Ada Cerita di Balik 9 Foto Ini, Kisah #2016BestNine Saya, Kamu?
Halo 2017! Selamat tinggal dan terima kasih 2016 atas segala kenangannya. Kenangan yang juga tersimpan lewat foto. Bahkan jelang pergantian tahun lalu, ada aplikasi kompilasi foto dari Instagram #2016BestNine yang menjadi kenangan tersendiri sepanjang 2016.
Berapa banyak koleksi foto yang kamu punya di ponsel atau
mungkin sudah dipindah ke laptop? Album foto digital kamu saya yakin setiap
harinya bertambah dan makin penuh. Sama, saya pun begitu. Saat berbenah file niatnya sih mau mengurangi
beban memori menyimpan data, hapus yang enggak penting, tapi kok galau, semua
terasa penting, alhasil gagal beberes foto, dan memilih beli tambahan memori
aja atau tambah koleksi penyimpan eksternal.
Foto, entah berapa lama usianya, menyimpan banyak cerita.
Bukan sekadar kenangan, tapi juga menjadi seperti kumpulan memori yang
tersimpan menjadi bank foto, yang suatu waktu bisa menjadi bahan tulisan.
Seperti saya menulis ini, gara-gara foto-foto yang
tersimpan. Juga gara-gara suami yang lagi keranjingan baca timeline medsos dan akhirnya menemukan kerjaannya sebuah
aplikasi yang kompilasi foto Instagram #2016BestNine. Juga gara-gara seorang
blogger yang kreatif membuat tulisan dari #BestNine di blognya, namanya Oky
Maulana @okymavlana. Dipikir-pikir, cara
Oky ini kreatif dan produktif untuk nambah followers Instagram. Ini
caranya yang saya tiru untuk mempromosikan akun instagram saya @wawaraji
setelah sebelumnya, belum lama, mempromosikan akun @wawaraji dengan membuat
giveways kecil-kecilan di Facebook. Kamu keren Oky! Inspiratif.
Catatan saya, entah model kurasi apa yang dipakai aplikasi
tersebut menggunakan platform Instagram untuk menyusun #2016BestNine. Yang
pasti orang kreatif di balik aplikasi tersebut sudah menjalankan satu pekerjaan
yang umumnya orang lakukan, kompilasi foto, merekam memori dan kenangan.
Kreativitas sederhana yang disukai banyak orang pada akhirnya. Kreatif!
Lalu, ada cerita apa di balik 9 foto saya ini? Barangkali
ada manfaatnya untuk yang membaca.
1.
Foto Pasangan
Saya dan suami bukan tipikal orang yang rajin foto berdua lalu dipajang di media sosial.
Rajin loh saya bilang, bukan senang, kalau senang sih senang aja dan beberapa kali
posting kok.
Foto kenangan di Garut |
Saya dan suami bukan tipikal orang yang rajin foto berdua lalu dipajang di media sosial.
Rajin loh saya bilang, bukan senang, kalau senang sih senang aja dan beberapa kali
posting kok.
Kami punya foto berdua, tapi
tersimpan di ponsel dan laptop, bahkan tau enggak, foto pernikahan kami
aja belum semuanya dicetak sampai
sekarang dan hanya dicetak ukuran besar serta dipajang tak lebih dari 3 foto di
tiga rumah berbeda (Rumah saya, orangtua saya dan orangtua suami). Maklum,
budget pernikahan yang sederhana membuat kami harus memangkas banyak biaya. Itu
pun orangtua sudah banyak membantu karena memang mereka yang ingin merayakan
pernikahan mengundang hampir 2000 orang, yang kebanyakan tamunya orangtua
(keluarga dan kerabatnya). Bersedianya komunitas fotografer memotret kami saat
nikah 2008 lalu saja sudah bersyukur. Soal foto pernikahan masih tersimpan
manis di laptop, ya sudahlah, yang penting esensi pernikahannya (Ngeles,
sebenarnya mau juga dicetak sih hahaha).
Nah, balik ke foto di Instagram.
Foto pertama yang muncul di #2016bestnine adalah foto kami, berdua, di Garut
tepatnya di Danau Situ Bagendit. Ada kisahnya loh danau ini. Konon ada wanita
cantik kaya tapi pelit, lalu terjadi musibah, semua kekayaannya tenggelam dan
jadilah danau dengan pemandangan deretan gunung yang indah. Harus tanya om Google
lagi soal ini nih, atau ada yang punya referensi bacaannya, boleh loh bagi
ceritanya.
