Vote! 2 Bandara di Indonesia Berbenah untuk Naik Peringkat “Skytrax”

10.00.00 wawaraji 9 Comments


Coba sebutkan berapa BANDARA INTERNASIONAL  (beda negara) yang pernah kamu datangi? Apa bedanya berada di satu bandara dengan lainnya? Adakah dampak dari kualitas fasilitas bandara kepada Anda sebagai pelancong?

Tahan dulu jawabannya, saya mulai ya. Pengalaman saya sih memang belum seberapa menjelajah bandara beda negara. Baru sempat menjelajahi tiga bandara internasional beda negara. CHANGI Singapura, yang sudah dua kali saya singgahi, untuk dua kali perjalanan hadiah liburan. Lalu KLIA 1 Kuala Lumpur untuk perjalanan pekerjaan, dan tentu saja Soekarno-Hatta atau CGK selain bandara internasional lainnya seperti Ngurah Rai Denpasar Bali dan Kualanamu (KNO) Medan yang pernah saya singgahi.

Jujur, saya sih terkesima dengan Changi dan KLIA, bukan karena euforia berada di luar negeri. Berada di bandara di negeri orang tapi saya enggak merasa kebingungan, itu kelebihan yang paling saya rasakan. Fasilitas di sana pun jauh lebih lengkap dan belum ada di Indonesia, seperti kereta cepat, untuk pindah dari satu terminal ke terminal berikutnya, namun kita tidak dibuat kebingungan. Dan yang paling saya rasakan membantu adalah tanda petunjuk arah dan petunjuk fasilitas, signed istilahnya, yang jelas dan lengkap.

KLIA 1 Kuala Lumpur


Signed di KLIA dan Changi lengkap, informatif, dan mudah dilihat alias eye catching. Tak perlu bertanya ke petugas hanya dengan membaca signed saja sudah cukup jelas saya mau ke mana, arahnya ke mana, jelas.Menurut saya, untuk orang asing, signed inilah yang paling penting. Jadi kita enggak kebingungan di tempat asing.

Fasilitas lain yang bikin betah adalah air minum gratis, tempat makan dan belanja oleh-oleh yang tertata rapi dan bikin nyaman. Saya memang awalnya menemukan semua fasilitas sederhana itu di Singapura dan Kuala Lumpur. 

Lalu saya ingat, sepertinya di Indonesia saya pernah menemukan kenyamanan serupa. Bandara Ngurah Rai Denpasar adalah bandara favorit saya karena memang saya cinta sekali dengan Bali. Terakhir ke Bali, November 2016 lalu saya menemukan banyak perubahan di Ngurah Rai. Banyak sekali perubahannya, yang paling saya rasakan sih area makan dan belanja sudah ditata lebih representatif untuk bandara internasional.

Saya juga pernah ke Kualanamu Medan, tapi sudah lama sekali lebih dari tiga tahun lalu. Saat itu saya sudah merasakan perbedaan signifikan bandara internasional di Medan ini. Beda nuansanya dan fasilitasnya dibandingkan Soetta. Kalau bicara Soetta, saya belum melihat banyak perbedaan atau barangkali saya kurang jeli memperhatikan. Yang pasti saya belum pernah menjelajah Terminal 3 yang katanya megah.

Sampai akhirnya saya berkesempatan bertemu langsung dengan para pengelola bandara, Angkasa Pura II yang salah satu tugasnya terus meningkatkan kualitas bandara. Di sinilah saya mendapatkan banyak sekali insight. Saya juga baru tahu bahwa ada tolak ukur dalam menilai kualitas bandara, dengan banyak kriterianya. Informasi yang saya dapatkan dari beberapa narasumber, salah satunya Robby Saputra, Airport Service Customer Care Manager AP II.

Robby Saputra, Airport Service Customer Care Manager Angkasa Pura II


Dari para narsumber AP II saya jadi belajar bandara juga ada peringkatnya. Lantas apa pentingnya peringkat dan penilaian oleh lembaga survei internasional dan independen, Skytrax ini? Ternyata peringkat bandara banyak dampaknya. Multiplier effect kalau dalam istilah ekonomi. 

