Ada yang Bisa Saya Bantu?
“Hai, Apa yang bisa kubantu?”
Pertanyaan macam ini, barangkali sudah mulai jarang
disampaikan, ketika memulai suatu pertemuan/percakapan baik dengan kawan lama,
apalagi teman baru.
Sebenarnya pertanyaan ini muncul saat aku dalam perjalanan
beraktivitas, kalau tak salah perjalananku waktu itu baru memasuki kawasan
Senayan, melewati TVRI, menuju Gatot Subroto. Berada dalam kendaraan, dengan
suara penyiar Desta-Gina yang jadi backsoundnya, menelusuri jalan raya di bawah
rindangnya pepohonan hijau, di sampingku pasangan hidupku dengan setia
menemaniku ke mana saja kalau waktunya bisa.
Pikiranku memang kerap menerawang ke mana saja, memaknai apa
yang terjadi kemarin, hari ini, atau apa saja yang bisa memunculkan inspirasi.
Memaknai setiap peristiwa yang terjadi, sekecil apa pun itu, buatku
menyenangkan, untuk lebih memaknai hidup dan tidak membuat nafasku sia-sia
termakan emosi/amarah, tapi justru memikirkan apa yang sebenarnya Tuhan mau aku
pelajari dari setiap peristiwa yang mau tak mau harus kujalani.
Aku sebenarnya lupa, apa yang menjadi stimulan dari
munculnya pertanyaan itu. Yang kuingat, aku sedang memikirkan sesuatu, dari
berbagai pertemuan-pertemuan, dari berbagai urusan harian, sampai muncul
pertanyaan-pertanyaan ini:
Kenapa yaaa makin banyak orang yang sulit sekali bertanya
dengan santun, atau menyapa atau bertanya atau berkata dengan santun, ketika
ada orang lain yang membutuhkannya?
Kenapa ya segala sesuatu itu harus serba diperhitungkan?
Sebenarnya bisa saja sebuah pertemuan sebuah urusan diawali dengan kata “Ada
yang bisa kubantu?”
Kenapa yaa manusia sudah begitunya perhitungan? Ada kah
pengalaman buruk yang pernah dialaminya sehingga sebegitunya bersikap?
Apakah memang sikap melayani membantu sesama untuk kebaikan bersama memang sudah tak
lagi penting dan semua jadi serba berjarak, hubungan jadi begitu transaksional?
Entahlah. Tapi dari pengalamanku bertemu beragam tipe
manusia. Belajar dari pertemuan-pertemuan. Memahami makna hidupku dengan
perjalananku yang berat (menurutku) terutama sejak perpisahan selamanya dengan
anakku, aku belajar.
Semua pertanyaan-pertanyaan itu, yang menari-menari di
kepalaku, kujawab dengan tulisan sederhana ini, yang kubuat dalam perjalanan
dalam kendaraan hari itu. Ini kataku, dan rasanya ingin sekali kubagi dengan
pembaca blogku, siapa pun kamu…
Apa yang bisa kubantu?
Yakininilah dengan segenap jiwamu, bahwa apa pun kesibukan
kita, selama diawali dengan niat baik, dilakukan dengan cara baik, maka DIA
ridha atasmu. Yakinilah berkah melimpah akan datang dengan caraNYA dari segala
penjuru dan berbagai cara.
Tapi tunggu dulu, jangan berharap dengan begitu hidupmu akan
selalu nyaman. Akan tetap datang kesulitan, tapi yakinilah kemudahan kemudian
datang menggantikan. Berapa lama waktunya? Tergantung kehendakNYA atasmu.
Jika ingin DIA berkehendak cepat mengatasi masalahmu, maka
berbuatbaiklah kepada sesama. Setahuku, DIA akan senang ketika kita berhasil
menjadi pemimpin yang baik untuk diri sendiri dan orang lain.
Rasa kasih yang kita pelihara, tanpa memandang bulu, akan
memunculkan rasa cinta yang membuat kita semakin tunduk malu kepadaNYA. Membuat
kita lebih mampu bersujud dengan sepenuh hati, merindu dan mencinta NYA. Cinta
itu lah yang menyelamatkanmu, dalam hidup, kini dan nanti.
Jadi, ada kah yang bisa kubantu? Bukankah
meringankan/menyenangkan orang lain menjadi bekal hidup yang membawa berkah
tiada putus karena DIA menyukainya.
12 comments:
entah jadi terharu dan nwtesin airmata bacanya, pas banget dalam kondisi sekarang... mungkin ini sebuah refleksi buat saya pribadi dan beruntung bisa baca di ingatkan dengan cara baik seperti ini.
semoga bermanfaaat yaaaaaaaa jangan sedih yah
Pertanyaan yang selalu saya ucapkan ketika siswa-siswa saya datang ke kantor BK dan mencari saya. Pertanyaan yang ampuh. Sederhana tp mengena banget :)
Alhamdulillah masih d percaya jd tmpt curhat mba Wawa,,, kyknya dh senang aja walaupun gk pernah pake solusi cuma pingin di dengar katanya 😂😂
makasih udah diingetin ya mba Waa.. aku pun akhir2 ini lagi agak sensi dengan situasi sekitar tapi alhamdulillah karena berada di lingkungan yang baik dan hang out bareng org2 baik kayak mba wawa hidup rasanya jadi lebih bermakna #bukangombal :)
Terima kasih mba Wawa, saya sudah lama tak mengucapkan "ada yang bisa saya bantu" kepada orang-orang di sekitarku.
Iya.. pertanyaan sederhana ini semakin kurang terdengar ya...
Dan diingatkan kembali oleh mba wawa..
Cerita dong mbak seberapa ampuh?
Iyaaaah jd "kaya" yaah jd pendengar
Aaaahhh jd malu..kaboooor...love you kak zata
Semoga bermanfaat dan saling mengingatkan
Saling mengingatkan yaaaa..saya jg bs lupa...thanks mas
Posting Komentar