Fotografernya adalah Ipan
Setiawan alias Jang Ipan atau @onlinegarut. Kami sempatkan waktu jalan-jalan
sebelum pulang ke Jakarta, setelah tiga hari mengurusi aksi tanggap bencana
Banjir Garut #BloggerPeduliGarut.
Latar danau dan gunung yang
indah, dan kami memang jatuh cinta dengan Garut membuat kami nekat aja foto
bareng, sok mesra, padahal sih memang mesra hahaha. Saat mengambil foto
tujuannya hanya menyimpan kenangan perjalanan kami saja. Perjalanan hati ke
Garut selepas meninggalnya anak perempuan kami semata wayang. Bagi saya,
perjalanan itu penuh makna dan bersama suami yang menguatkan, sungguh bagian
cerita hidup yang layak dikenang lewat foto. Saya posting foto itu di Instagram
tidak di hari yang sama alias latepost. Ada momen yang membuat saya ingin
memasang foto itu, dengan cerita yang tak ada kaitannya dengan foto, tapi
justru cerita di balik objek foto, bahwa kami
sebagai pasangan menikah berjuang terus untuk saling menguatkan dengan
apa pun yang harus kami jalani, kini. Ah, jadi sedih lagi.
Jujur, memang foto kedua memang
foto gaun. Gaun cantik MeeMaa Style by Chaera Lee. Jadi begini ceritanya. Awalnya
saya mendapatkan email dari teman di Malaysia, teman yang saya kenal saat ajang
Muslim Fashion Festival di Jakarta berkat kesempatan yang diberikan mbak Lisa
Fitria, Indonesia Fashion Chamber, desainer Indonesia yang saya kenal dari
Franka Soeria (teman baik di Turki).
Lewat email itulah akhirnya saya
berangkat ke Malaysia, enam hari, meliput Malaysia Fashion Week. Enggak puas
kalau berangkat sendirian, saya ajak dan rekomendasikan beberapa teman, dengan
berbagai caranya,melalui email dan media sosial. Lalu berangkatlah kami
berempat ke Malaysia, perjalanan seru kan ya mbak Yayat, kak Zata Ligouw, Suci
Santy Risalah.
Nah, berhubung ada jadwal Gala
Dinner, kami harus memantaskan diri dong yaaa. Rencana saya sih padu padan saja
koleksi busana yang ada di rumah, tak sempat cari-cari sponsor. Bahkan malam sebelum
berangkat saja saya belum berkemas. Tiba-tiba kak Zata memberi kabar, berkat
bantuannya saya mendapatkan gaun cantik MeeMaa Style by Chaera Lee.
Sungguh gaunnya cantik, saya sempat tak
percaya diri memakainya, tapi saya pikir tak apa, saya akan hadiri Gala Dinner
dengan kehadiran tamu spesial Ratu Kerajaan Malaysia. Dengan make up
secukupnya, kerudung hitam paling aman, dan high heel pinjaman kak Zata, saya
siap tampil beda. Foto dulu dong, lalu posting, dan enggak nyangka responsnya
segitunya, sukses lah ya. Itulah, di balik kesuksesan ada banyak dukungan orang
di belakangnya, ada banyak kekuatan di baliknya, bukan semata soal satu orang
saja.
3.
Foto Teman Baru
Masih dari Malaysia Fashion Week
saya bertemu wartawan majalah di Qatar, namanya Mahmoed Gad. Orangnya baik,
senang bergaul, senang ngobrol, gentleman dan ganteng juga dong ya (coba
perhatikan ganteng gak?)
Saya senang ngobrol, dan ada yang
ajak ngobrol kami berempat pakai Bahasa Inggris yang mudah dipahami, oke ambil
ini sebagai kesempatan membangun jejaring dan latihan cas cis cus berbahasa
asing dengan orang asing.
Banyak cerita menarik dari Gad,
dia orang Mesir yang bekerja di Qatar. Kata Gad, tak banyak yang bisa dilakukan
di Mesir, itulah sebabnya dia hijrah ke Qatar bekerja di sana. Beberapa kali
pulang kampung dan beberapa kali juga ibadah Umroh ke Mekkah-Madinah. Cerita
panjang lebar, bagian Umroh dengan perjalanan berkendara mobil hanya beberapa
jam saja, itu yang paling bikin saya baper.
Pikiran saya mulai berkelana.
Mungkin waktunya jadi warga dunia, mencoba melamar bekerja di negara lain,
negara yang makin mendekatkan saya dengan Mekkah dan Madinah, mendekatkan saya
dengan keinginan Umroh, bertemu Allah dan Rasulullah beserta keluarganya dan
barangkali bisa melihat anak kesayangan di sana, barangkali.
4.
