Grafologi untuk "Self Review" Melalui Tulisan Tangan

21.38.00 wawaraji 7 Comments


Pernah dengar grafologi? Saya sudah cukup familiar dengan istilah ini sejak aktif menjadi pekerja media belasan tahun silam. Ahli grafologi yang saya tahu juga seringkali dilibatkan dalam penentuan minat dan bakat anak. Lebih dari sepuluh tahun kemudian, saya akhirnya mencoba langsung sebagai pengguna jasa ahli grafologi, di usia yang tak muda dan bukan sedang ingin mencari minat bakat juga.


Penerima manfaat grafologi nyatanya tak kenal batas usia dan jelas membantu diri untuk self review yang sebenarnya memang dibutuhkan kapan saja dalam siklus hidup. Tentunya bukan self diagnosa yaaa, maksudnya mereview diri dibantu ahli dengan ilmu grafologi. 

Mengutip KBBI Online grafologi/gra·fo·lo·gi/ n 1 ilmu tentang aksara atau sistem tulisan; 2 ilmu suratan tangan; ilmu tentang hubungan antara watak dan tulisan tangan.

Ini cerita saya mendapatkan manfaat dari Grafologi di life over 40 bersama Certified Graphobusiness Analyst, Diana Aletheia Balienda.

Melalui pertemuan yang ajaib pada tahun 2018, saya berkenalan dengan Kak Diana di kegiatan ToT fasilitator UMKM perempuan di Jakarta yang difasilitasi Google Indonesia. Rupanya kak Diana adalah sahabat perempuan dari teman komunitas saya di Bloggercrony yang juga adalah community leader Single Moms Indonesia, kak Maureen. Singkat cerita, kami bertiga jadi berteman baik, jumpa berkala, bagi cerita dan saling menguatkan meski kesibukan kemudian membatasi pertemuan. Sesekali bertegur sapa di aplikasi pesan dan media sosial. Masing-masing kami berkiprah dan mengembangkan diri, termasuk kak Diana yang ternyata mendalami ilmu grafologi dan resmi tersertifikasi. 

Meski kami bertiga enggak banyak bercerita tapi punya grup chat isinya hanya tiga anggota saja, selalu ada momentum khusus yang mempertemukan. Salah satunya mendadak atur waktu jumpa kak Diana di kawasan Mayestik Jakarta Selatan, menjawab rasa ingin tahu tinggi tentang grafologi dan bagaimana praktiknya, pada September 2023.

Sambil bincang santai, saya mulai menulis tangan.  Kuncinya adalah tulisan tangan. Saya harus menulis dengan tangan pakai pulpen tinta di kertas putih kosong bukan kertas bergaris. Tidak penting apa yang dituliskan karena analisis grafologi bukan fokus pada isi tulisan tapi bagaimana cara menulisnya, konsistensi tulisannya, sehingga bisa jadi bahan analisis. Saya menulis cerita dalam waktu 15 menit, Alhamdulillah masih terasah keterampilannya. Meski hanya diminta selembar saja, saya bablas menulis mengalir isi pikiran. Sebenarnya semakin banyak isi tulisan akan membantu analisis lebih akurat. Sekali lagi kebutuhannya bukan isi cerita tapi bagaimana pola menulis yang menjadi alat analisis ahli grafologi. Mengenai hasil analisisnya, saya tidak bisa cerita. Kasus saya, cara saya menuliskan huruf "d" ada makna dan analisisnya terhadap karakter saya. Kecenderungan menulis ke atas atau ke bawah, konsistensinya di setiap baris menjadi bahan analisa lainnya lagi. Bahkan tekanan menulis yang akan terlihat dan terasa jika diraba di sisi belakang kertas bisa memberikan arti tersendiri. 







Banyak hal yang dapat menjadi bahan analisa dari cara kita menulis di selembar kertas. Lantas selain mendapatkan pembacaan langsung, apa hasil analisa lainnya? Ada kategori penilaian karakter kepribadianyang sebenarnya bisa dinilai dalam bentuk skoring berdasarkan analisis tulisan tangan. Namun saya tidak melanjutkan pada tahapan itu. Profesionalisme dalam pertemanan harus tetap dijaga. Jika saya punya cukup anggaran untuk itu, pasti saya akan lanjutan tahapan lebih detil lagi. 

Tak hanya itu, hasil analisis grafologi bukan hanya untuk mengenali diri saat ini namun bisa menjadi terapi lanjutan untuk memperbaiki diri. Caranya? Ya kembali dengan latihan menulis yang pada akhirnya akan membentuk karakter menjadi lebih baik lagi, jadi bukan soal benar salah melainkan menjadi upaya memperbaiki diri dengan teknik lanjutannya. 

Selain tulisan tangan, analisis grafologi paling sederhana juga bisa dilakukan dengan tanda tangan. Syukurnya tanda tangan saya cukup baik karena menuliskan nama yang terbaca jelas. Walau ada beberapa catatan sepertinya saya harus menerima apa adanya karena jika harus mengubah tanda tangan, proses administrasi akan rumit karena berurusan banyak pihak seperti bank dan lainnya.

