Mudik Sehat Perjalanan Selamat Silaturahim Tambah Berkah

17.26.00 wawaraji 1 Comments




Pulang kampung rasanya bukan hanya milik masyarakat Indonesia terutama saat Lebaran. Bahkan di Tiongkok sana, saat Imlek, para pekerja di kota besar berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya. Berdesakan di berbagai fasilitas umum seperti bandara, terminal, stasiun, pelabuhan sudah pemandangan umum. Pun di jalan raya yang tak pernah sepi pengendara sepanjang mudik. Pulang kampung menjadi salah satu cara masyarakat komunal untuk berkumpul, silaturahim, bersama keluarga yang sehari-harinya tak selalu bersama.

Mudik Lebaran di Indonesia selalu jadi tradisi tahunan yang memang bikin kangen. Saya merasakan nikmatnya mudik ke Malang, tanah leluhur suami (meski bukan tanah kelahirannya), tahun 2016 lalu. Mudik di hari kedua Lebaran dengan perjalanan berkendara roda empat, lebih dari dua puluh jam karena banyak istirahat di Masjid.

Lebaran 2017 kami memutuskan berlebaran di kampung halaman saya, di Kota Tangerang, yang lokasinya sangat dekat dengan Jakarta. Meski begitu, mengikuti aktivitas mudik teman-teman melalui linimas, juga menonton berita TV seputar mudik, sungguh pemandangan khas Lebaran di Indonesia.

Mendapati berita dari layar kaca, masih saja ada musibah seputar mudik. Mulai perempuan pingsan saat antrian di pelabuhan sangat padat, balita yang tewas dari kecelakaan motor sementara kedua orangtuanya selamat, satu keluarga yang selamat dari kecelakaan motor (bapak, ibu yang sedang hamil dan anak usia tujuh).

Inilah yang sudah diingatkan pemerintah jauh hari perihal mudik. Mempersiapkan diri lebih baik, juga memberikan solusi seperti mudik gratis yang diadakan berbagai pihak, pemerintah dan swasta. Solusi mudik gratis menjadi salah satu cara mengurangi pemudik dengan kendaraan roda dua yang lebih berisiko. Namun, keinginan besar untuk mudik dengan berbagai cara, ditambah lagi barangkali kuota mudik gratis tak sebanding dengan besarnya jumlah pemudik, tetap saja masih ada warga yang tak kebagian kemudahan, dan memilih berbagai cara untuk mudik.

Mudik Sehat
Kalau sudah begitu kondisinya, mau tak mau, mudik memang harus dipersiapkan matang. Pastikan kondisi badan sehat. Memiliki kondisi tubuh sehat bugar memang tak bisa didapatkan dalam waktu singkat. Karenanya kebiasaan hidup sehat, perlu jadi perhatian kembali bagi kita. Badan sehat belum tentu bugar. Untuk bisa sehat bugar, kebiasaan hidup sehat menjadi tantangan bagi kita semua yang harus terus dicapai. Sehingga saat melakukan perjalanan jauh, seperti mudik, sehat fisik mental. Kalau mudik sehat, silaturahim pun membawa lebih banyak berkah dan keselamatan. Saat di perjalanan aman terkendali, saat di kampung pun badan sehat rasa bahagia, tidak jadi merepotkan orang lain dengan sakit.

Anjuran hidup sehat lewat GERMAS (gerakan masyarakat hidup sehat) sudah digaungkan pemerintah, dan terus diingatkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Berkali-kali melalui berbagai kampanye kesehatan, GERMAS digaungkan.

Kunci GERMAS adalah makan buah dan sayur setiap hari, aktivitas fisik rutin dan teratur, cek kesehatan berkala.

Jujur, saya masih berjuang mempraktikkan tiga kunci hidup sehat, meski hanya tiga, pada praktiknya sungguh tak mudah. Saya masih kesulitan soal olahraga. Olahraga yang paling sesuai untuk saya, dengan berbagai latar kondisi fisik dan penyakit (Asma dan pernah radang sendi), maka berenang satu-satunya olahraga yang paling aman untuk saya. Namun memang butuh waktu khusus untuk berenang, karena olahraga ini mengandalkan fasilitas renang, bukan olahraga “gratis” yang bisa dilakukan kapan saja seperti jalan kaki atau jogging.

