Gejala Diabetes Anak Cegah dengan Rumus 5210

19.39.00 wawaraji 4 Comments



Penyakit kencing manis atau Diabetes Melitus (DM) kerapkali dianggap penyakit orang tua atau orang dewasa. Faktanya, anak bayi hingga usia 18 tahun juga bisa terkena diabetes. Mengenali gejalanya bisa menjadi salah satu antisipasi, segera periksa kadar gula darah anak jika curiga anak terkenda DM.

Gejala DM Pada Anak:
Banyak makan Anak dengan DM akan merasa lapar terus menerus. Rasa lapar ini didorong jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah jadi energi.
Banyak minum Anak sering merasa haus dan minum terus menerus karena tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin sehingga tubuh dehidrasi.
Banyak kencing dan mengompol Karena sering haus dan minum, sementara tubuh tidak mampu menyerap cairan dengan baik, Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil. Kondisi ini cenderung tidak normal termasuk di malam hari bahkan bisa mengompol padahal usianya sudah terbilang lewat dari masa mengompol.
Penurunan berat badan drastis dalam 2-6 minggu Anak sering minta makan dan makan banyak namun tubuh tidak bertambah gemuk. Anak justru kehilangan berat badan dalam jumlah signifikan. Ini diakibatkan tubuh tidak mampu menyerap gula darah sehingga jaringan otot dan lemak menyusut.
Kelelahan dan mudah marah Anak mudah lelah karena kurang energi akibat tubuh tidak mampu menyerap gula dari makanan. Dampaknya pada perubahan emosi anak menjadi lebih cepat marah dan murung.
Tanda darurat Jika mengalami semua gejala di atas, waspadai juga jika anak sesak nafas, dehidrasi, syok. 



Perlu dipahami bahwa DM memang tidak bisa disembuhkan namun DM bukan penyakit menular dan dengan perawatan tepat, pengidap DM bisa hidup optimal. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan 700 persen selama jangka waktu 10 tahun. '

Dr dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI mengatakan riset kesehatan di Indonesia masih terbilang minim. Angka kejadian belum menunjukkan fakta realnya. Ia menyebutkan salah satu data pada tahun 2013, riset anak usia SD di Menteng Jakarta Pusat, bahwa dari 92 anak,sekitar 38% atau 35 orang anak resistensi insulin atau kondisinya pre-diabetes. 

Menurutnya, mengetahui anak mengidap diabetes bak kiamat kecil. Ada keluarga yang berhasil bertahan menghadapinya dan mengoptimalkan hidup anak. Namun ada juga keluarga yang tak mampu bertahan berujung pada perpisahan orangtua. Kekuatan keluarga dalam menghadapi anak dengan diabetes akan berdampak pada proses perawatan dan keberlangsungan hidup anak secara optimal. 

Meski begitu, mencegah tetap lebih baik. Memahami penyakit, melakukan tindakan preventif tetap lebih baik. Edukasi terus menerus menjadi tanggungjawab bersama bukan hanya pemerintah. 

dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI bahkan berharap edukasi dilakukan oleh media dan blogger. Pasalnya, informasi yang disampaikan melalui media lebih bisa mengena kepada masyarakat, beda kalau regulator yang menyampaikan pesan kesehatan. 

Sebagai pencegahan, dr Aman mengajak masyarakat mengubah perilaku sehat di rumah cegah diabetes. 

Rumus 5210 Cegah Diabetes:
5x makan buah sayur
2 jam waktu maksimal duduk di luar duduk di kendaraan
1x olahraga per hari min 30 menit
0 atau no sugar no added sugar no energy drink 

Foto: Inke Maris Associate (IMA)


ANAK HIDUP OPTIMAL Ketika anak terdiagnosa diabetes, tak ada pilihan selain menerima takdir dan keluarga saling menguatkan menjalankan hidup optimal. Kisah penyintas DM Tipe 1, Fulki Baharuddin Prihandoko (12 tahun), putra bungsu dari Aisyah dan Konang Prihandoko membuktikan bagaimana anak penyintas DM bisa hidup optimal. 

Fulki dinyatakan mengidap DM pada usia 9 tahun dengan kondisi gula darah mencapai 750. Dengan penerimaan tepat baik Fulki dan terutama keluarga, anak lelaki yang aktif di sekolah ini menjalankan perawatan maksimal untuk hidup optimal. 

Kebersamaan dan kekompakan keluarga untuk memberikan perawatan terbaik, membantu Fulki menjalani rutinitas berbeda dari anak lainnya. Ketika beraktivitas di sekolah atau di luar rumah, Fulki harus menyuntik insulin ke tubuhnya, tanpa bantuan orangtua. Pola makan pun teratur dan disiplin menyesuaikan kebutuhan kalori harian. 

Fulki yang hidup dengan diabetes menjadi penyintas yang membuktikan bahwa penyakit tak menghalanginya menjalankan aktivitas yang sama dengan anak tanpa diabetes lainnya. Penanaman nilai dari orangtua, juga dengan dukungan perawatan medis yang tepat, mengoptimalkan hidup Fulki yang harus setiap hati menyuntik insulin ke tubuhnya.

Nah, jika sudah mengetahui gejala, pencegahan dan mendapatkan inspirasi dari Fulki dan keluarga, jangan berhenti menambah wawasan tentang kesehatan dan penyakit. Edukasi diri dan keluarga terus menerus berjalan karena risiko penyakit selalu mengintai. Sumber informasi beragam dan salah satunya bisa ikuti update di Twitter Kemenkes RI misalnya dan informasi kesehatan lainnya.

Untuk DM, berikut yang perlu diketahui:
- Diabetes Melitus atau DM adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas normal yang berlangsung secara kronis.

- DM disebabkan karena adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.

- Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel lain di tubuh.

- Produksi insulin yang berkurang akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein.

- DM terbagi dua tipe: DM Tipe-1 dan DM Tipe-2

- DM Tipe-2 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin.

- DM Tipe-2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang disertai kerusakan pada sel pankreas

Yuk kita bantu sebarkan informasi kesehatan termasuk pencegahan diabetes. Semoga tak bertambah jumlah penyintas dan anak Indonesia selalu sehat tumbuh kembangnya menjadi manusia produktif yang berkualitas.

foto: IMA

You Might Also Like

4 comments:

Iya loh aku taunya diabetes ini hanya terkena pada orang dewasa, ternyata anak-anak juga bisa. 5210 yang dibilang dokter Aman ini memang harus dilakukan segera ya.

Hanny Nursanty mengatakan...

Semoga kita sehat terus ya mba, minimal kita sudah tahu cara mencegah dan mengatasinya

Kurnia amelia mengatakan...

Keluarga besar alm.Mama penderita diabetes mba Wawa dah gitu banyak yang sudah komplikasi seperti ke jantung dan gagal ginjal.

Waktu ikut talkshow kemarin saya salut banget sama Fuji dan orang tuanya mereka orang-orang kuat luar biasa.

Risalah Husna mengatakan...

Amazing banget sama keikhlasan fulki dan orangtuanya. Ngga mudah nerima kenyataan kalau anak kita sakit, pasti sedih banget. Apalagi sakitnya ini mesti berobat seuumur hidup :( Semoga bisa jadi pengalaman dan pelajaran yaa kasusnya fulki ini.