Mini Camper Pemula Safari Nusantara Duoraji

11.00.00 wawaraji 2 Comments

mini camper SND puncak halimun
Mini Camper SND di Puncak Halimun


Pandemi COVID-19 benar-benar mengubah banyak sisi hidup saya dan pasangan, sebut kami Duoraji. Hampir dua tahun sudah, pandemi menghantam warga dunia, tanpa kecuali. Jadi kalau soal adaptasi kebiasaan baru, hantaman lahir batin kesehatan dan ekonomi, perubahan kebiasaan besar-besaran baik yang dampaknya positif maupun negatif, kita tidak ada bedanya, meski mungkin tingkatannya enggak selalu sama.

Sesusahnya kita, masih banyak yang lebih susah, semudahnya pun kita hidup tanpa banyak drama di pandemi ini, masih ada langit di atas langit, mungkin masih banyak juga yang hidupnya terasa normal tanpa beban berarti di pandemi ini. Apa pun itu, pelajaran penting dari pandemi adalah, merasa cukup dan fokus pada rasa syukur masih bisa hidup serta menikmati sisa hidup sampai detik ini.

Jauh sebelum akhirnya Duoraji kebagian giliran terkonfirmasi positif COVID-19 pada pertengahan Juli 2021, jauh sebelum kami nonton film biopic penerang jiwa yang bikin nangis parah "Clouds", tepatnya sejak anak semata wayang kami meninggal dunia di usia balita, kami melanjutkan anugerah hidup dengan berusaha menelusuri jalan kewarasan jiwa, merdeka jiwa, menikmati hidup dengan apa pun kondisi yang semesta gariskan untuk Duoraji. Semakin menjadi di masa pandemi, terutama setelah akhirnya kami yang sudah vaksin COVID-19 dua kali suntik dan taat prokes bahkan jadi satgas keluarga serta komunitas, pada akhirnya menepi memberi jeda untuk diri, isolasi 14 hari dengan coronavirus bersarang di tubuh kami.

Kami selamat, gejala ringan, isoman aman, sembuh, terkonfirmasi secara medis kondisi fisik saya dalam status aman. Hidup pasca COVID-19 seperti diingatkan lagi jalan terang dalam kesunyian, dengan diberikan ketenangan, kenikmatan, dan lebih menikmati kehidupan, yang mungkin berbeda jalan dengan orang kebanyakan.

mini camper SND parkir masjid Attaawun Puncak
Mini Camper SND Parkir Masjid Attaawun Puncak Jawa Barat, Indonesia 



Pengalaman batin ini menjadi pemantik kenapa akhirnya Safari Nusantara Duoraji dengan mini camper Ayang Dayu (Agya Kesayangan Dahayu), terwujud tepat 17 Agustus 2021. Inilah cara Duoraji merdeka jiwa, ikhtiar waras lahir batin, menikmati hidup tanpa harus menunggu sekarat untuk memerdekakan jiwa, dengan kondisi apa pun segala kekurangannya, kesehatan dan ekonomi. Kami ingin bahagia tanpa beban standar hidup orang lain.

Duoraji menemukan bahagia dari Mini Camper bersama Ayang Dayu, mencari parkiran di perbukitan, lembah, atau tepian sungai. Cukup lima hari dalam sebulan menyediakan waktu bersafari, menikmati udara segar di 1-2 destinasi mensyukuri hidup di alam Indonesia Raya. Seperti SND Hari ke-1 sd 5 bersafari di tiga titik di Bogor Jawa Barat: Parkir Masjid Attaawun Puncak, Tumbuhejo, Puncak Halimun. Berlanjut SND Hari ke-6 sd 7 di Cibuluh, Bogor, Jawa Barat Indonesia.

Jika tiba waktunya nanti, tunggu Duoraji di kota lain, bersafari menelusuri Wonderland Indonesia. Menunggu waktu dan segalanya lebih stabil di masa pandemi atau sudah menjadi endemi kah? Impian berkendara keliling nusantara sudah tersimpan lama dengan rapi di benak kami, hanya saja belum berani mewujudkannya. Pandemi memang mengubah segalanya, apalagi bagi penyintas COVID-19 yang punya pengalaman batin tersendiri. Bisa hidup sehat itu anugerah, dan mungkin sudah waktunya kini, bertahap merajut silaturahmi  melalui mini camper. 

Sebutlah kami mini camper pemula karena memang mengawali segalanya dari satu modal utama, mobil pribadi dengan pengendara sang juara ya suami tercinta. Tanpa perencanaan terlalu seksama seperti yang selalu saya lakukan setiap kali akan melakukan sesuatu, mini camper SND berjalan apa adanya, instan dan tanpa banyak pertimbangan. Lakukan saja dengan apa yang kami punya. Justru dari perjalanan lima hari pertama, kami mulai merinci kebutuhan dengan segala kekurangan yang sebenarnya enggak terlalu mendesak. Artinya, jika pun segala keperluan itu belum bisa terpenuhi, SND tetap akan berjalan normal saja hanya memang belum ideal. Tanpa membebani diri apalagi berambisi, kami menikmati saja semesta bekerja. Begitulah kalau melakukan sesuatu dengan bahagia dan tenang-tenang saja, semesta menunjukkan keajaibannya. Setelah 40 hari, Satto menyiapkan alas kasur dari kayu packaging mesin kopi, pemberian teman baik di kedai kopi langganan, thanks mas Acho! Berlanjut merapikan mobil dan segala perlengkapan yang dibutuhkan. Kurang dari 2 bulan (40 hari ditambah beberapa hari berikutnya) berbagai wish list mini camper, ajaibnya, terpenuhi. SND punya tenda, dua kursi lipat, flysheet, carrier, nesting, sampai gorden yang meskipun belum terpasang setidaknya sudah siap menutupi jendela mobil demi privasi saat tidur di dalam mobil saat camping. Saat ini SND sedang melengkapi roofrack supaya penataan barang di dalam mobil dalam posisi berkendara, lebih nyaman dan aman. Semoga semesta merestui. 


Mini Camper SND Tumbuhejo Sentul Bogor, Jawa Barat, Indonesia 

mini camper SND puncak halimun



Sempat terpikir oleh kami, bisa jadi mini camper ini masa percobaan untuk campervanlife hidup masa depan Duoraji. Keinginan memiliki rumah mini konsep RISHA masih ada, dan mungkin akan berwujud bentuknya berdiri di lahan milik orangtua. Entahlah, pasangan yang belum punya anak (lagi) setelah 3 kehamilan yang sudah berlalu, menemukan bahagia bersafari, tanpa batas ruang dan waktu, memelihara hubungan dengan alam raya, berkenalan dengan orang baru tempat kami singgah sementara. Bukankah hidup memang hanya persinggahan saja?

Menjadi berbeda memang tak selalu mudah, namun kami menemukan tenang bahagia karenanya. Hidup bukan soal membandingkan diri, saling mendahului, apalagi menetapkan standar orang lain ke diri sendiri. Mungkin ini pesan semesta yang sedang diberikan kepada Duoraji melalui SND. 

Nanti lagi, lanjut cerita 4 titik destinasi SND dalam 7 hari. Bersiap untuk nanti melanjutkan safari menambah jumlah hari perjalanan Duoraji. Selamat menikmati sisa hari, jangan lupa seruput kopi atau teh. 




You Might Also Like

2 comments:

Juwita mengatakan...

Masya Allah

Aamiin
..keren ceritanya mbak ...jadi pingin ber Camper ria juga deh

wawaraji mengatakan...

Kak Juwita yuk ketemu di mana kita? hahaha