Anjuran ini kembali diingatkan Kementerian Kesehatan RI jauh hari sebelum mudik. Tujuannya agar warga bisa mudik sehat, bugar dalam perjalanan sehingga terhindar dari berbagai risiko perjalanan seperti kelelahan, mudah mengantuk yang bikin tidak fokus, dan yang terparah kecelakaan.

Kementerian Kesehatan RI bersama Pusat Promosi Kesehatan (Puspromkes) sengaja mengadakan kegiatan membaur bersama warga di RPTRA KALIJODO dan Ngobrol Bareng Blogger di waktu bersamaan.

Sambil membagikan takjil sehat, diiringi musik rasta, Puspromkes Kementerian Kesehatan RI mengajak warga lebih peduli pola hidup sehat. Selebaran yang informatif menjadi salah satu cara untuk mendidik warga. Ajakan hidup sehat dimulai dari keluarga seperti cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, tidak merokok, memberantas jentik seminggu sekali, dan berbagai anjuran hidup sehat lainnya.

Pesan penting Kementerian Kesehatan diwakili Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kartini Rustandi, bersama H.R Deddy Kuswenda, M Kes selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, serta perwakilan Dinas Kesehatan DKI Jakarta meliputi semua aspek mudik sehat. Mulai sehat dari warganya, juga para pengendara, dan berbagai fasilitas kesehatan pendukung selama mudik yang bisa digunakan maksimal.

Catatan pentingnya adalah pemerintah dari sektor kesehatan melakukan pengecekan dan pengawasan untuk pengemudi kendaraan umum seperti bus mendukung mudik sehat. Meski begitu, warga perlu aktif bertindak, jika menemukan tanda pengemudi yang tidak fit, segera laporkan ke posko kesehatan terdekat, posko kepolisian, di terminal dan fasilitas umum lainnya.

Pemudik sebaiknya menyimpan informasi kesehatan ini:

Layanan Emergency 119: Apabila pemudik mengalami kecelakaan atau yang bersifat darurat terkait pelayanan kesehatan dapat menghubungi layanan 119

Koordinasi pos layanan kesehatan: Puskesmas dan RS menjadi bagian layanan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota

Jumlah Pos Layanan Kesehatan yang tersebar di 15 Provinsi terdiri dari:
913 Pos Kesehatan
2228 Puskemas
374 Rumah sakit
207 Kantor Kesehatan Pelabuhan

Ada 3.862 Pos Kesehatan di Jalur Mudik Lebaran terdiri dari:
Pos kesehatan Dinas Kesehatan sejumlah 3141 Pos Kesehatan yang terdiri dari Pos Kesehatan Lapangan dan Puskesmas

Pos Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sekitar 207 Pos Kesehatan

Rumah Sakit Rujukan berjumlah 374 Rumah Sakit

Layanan Emergency sekitar 104 PSC

Supaya mudik sehat, beberapa tips berikut pengalaman pribadi ini bisa diaplikasikan (disarikan dari promosi kesehatan Kemenkes RI):
1. Kondisi sehat
Pastikan pemudik dalam kondisi sehat, cek kesehatan menjadi penting, jika sudah dilakukan berkala akan lebih bagus lagi dampaknya.

Bukan hanya pemudik, kendaraan pun harus dipastikan sehat. Baik kendaraan pribadi maupun fasilitas umum seperti bus di terminal dan travel agent. Pastikan semua kendaraan sudah dalam kondisi layak dan siap pakai. Jika ada tanda kurang sehat, bagi pengguna kendaraan umum, keaktifan warga untuk melaporkan ke posko terdekat menjadi penting. Sayangnya, sepengetahuan saya, memang belum ada call center khusus pelaporan kendaraan umum atau pengemudi yang dicurigai “kurang sehat” ini.'

