Singapura 2011: Perjalanan Luar Negeri Perdana

23.25.00 wawaraji 3 Comments



Catatan perjalanan luar negeri saya amat sangat terbatas bahkan nyaris minim pengalaman ketimbang perjalanan domestik. Cap di paspor saya hanya dua, Singapura (dua kali) dan Malaysia (satu kali), itu pun sudah tidak berlaku lagi paspornya dan hingga pandemi COVID-19 melumpuhkan dunia, belum ada kebutuhan mengurus paspor lagi. Tak banyak yang bisa saya bagikan pengalaman dari luar negeri, tapi setidaknya salah satu cerita perjalanan perdana ke Singapura ini masih membekas hingga belasan tahun kemudian.

Perjalanan ke Singapura pun saat itu karena tugas reportase media online tempat saya bekerja, Kompas.com atas undangan Samsung Forum 2011. Tentu saya saja bersemangat sekaligus deg-degan karena bagaimana pun mewakili media nasional, yang mengharuskan saya membawa banyak laporan berita dari ekonomi bisnis, lifestyle termasuk update produk inovasi terbaru Samsung dalam perhelatan pada 7-9 Maret 2011.

Saya tidak akan bercerita tentang pekerjaan kala itu, karena aman terkendali dan semua tugas terselesaikan baik.  Setidaknya saya merasa demikian baik dari respons atasan maupun pihak pengundang.



Selain bekerja, tentu saja perjalanan tugas di Singapura kala itu dibarengi entertainment dari pihak pengundang (meski porsinya tentu lebih banyak bekerja). Selain menginap di hotel paling populer di Singapura kala itu, Marina Bay Sands (apakah ada yang lebih populer saat ini?), saya menikmati seluruh jamuan yang kami terima. Dengan waktu terbatas, fasilitas ter-hits hotel ini (bagi saya) seperti rooftop pool hanya bisa diintip saja. Tak cukup waktu berenang apalagi bersantai dengan view memanjakan mata. 

Saya pun menikmati fasilitas umum di Singapura yang tentunya saat itu tak terbayangkan ada di Indonesia. Jadi, saat menyaksikan bandara Changi, lalu menaiki kereta bandara, lanjut menelusuri jalan utama menuju hotel dengan pemandangan kota yang rapi bersih tertata, buat saya sih pengalaman baru dan beda. 




Saya tidak ingat persis diajak ke mana saja saat itu, tapi dari galeri foto yang masih tersimpan di laptop saya, dan dari ingatan di kepala, kami makan siang di Chijmes yang klasik, menelusuri Singapore Zoo sambil mereview kamera digital Samsung, itu resminya. Saya pun tidak begitu ingat, apakah menelusuri Mustafa Center masuk ke dalam agenda resmi atau keisengan rekan-rekan media yang kompakan ke sana kala itu. 



Jadi, foto-foto Singapura pada 2011 rasanya bisa jadi nostalgia bukan hanya untuk saya, tapi juga yang pernah plesir zaman itu. Entah sepesat apa perkembangannya kini, sejauh mana perubahannya, yang pasti seluruh fasilitas yang saya temui saat itu di negeri seberang sana, sudah bisa dinikmati di Indonesia. Ya kereta bandara, bandara internasional yang bikin betah berlama-lama di dalamnya, serta infrastruktur lain yang makin tertata di negeri sendiri.

