Camping Ground di Sentul yang Ngangeni

12.35.00 wawaraji 2 Comments





Agustus 2021 jadi langkah pertama Safari Nusantara Duoraji atau SND, nama untuk sebuah perjalanan camping di mobil city car (mikro campervan), diciptakan oleh pasangan menikah (tanpa anak) sebagai manifestasi awal impian menelusuri alam dan budaya Indonesia. Seperti bayi yang memulai langkah pertama, masih belajar dan belum sempurna. Meski begitu entah kenapa, Duoraji yakin pilihan rekreasi ini seperti makin nyata nyamannya. Mungkin nanti menjadi pilihan hidup nomaden, entahlah lihat saja.


Sebagai langkah awal, terutama untuk saya yang enggak berpengalaman camping apalagi mendaki gunung, destinasi perdana tentunya yang mudah untuk adaptasi. Lain lagi bagi suami, Satto Raji yang punya nyali anak gunung meski jarang mendaki juga sebenarnya, konsep campingnya tentu lebih ekstrem. Saking cintanya sama istri, Satto rela turunkan levelnya demi saya yang masih belajar camping. 


Perjalanan yang selalu diawali dengan riset dan komunikasi dengan penyedia jasa camping yang masuk daftar tujuan, bermula di Tumbuhejo Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. 





Destinasi dan fasilitas Tumbuhejo cocok untuk pemula dan atau penggemar camping yang mencari lokasi ramah keluarga. Tumbuhejo menjadi camping ground yang tepat untuk orangtua atau keluarga mengenalkan aktivitas outdoor menyatu dengan alam kepada anak-anak. Bahkan untuk individu yang kurang berminat camping, lebih suka nyaman staycation di hotel atau minimal refreshing di villa, Tumbuhejo menurut saya masih sangat nyaman. 


Jalan menuju Tumbuhejo cukup menantang. Kalau pernah berkunjung ke Gunung Pancar Sentul mungkin akan terbayang di kepala seperti apa rutenya. Lokasi Tumbuhejo memang tidak begitu jauh dari Gunung Pancar sekitar 15 menit berkendara roda empat jika jalanan sepi. Perjalanan bisa terhambat (lebih lama) jika sepanjang rute ada kegiatan warga atau arus kendaraan sedang padat. Maklum, wilayah ini sebenarnya pemukiman warga Babakan Madang Kab. Bogor, rumah tinggal di kanan kiri jalan sebagian tanpa pagar sangat dekat jaraknya dengan tepi jalan utama. Lebar jalan juga pas-pasan untuk dua arah mobil ukuran standar. Untuk mobil berbadan lebar menurut saya sih agak perlu usaha lebih atau butuh pengendara yang mahir dan sabar ya melewati jalanan ini. 


Memasuki Tumbuhejo dari jalan utama, cukup berkelok dengan jalan berbatu, kanan kiri pepohonan dan cukup satu mobil saja. Setidaknya ada sensasi tersendiri untuk menuju parkiran utama. Sampai di sini, perjalanan menuju camping ground membawa kesenangan dan ngangeni. Lumayan untuk ganti suasana dari rutinitas harian di pinggiran ibukota ke kawasan perbukitan dengan pohon pinus dan cemara kanan dan kiri jalan. 


Setibanya di parkiran utama, kalau mau uji kemampuan menyetir di lahan berbatu, bisa lanjut ke parkir bagian atas. Supaya aman, sebaiknya seluruh penumpang turun di parkiran bawah berjalan kaki ke atas, mobil dikendarai supir saja untuk bisa parkir di bagian atas satu level dengan cafe Tumbuhejo. 





Mobil terparkir aman, barang bawaan bisa mulai diturunkan satu per satu, untuk dipindahkan ke lokasi yang kita pilih. Hampir semua titik butuh pendakian. Semakin tinggi pendakian semakin memuaskan pemandangannya. Area camping dengan tenda atau campervan paling dekat dari parkiran atas. Titik kedua terdekat, glamping di tenda seperti kabin. Kedua titik ini menggunakan kamar mandi bersama di bagian atas. Jadi harus naik tangga lagi untuk mandi. Lumayan kan? 


Semakin mendaki tangga berbatu, semakin menyepi dan cocok bagi yang menyukai privasi. Villa dengan konsep camping (kabin/barak) berada di bagian atas kawasan Tumbuhejo. Villa dengan private pool berkapasitas 15 orang berada di level berikutnya. Di atas villa berkolam renang ini terdapat tiga villa yang menawarkan best view perbukitan. 