2. Cuci Tangan Pakai Sabun
Saya jadi ingat saat mudik tahun lalu, sabun cair selalu siap di dalam mobil, diletakkan di tempat yang mudah terjangkau. Kapanpun menemukan air, cuci tangan nomor satu, karena sepanjang perjalanan tangan pasti akan terpapar benda apa pun. Sebelum dan sesudah makan, juga setelah dari toilet, wajib cuci tangan pakai sabun, apa pun kondisinya. Jika perlu beli air mineral khusus untuk cuci tangan pakai sabun. Kalau pun kondisinya tidak memungkinkan, bawa gel pembersih tangan dan tisu basah, lakukan pembersihan yang maksimal, karena tangan sumber kuman penyakit.

3. Tidak menerima makanan dan minuman dari orang tak dikenal
Kebersamaan memang menjadi ciri khas masyarakat kita. Bahkan dengan orang belum dikenal saja, kita bisa sangat terbuka. Namun, waspada tetap perlu. Saat mudik dan bertemu dengan banyak orang, jika ada orang asing yang memberikan makanan dan minuman, jangan dimakan. Silakan saja menerimanya, mungkin tak enak hati, tapi tidak harus mengonsumsinya kan. Bawa makanan sendiri, sediakan secukupnya, kalau bisa siapkan saja di dalam kendaraan jadi tak perlu sering jajan.

4. Tidak buang air kecil/besar sembarangan.
Kondisi mudik memang berbeda, tak selalu sempurna. Inginnya sih buang air kecil/besar di toilet yang bersih, tapi kadang keinginan buang air tak selalu bertepatan dengan kondisi jalan dan fasilitas umum. Kalau pun terpaksa buang air di tempat yang kurang bersih, sekali lagi persiapkan segala keperluannya. Air mineral untuk bersih-bersih dan sekali lagi cuci tangan pakai sabun. Stok air mineral memang harus banyak saat mudik ya.
Sebisa mungkin berhentilah di tempat yang aman, SPBU atau masjid. Sekalian bisa istirahat, solat, dan bersih-bersih. Kalau saat mudik, dua tempat ini paling nyaman untuk istirahat sejenak, selain rumah makan ya.


5. Konsumsi makanan yang bersih dan sehat
Nah, ini kembali ke persiapan mudik. Siapkan makanan sehat atau camilan sehat dari rumah yang tahan lama dikonsumsi selama berkendara. Kalau bisa seimbangkan buah dan sayur. Salad misalnya atau buah potong. Atau makanan yang memang bisa kita jamin kesehatannya. Jangan asal makan atau jajan. Menahan diri untuk tidak berlebihan “jajan” saat mudik memang tantangan tersendiri. Sebisa mungkin pastikan asupan selama mudik cukup baik.

6. Buang sampah pada tempatnya
Ini kembali kepada kebiasaan. Kalau saya pengepul sampah. Saya paling rajin mengumpulkan sampah sampai akhirnya menemukan tempat sampah dan membuangnya. Jadi siapkan plastik sampah lebih banyak saat berkendara mudik. Jangan asal buang sampah di mana pun, apalagi di jalan raya.

Bayangkan bagaimana kotornya jalan atau fasilitas umum jika semua pemudik buang sampah sembarangan. Dan sampah mengundang penyakit. Jangan sampai mudik bikin orang lain sakit karena kebiasaan buang sampah sembarangan.

7. Gunakan masker melindungi dari asap dan debu
Perlindungan memang penting, dengan kondisi jalan dan perjumpaan dengan pemudik lain yang kita tak tahu kondisinya seperti apa, masker menjadi pelindung paling sederhana untuk pemudik.

Apalagi bagi penderita asma seperti saya, yang sensitif terhadap debu dan asap, masker wajib dipakai. Jadi masukkan masker dalam list barang yang wajib selalu tersedia saat mudik.


Nah, kalau kamu, punya tips mudik sehat apa? Yuk bagi tipsnya di komentar ya

You Might Also Like

1 comments:

Bimo Aji Widyantoro mengatakan...

bener banget mbak, kesehatan emang perlu dijaga karena dalam perjalanan mudik konsentrasi dalam berkendara harus fokus. Dan jangan lupa juga mbak selama perjalanan, juga harus beristirahat yang cukup, jangan memaksakan untuk sampai ke tempat tujuan kalau kurang istirahat malah bisa oleng.