Bagaimana Malaysia Mendukung Desainer Muda Pemula
Malaysia Fashion Week #MFW2016 membawa banyak cerita bagi saya. Untuk kali pertama saya ke Malaysia, setelah sebelumnya (sewaktu masih menjadi pewarta) kebagian liputan luar negeri bolak balik Singapura. Datang ke negeri orang bagi saya memperkaya pengalaman, apalagi jika memang ada misi khusus ke sana, membawa pulang banyak cerita. Selain, karena saya hobi banget networking, bergaul dan berbaur dengan teman-teman lintas bangsa sungguh mengesankan, jadi banyak belajar dan menambah lagi level toleransi.
Meliput pekan mode bukan hal baru karena memang dulu saya
bekerja sebagai wartawan media online, khusus Lifestyle. Kompas Female sebuah
kanal di Kompas.com membuka begitu banyak kesempatan dan pencapaian.
Beragam pekan mode di Indonesia sudah saya telusuri, bahkan
merasa menjadi bagian darinya, terutama Indonesia Fashion Week (IFW). Bersama
teman-teman baik dari kalangan wartawan, desainer, fotografer,
pelaku UKM, meliput pekan mode di Indonesia menjadi kesenangan baru dan fashion
muslim kemudian menjadi perhatian khusus saya. Beruntung bisa punya teman yang
sudah eksis di ranah internasional Franka Soeria, juga teman-teman yang kini
aktif di IFC Lisa Fitria dan rekan.
Kesempatan kemudian datang dari Malaysia Fashion Week, yang
diadakan oleh Matrade, berlangsung 2-5 November 2016. Matrade
(Agensi Perdagangan dan Promosi Malaysia) berada di bawah koordinasi
Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia atau MITI. Bekerja
sama dengan Stylo Internasional, didukung oleh Mercedes-Benz, Matrade menggelar
MFW 2016 untuk kali ketiga berlokasi di Matrade Exhibition & Convention
Centre (MECC), berlokasi di Jalan Sultan Haji Ahmad Shah, Kuala Lumpur.
Soal bagaimana bisa mendapatkan kesempatan ini, akan saya
kupas di artikel terpisah nanti yaaaa. Kali ini saya mau membahas mengenai satu
fakta yang saya telusuri bersama tiga blogger lainnya, Suci Santy Risalah, Zata
Ligouw, Yayat di MFW2016.
Dukungan kepada Desainer Muda
Dukungan kepada Desainer Muda
Modest wear atau busana santun, termasuk di dalamnya busana
muslim yang serba tertutup, menjadi perhatian khusus Malaysia Fashion Week
2016. Artikel saya sebelumnya mengupas soal keseriusan mereka
menggarap sektor ini: Cara Malaysia Garap Serius Modest Wear Lewat MalaysiaFashion Week 2016
Malaysia gerak cepat melihat besarnya potensi modest wear,
seiring bertumbuhnya komunitas muslim mancanegara. Selain Indonesia yang memang
sudah menjadi mitra, China juga menjadi sasaran Malaysia berikutnya melihat
modest wear juga mulai tumbuh di sana.
Modest wear dan potensi muda kemudian menjadi andalan
Malaysia mendongkrak sektor fashion dan industri kreatif negerinya. Di panggung
mode Malaysia Fashion Week, banyak potensi muda negeri Jiran yang mendapatkan
tempat berpromosi, dengan dukungan penuh pemerintah Malaysia.
Saya pun sempat
berbincang langsung dengan desainer berbakat Salina. Menurut Salina, Matrade
banyak memberikan dukungan untuknya. MFW 2016 adalah kali pertamanya
mengenalkan koleksi buatannya sendiri. Sebagai pendatang baru, Salina merasa
mendapatkan dukungan penuh dari slot show hingga booth yang diberikan gratis.
Menurut Salina ada sekitar 30 desiner muda yang diberikan
booth gratis dan dikumpulkan dalam satu area khusus. Salina mendapatkan booth
berdampingan dengan Tuhfah.
Booth di pameran menjadi penting karena setelah calon buyer
atau penggemar mode melihat koleksinya di fashion show, mereka bisa langsung
bertransaksi atau setidaknya berkenalan dengan desainer di booth.
Benar saja, booth yang didapatinya membuka kesempatan
bertemu buyers. Lantaran koleksinya masih terbatas, dan made by order, maka
potensi transaksi datang dari kalangan startup yang daya belinya juga tidak
sebesar departemen store misalnya. Selain juga karena startup biasanya mencari
koleksi yang beda dan unik, tidak pasaran, punya karakter, dan koleksi Salina
memenuhi kebutuhan itu. Di samping juga harga yang berkisar antara 300 RM dan
di bawah 1000 RM.
6 comments:
Wahhh kereeen yaaah mba Wawa masih muda sudah berprestasi, ikut bangga
iya 21 tahun udah dpt kesempatan gitu yaah semoga desainer muda Indonesia juga diberikan banyak peluang
Aku baru tau Malaysia juga punya event fashion week secara rutin. Lebih gedean mana Mba skalanya dengan JFW?
Hai mbak Dina...makasih dah mampir. Iya baru ketiga kok mbak, mereka masih terbilang baru jadi beda sih sm JFW. Tapi bedanya juga, pameran dagangnya aktif di MFW, desainer berkesempatan ketemu buyer, itu jg penting jd dagangan laku gak sekadar fashion show.
Wahhh mba, koleksi designer muda sana juga ciamik2 ya..dan saya salut bgt sih sama upaya supportif dari pemerintah malaysia..sampe ngasih booth gratis ya..padahal mungkin kalau di indo, untuk masuk atau punya booth di acara bergengsi, harus rogoh kocek dalam2 atau harus sudah punya nama besar..hmm..bisa ditiru yg positifnya..thanks for sharing mba wawa
Posting Komentar