Foto Narsis
Lagi-lagi dari Malaysia Fashion
Week, kali ini niatan foto memang untuk eksis narsis. Berada di Malaysia dengan
saya sebagai blogger, membawa nama diri sendiri, diterima sebagai bagian dari
media internasional, dan meliput ajang fashion modest wear, sungguh prestasi
berarti bagi saya.
Bertahun-tahun jadi jurnalis,
saya belum pernah ke Malaysia, berkali-kali saya ditugaskan ke Singapura, sudah
itu saja.
Saya tidak pernah menyimpan
cita-cita tinggi ke Malaysia. Ketika kakak ipar saya pernah berkesempatan ke
Malaysia, dan berbagi ceritanya lewat foto, saya ikut senang tapi tak jadi
baper ingin ke Malaysia. Begitu bertemu orang Malaysia di Jakarta pertengahan
tahun 2016, dan mereka bilang, kalau ke Malaysia hubungi saja, saya menanggapi
dengan senyum senang saja. Lalu tiba-tiba ada undangan ke Malaysia, dibiayai
segala sesuatunya, meski tidak dibayar/digaji untuk bekerja menulis dan berbagi
cerita di media sosial, saya senang saja. Uang tak bisa membayar kesempatan dan
kepercayaan yang diberikan kepada saya, dan tentu pengalaman macam ini tak
terbayarkan apa pun.
Gerakan Love and O2, filantropi
desainer perhiasan Delia von Rueti, aksi cinta bumi gerakan menanam pohon
membangun taman hutan hujan tropis di Kalimantan. Itu singkatnya cerita di
balik foto TShirt keren bergambar pohon hijau ini. Harganya 399K IDR bisa
dibeli di pameran foto yang masih berlangsung di Plaza Indonesia sampai 8
Januari 2016.
Ya, saya memang rajin sekali
promosikan gerakan ini. Sejak awal mengetahui aksi ini, saya niatkan mendukung
gerakan ini dengan hadir dan bersedia mengkoordinasikan beberapa blogger yang
berkenan hadir dengan niat murni meliput, semata membantu teman baik mbak Ibah,
saya datang dengan beberapa teman blogger. Benar saja, kontennya menarik dan
inspiratif.
Ada orang kaya asli Indonesia yang sukses dengan bisnis
perhiasannya, menyumbangkan lahan 2.500 hektar, lahan pribadi untuk menjadi
ruang terbuka publik. Buat saya itu luar biasa, ada cerita menarik yang layak
disebarkan di blog dan media sosial. Bukan hanya datang di peluncurannya, saya
datang di CFD, juga di pembukaan pameran fotonya, mendukung total sepenuh hati
aksi ini dan yang saya dapatkan lebih dari yang diminta. Semoga saja ya
mendapat undangan acara berikutnya, festival musik Love and O2 di London. Amin.
6.
Foto OOTD
Kali ini beneran OOTD, masih dari Malaysia Fashion Week. Foto ini adalah saya pakai satu
set koleksi modest look ala saya. Padu pada saja, dengan baju yang ada di rumah, tapi
satu baju ini spesial bagian outernya.
Koleksi Outer Najua Yanti, Malaysia Fashion Week 2016 |
Kali ini beneran OOTD, masih dari Malaysia Fashion Week. Foto ini adalah saya pakai satu
set koleksi modest look ala saya. Padu pada saja, dengan baju yang ada di rumah, tapi
satu baju ini spesial bagian outernya.
Outer kece warna abu adalah pemberian istimewa, buat saya
yang bukan siapa-siapa dari seorang desainer kenamaan busana muslim Indonesia,
Najua Yanti. Saya sudah mengikuti rancangan Najua Yanti sejak 2010. Saya suka,
santun, syar’I tapi tak ketinggalan zaman dan kekinian. Ah pokoknya saya suka.
Setiap kali berkesempatan datang ke peragaan busananya baik di Jakarta Fashion
Week, Indonesia Fashion Week dan lainnya, enggak pernah enggak berdecak kagum.
Saya pernah berjanji menuliskan cerita tentangnya. Janji yang selalu tertunda
hingga akhirnya saya menuliskan kisahnya saat dia ikut Istanbul Modest Fashion
Week. Utang janji semoga lunas.
Bagi saya kebanggaan bisa pakai outer Najua Yanti, dan
memakainya di Malaysia Fashion Week, pakai busana buatan Indonesia di negeri
orang yang sedang gencar kembangkan modest wear, buat saya adalah statement.
Lihat, Indonesia punya koleksi modest wear yang keren, pakai produk Indonesia,
datang ke Indonesia dan nikmati keindahan busana muslimahnya.
