Bebas Malaria, Minum Obat Ini Sebelum dan Saat Traveling

18.12.00 wawaraji 4 Comments



Berkumpul bersama pemerhati dan pembuat kebijakan kesehatan selalu menambah wawasan yang didukung data dan fakta akurat. Setiap kali mendapat informasi kesehatan selalu muncul kewaspadaan, apalagi jika dilengkapi paparan angka. Meski angkanya menimbulkan kekhawatiran, semangat untuk bisa menyebar informasi kesehatan tetap menyala. Termasuk menyebar informasi kesehatan kepada traveler, baik yang bepergian untuk liburan maupun pekerjaan.

Saya kembali mendapatkan pencerahan kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI, melalui edukasi mengenai eliminasi Malaria. Pada bulan April 2018, Kemenkes RI menjalankan rangkaian kegiatan peringatan Hari Malaria Sedunia demi mencapai Indonesia bebas Malaria pada 2030. 




Dari kegiatan ini, saya dapati data pada 2017 yang menunjukkan bahwa 70 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas Malaria. Meski begitu, masih ada 10,7 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah Endemis Menengah dan Tinggi Malaria.

Endemis Malaria Menengah tersebar di 37 Kabupaten/Kota di Indonesia, tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua, namun jumlah terbanyak ada di Papua. 
Ada sekitar 5,8 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah Endemis Menengah Malaria. 

Sementara daerah Endemis Malaria tinggi kebanyakan ada di Papua, dengan sekitar 4,9 juta penduduk yang tinggal di daerah ini. Melihat kondisi ini, percepatan Bebas Malaria fokus pada wilayah ini, yakni provinsi Papua, Papua Barat dan NTT. 

Nyamuk anopheles menjadi penyebar Malaria. Parasit Malaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang biasanya menggigit pada malam hari. Memberantas nyamuk bisa jadi cara eliminasi Malaria. Mengetahui siklus hidupnya bisa jadi pengetahuan dasar. 



Nyamuk hidup dalam 8-12 hari, diawali dengan telur yang siklus hidupnya berlangsung 1-2 hari, lalu jentik dengan siklus hidup 6-8 hari, kemudian pupa dalam 1-2 hari dan menjadi nyamuk dewasa.

Pantas saja tenaga kesehatan sering mengedukasi memberantas jentik nyamuk, dengan tidak membiarkan air menggenang dan memastikan lingkungan sehat atau cara lainnya. Masa hidup jentik nyamuk 6-8 hari memberikan manusia waktu untuk memberantas jentik sebelum menjadi nyamuk dewasa yang bisa menyebar penyakit.

Selain memberantas nyamuk, Malaria bisa dicegah dengan konsumsi obat. Nah, bagian ini penting diketahui bahkan dipahami para pejalan yang sering berpindah kota.

Bebas Malaria
Traveling belakangan sudah menjadi gaya hidup pun menjadi bagian dari pekerjaan dengan mobilitas tinggi tanpa batas. Kalangan milenial juga digital nomad yang produktif sangat mungkin menjelajah berbagai daerah di Indonesia. Gaya hidup ini mesti dibarengi pengetahuan bahkan menyangkut kesehatan.

Bagi pehobi traveling, keinginan untuk “menaklukkan” Papua pun daerah timur Indonesia lainnya, bisa jadi makin kuat. Semakin banyak destinasi eksotis yang seakan memanggil  untuk dikunjungi para pendatang. Saya pun tak menolak jika ada kesempatan menelusuri keindahan kawasan timur Indonesia.

Sah saja memiliki niatan jalan-jalan jelajah nusantara. Namun kita juga perlu bekali diri dengan pengetahuan tentang kesehatan dan kondisi suatu wilayah. Nah, apalagi bagi pekerja dengan mobilitas tinggi, yang mungkin saja melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia.

Kalau berencana ke Papua atau NTT, pahami bahwa wilayah ini masih masuk daerah endemik Malaria Menengah dan Tinggi. 

Artinya, ketika kita berada di daerah endemik Malaria, pendatang akan rentan terkena Malaria. Lalu apakah penduduk setempat kebal? Bukan soal kebal atau tidak, namun sistem kekebalan tubuh pendatang dengan penduduk lokal jelas berbeda. Karenanya, wajib bagi para pendatang atau pejalan/traveler untuk mencegah Malaria pun penyebarannya.

Caranya, minum obat antimalaria sebelum bepergian, saat berada di wilayah endemik Malaria, dan ketika kembali ke tempat asal. 

Minum obat doxycycline 1x1 kapsul per hari. Mulai minum obat doxycycline dua hari sebelum berangkat ke daerah Malaria, minum rutin setiap hari sampai empat minggu setelah keluar dari lokasi tersebut. 

Bisa saja pendatang membawa pulang parasit namun tidak terdeteksi. Jadi, langkah pencegahan ini menjadi penting dan pastikan tubuh dalam keadaan fit saat melakukan perjalanan. 

Jadi, saat berkemas untuk melakukan perjalanan, liburan maupun pekerjaan, ke wilayah endemik Malaria, terutama yang masih tinggi di Papua dan NTT, pastikan obat 
doxycycline tak ketinggalan. Bahkan sudah mulai dikonsumsi dua hari sebelum keberangkatan. 


Jika menemukan ada gejala malaria segera cek darah. Segera cek darah jika muncul gejala demam selama di lokasi sampai sebulan setelah kembali dari daerah endemis.

Dengan persiapan perjalanan yang baik, risiko terkena Malaria bisa dihindari. Seperti dijelaskan sebelumnya, mulai dengan memahami faktor risiko hingga konsumsi obat untuk pencegahan serta melakukan kebiasaan di daerah endemis yang bisa menghindari risiko malaria. Beberapa kebiasaan di daerah endemis antara lain pakai pakaian serba panjang dan terang jika keluar malam, tidur dengan kelambu, pakai lotion antinyamuk.











You Might Also Like

4 comments:

Rahmah mengatakan...

Paman saya sudah bolak-balik kena Malaria sejak di Papua.
Beruntung Om masih bertahan hidup.

wawaraji mengatakan...

Alhamdulillah ya mbak, perawatannya tepat dan baik yah. Soal perawatan pengobatan bagi yg terkena Malaria perlu bahasan tersendiri tuh, karena beda jenis Malaria beda pengobatan.

Makasi udah share tulisan ini, Mbak. Jadi ngerti kudu gimana kalo mau ke Papua. Saya belum pernah ke sana sih. Tapi one day misal ditugaskan ke sana jadi tau kudu gimana.

wawaraji mengatakan...

sama sama semoga bermanfaat informasinya. Langkah sederhana minum obat demi Bebas Malaria ya mbak. kontribusi kita sekecil apa pun sudah bantu negara kejar target Bebas Malaria semoga enggak ada lagi daerah endemis tinggi.