Dalam perjalanan perdana ke Singapura untuk urusan pekerjaan ini, setidaknya ada dua memori paling melekat di kepala saya. Pertama, makan siang di Chijmes bersama Yoris Sebastian yang ramah. Kedua, tidak sengaja mencicipi pork (sosis) saat makan siang di tempat liputan. Jelas kesalahannya ada di saya, karena tidak jeli membaca label makanan di meja buffet. Saya sempat makan dan menikmatinya, ketika menyadari tulisan di buffet, entah kenapa kaki saya langsung melangkah ke toilet dan memuntahkannya. Padahal sebelumnya tidak ada rasa mual sedikitpun. Harap maklum, mungkin otak saya sudah terdoktrin sejak belia mana makanan yang boleh diasup mana yang tidak dalam keyakinan saya. Begitu terjadi pelanggaran pribadi, otomatis terjadi penolakan alami dari dalam tubuh. Baiklah, saya harus berhati-hati soal makanan, pikir saya. Tidak terjadi apa pun setelahnya, semua baik dan saya kembali bertugas seperti biasa. Ada-ada saja, tapi ya kalau tidak begitu, tak ada cerita yang bisa dibawa pulang dan saya ceritakan ke orang-orang terdekat bukan?




Pada perjalanan perdana yang terikat agenda padat ini, saya tak banyak menelusuri Singapura surganya belanja. Oleh-oleh dari Mustafa Center sudah cukup. Perjalanan kedua di Singapura, lebih punya banyak cerita karena memang bukan perjalanan dinas melainkan hadiah apresiasi pemenang tulisan terbaik dari perusahaan kosmetik, ini lain lagi ceritanya.

Memaknai perjalanan perdana ke luar negeri, saat itu yang ada di pikiran saya adalah, kita berdiri setara dengan warga dunia. Tanpa kepercayaan diri, rasanya sulit juga memposisikan diri dalam pergaulan dunia. Tak perlu membusungkan dada untuk mendapatkan pengakuan namun juga tidak lantas melemahkan diri. Apalagi sebagai wartawan yang harus mencari informasi, perlu keberanian untuk mencari data dan fakta dengan orang asing sebagai sumber informasinya. 

Saat itu Indonesia belum memiliki fasilitas sebagus Singapura, saya hanya bisa melangitkan harap semoga suatu waktu Indonesia punya. Apa yang dilihat di luar negeri tidak lantas menjadikan saya menjadi pribadi yang melemahkan negeri sendiri. Bersyukur, saya bisa menikmati bolak balik bandara di Indonesia dengan segala perkembangannya. Setidaknya, bangsa kita menyusul, tidak apa tertinggal tapi ada perbaikan sana sini, pada waktunya. Syukurilah, masih diberi kesempatan usia menikmati perbaikan fasilitas di tanah air. 

 

 

 

You Might Also Like

3 comments:

Helena mengatakan...

Whaaa nginep di Marina Bay Sands tapi ga sempat berenang yah. Jadwal kerja yang padat. Eh tapi ke Singapore Zoo itu seruuu! Bagus banget kebun binatangnya. Berasa kita masuk ke hutan. Pasporku pun udah kedaluwarsa saat pandemi. Nunggu ntar aja pas butuh untuk perpanjang.
Sehat-sehat Mbak Wawa. Next ingin ke negara mana?

wawaraji mengatakan...

Iyaaa kaan kolam renangnya wow bgt...tapi apa dayaaaa. Insya Allah next pengen banget ke Saudi Arabia... kota Mekkah dan Madinah, semoga punya kesempatan ke sana, doakan yaaaaa.

fanny_dcatqueen mengatakan...

Waaaaah mba Wawa, senengnya bisa stay di Marina 😄. Pengeeen juga aku, tapi melihat harganya, biasa langsung mundur cantik hahahahahaha. Kecuali kalo tujuannya mau hanimun Ama suami, dan ga mau kluar2 hotel, boleh lah aku pesen. Jadi Bener2 menikmati fasilitas hotel. Tapi selama ini tiap ke singapur, mostly pasti keluar. Jadi sayang aja kalo stay di hotel mahal bayar sendiri 🤣.


Akupun ke LN pertama kali itu singapur mba. Tapi masih kls 5 SD, dan bareng keluarga. Masih Inget banget, masih harus bayar fiskal zaman itu 😄. Tapi jujur pengalaman pertama kali aku ga begitu inget. Cuma tahu kalo diajak shopping di lucky plaza hahahahah