun.

Bayangkan ketika latihan yang dilakukan di komunitas, kemudian menjadi skillset, lalu pada waktunya (yang terbaik versi-NYA) mendapatkan kesempatan berkontribusi untuk tujuan mulia (dengan berbagai tantangannya tentunya) dan mendapatkan cuan darinya.

Bekal kreativitas inilah juga yang menurut pengalaman pribadi, menambah kompetensi dan menjadi modal penting ketika mendapatkan kesempatan bekerja untuk komunikasi publik isu nasional penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, sebagai produser webinar dan tim talkshow media (placement) pada tahun 2020-2021.

Satu lagi keterampilan yang sebenarnya masih sangat berkaitan bahkan membutuhkan daya kreatif di dalamnya, yaitu menulis. Keterampilan menulis, apalagi kalau dilatih sebagai attitude misalnya melatih kemampuan menulis dalam berkomentar di media sosial atau membuat caption di postingan foto Instagram, akan menjadi skillset yang membuka banyak kesempatan.

Keterampilan menulis, baik menulis kreatif, menulis ilmiah, pun menulis formal jika dimiliki sekaligus ilmunya terbukti menjadi bekal dalam berbagai urusan yang berpotensi mendapatkan cuan.

Saya berkomunikasi intens dengan ratusan blogger member Bloggercrony, yang menjadi bukti bagaimana kemampuan menulis di blog menjadi sumber cuan yang potensial jika terus diasah dan dikelola dengan semaksimalnya. Tentunya semua hal yang mendatangkan cuan membutuhkan proses dan perjalanan yang tidak pernah bisa instan jika suksesnya ingin jangka panjang. Para penulis dan pengelola blog yang saya kenali sukses dengan kegiatan menulisnya membangun kompetensi dan reputasinya dalam kurun waktu yang tidak sebentar. Konsistensi dan keterampilan yang terus diasah, diiringi kemampuan personal branding yang positif di media sosial, membuat para bloggers bertahan dan bahkan mampu naik level.

Saya mungkin tergolong blogger newbie yang masih belum fokus mengoptimasi blog. Banyak alasan kalau mau dijabarkan, tapi cukuplah saya mengakui bahwa saat ini fokus terpecah antara mengelola blog sendiri dengan berbagai kesempatan dan tanggungjawab menyertai ketika memutuskan membangun komunitas blogger yang usianya menuju delapan tahun pada Februari 2023 mendatang, serta kesempatan-kesempatan yang bergantian menghampiri dalam perjalanannya (yang tak mungkin dialihkan).

Menjadi penulis dan pengelola blog pribadi adalah impian yang saya simpan rapi sejak tahun 2006. Dalam memori saya tersimpan impian suatu waktu saya akan menulis bebas merdeka, memiliki website sendiri, menulis sesuai selera dan permintaan juga (tentunya terbuka untuk paid partnership sebagai cara menghidupi blog itu sendiri), dan memungkinkan saya bekerja menulis di mana saja, kemerdekaan sesungguhnya. Perlahan impian ini saya jalani meski belum seutuhnya memaksimalkan potensi blog dan kemampuan menulis saya. Intinya, saya sedang menjalani impian meski belum sempurna.

Perjalanan menulis saya tidak terbangun begitu saja, diawali sejak usia belia dengan diary bergembok dan notebook warna warni yang isinya curhatan emosi. Keterampilan menulis terasah di tingkat sekolah lanjutan pertama dengan memenangkan kompetisi tingkat DKI Jakarta dari lomba mengarang diadakan Bank Mualamat saat itu, berhadiah uang Rp 50.000 (tahun 1996) dalam bentuk tabungan. Memutuskan kuliah di bidang studi jurnalistik menjadi langkah pasti berkarier di dunia menulis. Pengalaman terasah perlahan hingga karier puncak (bagi saya) diakhiri sendiri sebagai wartawan media online Kompas.com pada 2014. Sejak itu, fokus menulis di blog Kompasiana dan blog pribadi menjadi tujuan hingga akhirnya berbagai model kepenulisan terasah, termasuk ketika akhirnya memutuskan melanjutkan pendidikan pascasarjana dengan tugas menumpuk melatih keterampilan menulis ilmiah (makalah dan mereview jurnal ilmiah).

Belajar dan terus mengasah keterampilan menulis tak pernah sia-sia. Nyatanya, kesempatan bekerja dan mendapatkan cuan dari menulis kembali datang dari relasi pertemanan. Menulis artikel berbasis jurnal ilmiah dan menulis artikel media online yang bikin nostalgia dengan masa-masa jurnalis online, menjadi kesempatan berikutnya yang mendatangkan cuan. Kemampuan menulis selalu ampuh menjadi jalan mencari cuan. Fakta ini yang semakin saya yakini hingga kini, dan bahkan nanti, ketika saya percaya kemampuan menulis ilmiah akan membuka kesempatan lain di bidang riset komunikasi yang sedang saya geluti. Jelas sudah, bagaimana kreativitas dan menulis, bisa jadi kunci cari cuan, kemarin, kini, dan nanti.

Inspirasi lain peluang kepenulisan saya dapati dari seorang peneliti bernama Dr. Min Basadur yang konsisten melakukan riset dan kepenulisan, sejak tahun 1982 hingga saat ini dengan topik berpikir kreatif, problem solving, dan inovasi. Kutipan dari website berbasis riset yang dikembangkan Dr. Basadur menutup artikel ini, semoga menyemangati kita menggali lagi kreativitas menulis yang tak pernah mengenal batasan waktu dan usia.