Duoraji memilih Tumbuhejo sebagai destinasi perdana SND. Perjalanan perdana yang membawa pulang cerita mengesankan. Jeda sembilan bulan, kami kembali membawa keluarga dan anak-anak. Dua perjalanan berbeda gaya ini meninggalkan kesan hangat yang ngangeni. 


Pertama kali bermalam di Tumbuhejo, Duoraji memilih campervan. Kami bahkan belum punya tenda. Satto memodifikasi mobil yang bikin kami bisa tidur beralaskan kasur dengan kayu penyangga di bagian bawahnya. Micro campervan kami bilang, tidur di mobil di alam terbuka, membawa kompor bahkan alat memasak masih pinjam dari Tumbuhejo saat itu. Safari yang nekad dan menyenangkan dengan segala kekurangan dan kesederhanaannya. Untuk menyewa lahan parkir dan berkemah di mobil, saat itu kami bayar Rp 150.000 untuk semalam. Buat pemula seperti saya, fasilitas Tumbuhejo memudahkan adaptasi suasana camping.  Kamar mandi dengan water heater dan toilet duduk, kebersihan yang terjaga baik, bikin betah dan nyaman. Fasilitas MCK yang sama juga berlaku untuk area glamping (tenda kabin). Air dan listrik tersedia baik di area ini. Soal sinyal nah ini memang kendala di area camping mana pun. Agak sulit untuk bekerja online dengan jaringan stabil di sini. Jadi, kalau mencari tempat camping yang memungkinkan Work From Anywhere, jangan terlalu berharap banyak ya. Memang lebih baik manfaatkan waktu untuk menepi menyepi rehat di sini. 


Kali kedua ke Tumbuhejo (Mei 2022) kami memilih villa dengan private pool. Maklum, keluarga punya selera berbeda dengan kami yang hobi bersusah payah camping. Kolam renang jadi fasilitas andalannya, terasa sekali privasinya serasa milik sendiri. Selebihnya sederhana namun lengkap untuk plesiran keluarga. Biayanya Rp 2.550.000 per malam di luar parkir dan makanan ya.


Villa berkonsep kabin di bagian bawah ruang keluarga dengan fasilitas TV, dispenser beserta galon air yang disediakan galon cadangan, magic com, lemari es kecil, dan kamar mandi dengan water heater dan toilet duduk. Kamar mandinya cukup luas dan bersih. Dapur di area terbuka dengan alat masak lengkap bahkan gas dan sabun cuci piring semua tersedia. Ruang makan ooutdoor terletak di sisi samping kabin dengan kursi meja kayu. Makan dengan pemandangan pepohonan hijau dan kolam renang bikin berselera menyantap apa saja yang tersaji di meja. Keluarga memutuskan membawa bahan makanan sendiri, menanak nasi sendiri, memasak lauk dan barbeque pada malam hari. Lengkap, nikmat, sederhana dan terasa kebersamaannya. 






Private pool di depan kabin membuat kami betah dan enggak ingin beranjak ke mana mana. Padahal area Tumbuhejo berhektar-hektar luasnya. Kalau suka hiking sebenarnya bisa menelusuri perbukitan, perkampungan warga bahkan bisa berjalan kaki ke Gunung Pancar bahkan curug di wilayah Sentul. Namun kami memilih berenang, makan, berenang, nyanyi diiringi gitar, karaoke dan ngobrol di pinggir kolam. Tentunya foto-foto dengan view pepohonan dan kolam renang serta kerlap kerlip lampu yang memantul ke kolam, sesi foto makin menyenangkan. 


Menginap semalam di Tumbuhejo Camping Ground, tendaan atau bermalam di villa, bikin bahagia yang mengesankan. Jadi, ketika pulang, rasa yang muncul kemudian adalah kangen untuk mengulangi menyenangkan hati dengan kesayangan, di Tumbuhejo. 


Tangerang, Mei 2022




You Might Also Like

2 comments:

Seruuu banget mbaa 😍👍. Aku tuh udah beberapa kali planning mau nyobain camping Ama anak2 dan suami. Selama ini kami rutin traveling tapi blm pernah nyobain yang camping ala2 gini. Boro2 yang nginep di tenda beneran 🤣. Padahal pengen juga ngenalin anak2 supaya bisa menyatu Ama alam. Ga stay di hotel Mulu.

Bagus nih tempatnya mba, apalagi ga jauh dari Jakarta. Ntr mau aku cek2 dulu juga ah, sekalian bikin plan kesana :)

wawaraji mengatakan...

Ayoo coba camping, kenalan dl aja, kalau menurutku Tumbuhejo ini tempat tepat utk kenalan camping keluarga, pelan2 aja prosesnya dan bs milih mau di kabin "glamping" atau villa.. oya kalau glamping 500-600rb utk 4-5 org. Semoga segera terwujud yaaa