Ketika sebuah bandara memiliki fasilitas lengkap, penumpang pesawat merasa nyaman, maka dia akan berlama-lama di bandara. Setidaknya bisa makan minum lebih sering, tak perlu keluar dari bandara. Bahkan boleh jadi belanja. Ya, belanja. Saya ingat betul saat pernah ke Singapura, ada teman titip membelikan sejumlah barang dan semua dengan mudahnya saya beli di bandara Changi, tanpa khawatir harganya mahal dan duty free pula. Jadi, titipan barang teman enggak jadi beban, malah senang bisa bawakan oleh-oleh titipan, yang dibeli pakai uang teman pula yang menitip barang.

Bayangkan kalau aktivitas ribuan penumpang pesawat sudah bisa dipenuhi di bandara, betapa banyak transaksi terjadi setiap harinya. Bahkan adanya wifi yang bikin penumpang betah menunggu waktu terbang, juga bisa berdampak luas. Dengan betah di dalam bandara, menggunakan free wifi, maka kemungkinan dia belanja baik makan, minum, dan lain-lain akan semakin besar. Roda ekonomi berputar kencang di dalam bandara, dan ini saling menguntungkan banyak pihak tentunya. Semakin pesat pertumbuhan ekonomi, maka tenaga kerja juga terserap lebih banyak. Peluang kerja terbuka lebih lebar. Banyak orang yang bisa berdaya dengan adanya transaksi di dalam bandara dengan berbagai fasilitasnya.

Sampai di sini saya jadi paham, ternyata ranking bandara luas dampaknya. Lalu di mana posisi Indonesia? Data Skytrax 2016, Indonesia peringkat 63, tertulis Jakarta International Airport.

Indonesia ranking 63


Namun, untuk menjawab  lebih lengkap pertanyaan ini, sebenarnya kembali kepada kesadaran kita membantu pihak-pihak yang memang tugasnya membenahi bandara internasional di Indonesia, dalam hal ini Angkasa Pura II (AP II). AP II sudah menjalankan tugasnya, memperbaiki banyak fasilitas di bandara.

Penurunan peringkat terkait pembangunan terminal baru dan daya tampung terminal lama yang semakin menua



Apa saja pembenahan di bandara internasional Indonesia? Ini fakta pembenahan di CGK (Tangerang) dan KNO (Medan):

Free Wifi terus ditingkatkan mulai Terminal 1 (69 titik akses), Teminal 2 (104 titik akses), Terminal 3 (105 titik akses) dengan kecepatan 50 Mbps (terminal 3).

Smart Apps bisa diakses di www.soekarnohatta-airport.co.id antara lain fasilitas digital untuk antrian taksi, dan smart parking system.

Menambah 1000 troli di area transit, tahu enggak kalau harga troli itu enggak murah alias butuh investasi besar loh untuk menambah fasilitas yang terkesan sederhana tapi banyak manfaatnya ini.

Menambah kursi 728 unit untuk kursi tiga dan 248 unit untuk kursi empat, bayangkan kalau bandara sebagus apa pun kalau minim fasilitas tempat duduk, penumpang jadi enggak nyaman.

Menambah 6 unit Segway i2SE dan 10 unit Ninebot Mini, nah ini untuk kebutuhan petugas bandara.

Menambah FIDS, untuk memberikan informasi jadwal penerbangan lebih lengkap dan jelas.

Smart Toilet Feedback, nah ini termasuk pengembangan fasilitas digital untuk mendapatkan feedback dari pengguna fasilitas bandara.

Signed lebih terang dan besar ukurannya, serta lebih tersebar merata. Ini penting untuk penumpang.

Ruang hijau di dalam bandara untuk memberikan nuansa lebih segar dan bikin nyaman penumpang

Sky Train (Automated People Mover System/AMPS) nah kalau ini AP II menargetkan proyek tuntas 11 Agustus 2017

Kereta bandara yang masih dalam proses pembangunan

Free charging, rest area, shower room, playground, air minum gratis adalah sejumlah fasilitas tambahan di KNO yang bikin penumpang betah di bandara.