Lantas apa pengaruhnya sangat besar sampai misal harus mengubah tanda tangan dari hasil analisis grafologi? Kembali kepada kebutuhan masing-masing jawabnya menurut saya. Namun catatan pentingnya adalah analisis grafologi ini menjadi relevan dan krusial untuk anak-anak. Selain dapat mengenali karakter dan kepribadian, sebelum mereka membubuhkan tanda tangan di KTP, rasanya tepat sekali konsultasi grafologi. 

Bagi saya, banyak manfaat analisis tulisan tangan dengan ilmu grafologi ini untuk semua usia, asalkan sudah bisa menulis ya. Bagi saya community leader yang juga memiliki mitra kerja di komunitas dan berurusan dengan sumber daya manusia, analisis ini sungguh berarti untuk mengenali karakter tim. Setidaknya terjadi mutual understanding karena ada faktor WHY di balik tulisan tangan yang membuat kita akan saling memahami satu sama lain. Selain tentunya dapat mengenali siapa cocok untuk bidang pekerjaan apa sesuai karakternya. 

Hasil analisis grafologi akan sangat membantu dalam penempatan tugas dalam tim kerja supaya hasilnya optimal. Orang yang tepat di tempat tepat. Grafologi membantu Besty dan pengurus BCN Squad Bloggercrony, setidaknya untuk saya mapping kekuatan masing-masing personanya.

Manfaat analisis grafologi sudah saya rasakan sendiri secara langsung, juga untuk tim kerja dan lebih menyenangkan lagi, kak Diana membersamai Komunitas Bloggercrony Indonesia dalam sesi kelas perkenalan di BloggerDay 2024. Beberapa peserta BloggerDay 2024 yang beruntung bisa langsung mendapatkan konseling online dan feedback-nya sangat positif. Selain itu grafologi juga terlibat dalam pelatihan SIAP KERJA DISABILITAS salah satu program CSR XL AXIATA PEDULI dengan Bloggercrony sebagai fasilitatornya. 




Analisis tulisan tangan dengan ilmu grafologi yang dibimbing ahlinya, terbukti membantu self review lebih terarah dan semoga hasilnya membawa dampak baik menakar diri dan utamanya tidak lagi sabotase diri karena selalu ada potensi diri yang masih bersembunyi. Grafologi dapat membantu membongkar diri memaksimalkan potensi untuk jadi manusia bertumbuh dan berdaya. 






You Might Also Like

7 comments:

Helena mengatakan...

Aku sempat ganti tanda tangan setelah belajar grafologi. Sepertinya dulu banget baca bukunya, jadi menarik ternyata tulisan tiap orang berbeda dan itu membawa pesan tertentu. Kalau tulisan miring ke kanan, orangnya berpandangan ke depan, miring ke kiri orangnya terbawa peristiwa masa lalu. Bener ga sih? Hehehe

wawaraji mengatakan...

Iya kak bener kira2 spt itu analisisnya

Andiyani Achmad mengatakan...

Wow, pembahasan tentang grafologi ini membuka wawasan baru! Menarik banget bagaimana tulisan tangan bisa mengungkap kepribadian. Kalau digunakan dalam pengembangan diri, apa hasil analisis ini bisa berubah seiring waktu, Mba? Jadi makin penasaran buat mencoba tesnya juga!

Ire Rosana Ullail mengatakan...

Aku tahu Kak Diana dari acara Blogger Day bareng BCC, bahkan mungkin itu pertama kalinya tahu soal grafologi. Menarik dan tertarik untuk mencoba dianalisis hasil tulisan tanganku meski pas acara itu waktu terbatas jadi belum dapat kesempatan. Semoga di lain acara ada kesempatan kembali. Penasaran juga untuk dibaca ttg kepribadianku karna aku terlalu keras kepala kalau mau menganalisis diri sendiri. Memang harus lewat ahli dan orang lain. Terima kasih informasinya ya Mbak Wawa :)

Dita Indrihapsari mengatakan...

Menarik banget ya Mba Wawa ilmu tulisan tangan ini. Jadi penasaran pingin self review juga dari grafologi. Tapi karena sekarang lebih banyak nulis di gadget, jadi kayak kurang keasah lagi nulis pakai tangan... :')

lendyagassi mengatakan...

Iyaya, kadang meragu juga sih.. pentingkah mempelajari dan mengetahui hasil analisis tertentu di usia yang uda ga muda lagi?
Hehehe... gak muda lagi ceunah.. tapi tetep bahagia banget mengetahui karakter diri kita dari hasil analisis grafologi. Karena jadi tau bahwa setiap pribadi itu unik.

Endah Kurnia Wirawati mengatakan...

Dulu jaman kuliah pernah belajar soal grafologi secara otodidak sampai beli beberapa buku. Kebetulan pas kuliah memang lumayan suka dengan mata kuliah Psikologi. Lumayanlah saya bisa sedikit membaca karakter dan personality seseorang lewat tulisan tangannya.

Sayangnya pas hengkang dari Jakarta semua buku-buku itu kehujanan dan rusak. Duh sedih deh. Sekarang sudah gak pernah dipakai skill grafologinya jadi tumpul deh. Baca artikel ini jadi pengen belajar grafologi ke mbak Diana deh.