Wisata ke Pasar Rakyat? Finalis Anugerah Pancawara 2017 Bisa Jadi Pilihannya
Wisata ke Pasar Rakyat @wawaraji |
Mengunjungi dan belanja ke pasar tradisional bukan hal baru saya, generasi yang lahir tahun 80-an. Barangkali juga berlaku untuk generasi sebelumnya. Namun, pasar tradisional rasanya bukan jadi destinasi untuk generasi millenials. Apalagi dengan serbuan pasar modern dan mal yang makin menguasai kota besar, dibandingkan dengan pengembangan pasar tradisional yang stagnan.
Meski begitu, saya kok optimistis jika pasar tradisional atau sekarang lebih dikenal sebagai Pasar Rakyat, bisa menjadi destinasi wisata lokal, kalau berbagai pihak sinergi setidaknya menggerakkan inovasi dan apresiasi.
Jelang akhir tahun 2017, dua kali saya menghadiri kegiatan yang membahas Pasar Rakyat. Pertama, di ajang temu netizen Kompasianival 2017 dan kedua di ajang apresiasi Anugerah Pancawara 2017 di Kementerian Perdagangan RI. Keduanya melibatkan Yayasan Danamon Peduli dengan kiprahnya mendukung Pasar Rakyat agar menjadi "Sejahtera".
Pasar Rakyat adalah sebutan untuk mengangkat level pasar tradisional. Sedangkan Pasar Rakyat yang "Sejahtera" maksudnya adalah pasar tradisional yang lebih Sehat, Hijau, Bersih, dan Terawat.
Tak mudah memang merevitalisasi Pasar Rakyat atau pasar tradisional agar menjadi "Sejahtera". Kolaborasi pemerintah dan pihak swasta, seperti Yayasan Danamon Peduli, misalnya, takkan cukup tanpa ada community development.
Yayasan Danamon Peduli telah menjalankan program pasar SEJAHTERA sejak 2010. Ada empat kegiatan dari program Pasar SEJAHTERA ini: peningkatan kondisi fisik pasar, intervensi perubahan perilaku, peningkatan komitmen pemerintah, peningkatan dukungan masyarakat.
Dalam sesi perbincangan Pasar Rakyat di Kompasianival 2017, saya menyaksikan langsung bagaimana upaya Yayasan Danamon Peduli melibatkan warga bahkan pegiat seni, anak muda, talenta di Pontianak, dalam rangka menciptakan Pasar SEJAHTERA itu. Setidaknya, membangun branding pasar lebih positif dan masyarakat lebih parsitipatif.
Berkat melibatkan komunitas, pasar di Pontianak ini jadi lebih menarik perhatian. Saya pun jadi tertarik menjelajahnya, untuk memperkaya kunjungan wisata sekaligus belanja oleh-oleh khas daerah.
Community Development selalu menjadi isu seksi buat saya, penggerak komunitas. Sebuah ikhtiar yang akan berhasil jika dijalankan dengan komitmen tinggi dan berkesinambungan.
Agar pasar rakyat memperbaiki kualitasnya, sangat erat kaitannya dengan pengembangan komunitas. Pengembangan komunitas sangat mengandalkan para penggerak yang bekerja dengan passion bukan sekadar menjalankan kewajiban yang dilekatkan kepadanya.
Anugerah Pancawara 2017 Pasar Rakyat Yayasan Danamon Peduli @wawaraji |
Saya menemukan pengembangan komunitas di pasar rakyat yang mendapatkan apresiasi dari Kementerian Perdagangan RI dan Yayasan Danamon Peduli. Pada 26 Oktober 2017, apresiasi yang bertajuk Anugerah Pancawara 2017 berlangsung untuk memberikan motivasi dan penghargaan kepada para penggerak Pasar Rakyat baik pemerintah daerah, BUMD, dan swasta.