Saya bersama blogger dan pendiri
Indonesia Hijab Blogger Roswitha Jassin dan owner Community Coffee mbak Anggi
di foto ini. Kisah foto ini makin seru dan penuh makna.
Saya bertemu mbak Anggi atas
dorongan pribadi, inisiatif datang ke Community Coffee di Bintaro karena
terpaut hati dengan nama café-nya, cocok untuk kegiatan BloggerCrony pikir
saya. Datang dengan percaya dirinya, setelah sebelumnya kirim email. Pertemuan
pertama yang menyenangkan dan penuh makna, karena kami bukan sekadar bicara
kesempatan partnership tapi bicara soal bekerja dengan cara baik mengharap
keberkahanNYA.
Pertemanan terus terjaga dengan
mbak Anggi, juga dengan Witha yang saya kenal sejak berpisah dengan Dahayu.
Witha adalah teman yang Dahayu pertemukan. Kami sama-sama ibu yang berpisah selamanya
dengan buah hati. Bersama Witha seperti mendapatkan energi, bahwa kami harus
saling dukung menguatkan. Support group sungguh penting bagi ibu macam kami.
Sampai tercetus niatan membangun support group Parents of Angels. Saya rasa
banyak ibu di luar sana yang perlu saling menguatkan, atas perpisahan dengan
anak apalagi anak semata wayang.
8.
Foto Kompilasi
Ya memang masih dari Malaysia Fashion Week, tapi bukan itu intinya. Intinya, foto ini
hanya ingin menceritakan perjalanan dan OOTD saya yang dikompilasi berkat bantuan
Suci, gara-gara males dan gapteknya saya.
Thanks to Suci udah kompilasi |
Ya memang masih dari Malaysia Fashion Week, tapi bukan itu intinya. Intinya, foto ini
hanya ingin menceritakan perjalanan dan OOTD saya yang dikompilasi berkat bantuan
Suci, gara-gara males dan gapteknya saya.
Ponsel pintar saya ternyata tidak
sepintar yang lainnya. Kalau mau download aplikasi hanya bikin performanya
melemah. Jadi, saya terjebak dengan ponsel yang bikin saya bergantung dengan
orang lain, termasuk bergantung dengan Suci selama di Malaysia untuk kompilasi
foto.
Akhirnya, saya bertekad ganti
ponsel yang bisa bikin saya bebas mau berkreasi dengan foto. Meski harus
cicilan tak apa yang penting ponsel saya keren dong sekarang, meski belum
sekeren yang punya iPhone sih yah.
Haha, saya bingung mau kasih
subjudul apa. Yang pasti saya juga suka foto ini seperti teman-teman suka yang
bikin foto ini masuk #2016bestnine
Kebersamaan yang saya sangat nikmati
bersama teman bloggers kece selama di Malaysia semoga tergambar di foto ini.
Apalagi kami bersama desainer cilik Malaysia, yang mendapatkan kesempatan
berkiprah di panggungnya orang dewasa atas bantuan Peniagawati sebuah asosiasi
pengusaha perempuan Bumiputera Malaysia.
Seperti Peniagawati yang
memfasilitasi dan mendukung anggotanya, kami berempat di foto ini semoga juga
selalu punya kesatuan hati untuk saling mendukung satu dan lainnya. Semoga.
5 comments:
Semuanyaa punya cerita yaa buu :) dan didominasi sama perjalanan kita ((kita)) ke MFW. Itu jadi bagian cerita yang ngga bisa dilupain. Benar ya kata orang, kalau foto itu bisa bercerita. Cuma lihat satu foto aja, bakal banyak cerita yang tercipta. Loveee bangett
iyaaah bangeet pasti ada ceritanya deh. Aku sih selalu percaya, nyimpan foto itu gak pernah sia2. memori kita tuh keren banget masih bisa inget pengalaman bertahun tahun silam hanya dengan lihat foto. jadi bank foto bisa jadi bank tulisan. Loveeeee tooo
kerennn mba Wawa, dari best nine bisa jadi artikel yang menarik.. isi ceritanya juga menarik.., btw dapet salam dari Gad :D
Keren Mbak menceritakan kembali kisah dibalik foto yang masuk di bestnine hehe. Rata2 tentang Malaysia Fashion Week ya. Kereeen..
Itu foto yg org Qatar mana Mbak? Pengen liat
waah makasih ah pujian kak Zata bikin melambung nih hehehe, salam balik (masih kontakan toh)
Mas Wawan makasih, iyaa banyak yg likes berarti tuh perjalanan Malaysia, bagus lah alhamdulillah, hahaha ada org Qatarnya tuh di atas hihi
Posting Komentar