Signed harus besar dan jelas 

Sumber: Angkasa Pura II

Sumber: Angkasa Pura II

Lalu, apakah cukup upaya itu? Mungkin cukup, namun akan lebih berdampak kalau kita sebagai konsumen juga turut andil. Sejak November 2016 AP II sudah mengenalkan CGK dan KNO sebagai world’s best airport. Untuk mendukung upaya ini, memberikan suara untuk Skytrax World Airport Award ternyata menjadi salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan.  

Caranya, luangkan waktu dengan hati senang untuk menjawab 50 pertanyaan. Ya, memang ada 50 pertanyaan per kategori yang harus dijawab, sebagai bentuk kepedulian dan dukungan penumpang pesawat kepada bandara yang menjadi pintu keluar masuk perjalanan lintas kota dan negara.


Tapi apa sih sebenarnya Skytrax World Airport Awards itu? Ini adalah ajang penghargaan prestisius dalam industri airport, berdasarkan voting penumpang dunia. Ajang ini diadakan lembaga survei independen level dunia, berdasarkan 13,25 juta  voters berdasarkan kuesioner survei bandara, melibatkan 106 negara, selama periode survei berlangsung pada Juni 2015 – Februari 2016.

Survei  ini mencakup 550 bandara di seluruh dunia, yang menilai berbagai kriteria bandara total 39 aspek mulai dari check-in, kedatangan, transit, belanja, keamanan, imigrasi. World Airport Awards yang juga dikenal dengan Passengers Choice Awards menjadi tolak ukur dunia terkait kualitas suatu bandara.

Empat tahun berturut-turut sejak 2013, Changi selalu menjadi pemenang World’s Best Airport ini.

Nah, kita bisa jadi bagian dari ajang penghargaan dunia untuk mengukur kualitas bandara ini. Setidaknya membantu bandara internasional Indonesia ada di peringkat 50 sesuai target AP II untuk World’s Best Airport Voting 2017. 

Untuk voting bisa akses ini:
http://www.worldairportawards.com/main/airport_survey.html

Suara kita bisa bantu kualitas bandara internasional di Indonesia mendapat pengakuan dunia. Yuk, Vote! untuk bandara internasional di Indonesia lebih baik.


 
Angkasa Pura II

You Might Also Like

9 comments:

Lisna Dwi Ardhini mengatakan...

Kusudah vote. Berharap banget bandara di Indonesia semakin bagus dengan fasilitas dan keamanan yang mumpuni.

Wawaraji mengatakan...

Iyaaah semoga ya mbak. Pembangunan terus jalan kok tuh. Semoga aja makin kecehhhh bandara kita. Pelan2 diwujudkan.

Unknown mengatakan...

Aku pun sudah vote. Ayo vote bandara Indonesia

wawaraji mengatakan...

biar Changi lewaaaat ya mbak Tari hihi amin ajah dah

Hayu ah kita vote. Saya sendiri tahunya bandara Indonesia aja. Soalnya belum pernah keluar hehehe.

Wah saya baru tau tolak ukur kualitas bandara seperti ini.
Dan saya baru pernah datang di Soetta. Dan akan memvote bandara soetta dari segi kaca mata anak muda, karena soetta sekarang juga menurut saya nyaman dan instagramable banget untuk berfoto di dalam terminal terutama terminal 3 yang luas. :D

wawaraji mengatakan...

Hayuk ceu Lis...vote vote!

Hai salam kenal Kerajinan Tangan Blogger...iyaaah aku pun baru tau setelah ketemu sm AP II, dan bener kita terus berbenah kok supaya warga dunia nyaman yaah ke Indonesia, hayuk ah vote, ikuti aja caranya yaaah

Thanks udah mampir yah

Raja Sinopsis mengatakan...

War biasah, blogger satu ini. Saya terkesima dengan gaya tulisan mbak wawaraji. Cukup panjang, komprehensif, dan menjelaskan tentang semua poin by poin. Salam kenal!

Suciati Cristina mengatakan...

Mba, aku baru tau Indonesia peringkat 63.. mau vote habis ini. Lagi gempar kasus pilot yaa mba, moga ngga terjadi lagi. Meresahkan banget.. salam kenal mba Wawa :)