Para penggerak ini dianggap berhasil mengelola, mengembangkan, melakukan inovasi untuk Pasar Rakyat. Kalau semakin banyak Pasar Rakyat berinovasi dan mendapat apresiasi, rasanya pelancong domestik bahkan internasional, bisa menjadikan pasar sebagai destinasi wisata dengan kearifan lokal yang kaya.
Soalnya, Pasar Rakyat jika terpelihara dan fasilitasnya memberikan kenyamanan, bukan tak mungkin bisa menjadi sasaran belanja. Saya menemukannya saat berkunjung ke Pontianak, dengan belanja oleh-oleh di pasar yang buka hingga malam hari.
Soal apresiasi, kembali ke Anugerah Pancawara 2017, layaknya penghargaan yang membutuhkan proses penilaian, penganugerahan ini juga melibatkan dewan juri. Sejak September 2017, dewan juri melakukan penilaian terhadap 13 Pasar Rakyat sebagai finalis Anugerah Pancawara 2017.
Jika Pasar Rakyat yang tercatat sebagai finalis ini dekat dengan tempat tinggal Anda, layaklah berbangga. Pasalnya dari ratusan pasar tradisional, inilah Pasar Rakyat yang dianggap memenuhi kriteria.
Kalau bagi saya, 13 Pasar Rakyat ini bikin penasaran, dan harus masuk dalam itinerary dalam perjalanan City Tour ke suatu daerah:
1. Pasar Atceh Kota Banda Aceh
2. Pasar Flamboyan Kota Pontianak
3. Pasar Rejowinangun Kab. Magelang
4. Pasar Kliwon Kab. Kudus
5. Pasar Tayu Kab. Pati
6. Pasar Tanggul Kota Surakarta
7. Pasar Sindhu Kota Denpasar
8. Pasar Intaran Kota Denpasar
9. Pasar Jamu Nguter Kab. Sukoharjo
10. Pasar Baru Kuningan Kab. Kuningan
11. Pasar Mayestik PD Pasar Jaya Jakarta
12. Pasar Koja Baru PD Pasar Jaya Jakarta
13. Pasar Modern Jasinga PD Pasar Tohaga Kab. Bogor
Nah, dari 13 finalis, ada 8 penerima Anugerah Pancawara 2017 mendapatkan apresiasi berdasarkan inovasi berikut ini:
Pasar Rejowinangun dengan inovasi Pengembangan Pasar Rakyat sebagai Ruang Sosial Budaya. Pasar Flamboyan dengan inovasi Pelayanan Informasi Harga Berbasis Aplikasi Digital. Pasar Kliwon dengan inovasi Relokasi dan Modernisasi Fasilitas Parkiran. Pasar Sindhu Sanur dengan inovasi Swakelola dan Pengembangan Wisata Kuliner Malam. Pasar Tanggul dengan inovasi Pembayaran Retribusi secara Elektronik. Pasar Koja Baru, PD Pasar Jaya dengan inovasi Pengelolaan Sarana-Prasarana Pasar secara Sinergis. Pasar Mayestik PD Pasar Jaya dengan inovasi Pengelolaan Area Kuliner secara Modern. Pasar Jasinga PD Pasar Tohaga dengan inovasi Peningkatan Layanan Melalui Komputerisasi Sistem Perparkiran.
Dewan juri yang memberikan penilaian kepada pasar tersebut dari berbagai pihak. Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kementerian Perdagangan, Sihard Hadjopan Pohan; Ketua Dewan Pembina Yayasan Danamon Peduli, Bayu Krisnamurthi; Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara RI, Tri Widodo W Utomo; Redaktur Senior Majalah MIX (Grup SWA), Edhy Aruman; Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Huzna Zahir.
Oke, di 2017 saya sudah mengunjungi pasar di Pontianak. Tahun depan semoga bisa telusuri pasar Sindhu Denpasar menjelajahi wisata kuliner malam di Pasar Rakyat yang meraih penghargaan ini. Kalau kamu, penasaran dengan Pasar Rakyat di kota apa?
0 comments:
Posting Komentar