AADC2: Gejolak Cinta Berbalut Indahnya Seni (Puisi) dan Jogja
Menikmati nostalgia, tentang gejolak asmara dan sebuah kota.
Barangkali itulah kesan saya keseluruhan dari film Ada Apa Dengan Cinta (AADC)
2. Terlepas dari beberapa pertanyaan iseng yang muncul sekilas dari adegan dan
dialognya, juga lepas dari titipan sponsor yang muncul berulang kali di
beberapa adegan.
Soal “titipan sponsor” di film, saya masih bisa memaklumi
dan menilainya dalam batas wajar, tidak berlebihan dan ditampilkan natural. Pasalnya,
saya pernah menyaksikan tiga film Indonesia lainnya (dalam delapan bulan
terakhir) yang terlalu “hardsell” istilahnya, entah karena sponsor yang
memaksakan kehendak atau tim kreatif yang kurang lihai memainkan “titipan”.
Kalau soal pertanyaan iseng, salah satunya, "Rangga yang tinggal di NYC aja ikut pemilu, siapakah presiden pilihan Rangga dan Cinta?" atau mau pertanyaan iseng lainnya? "Berapa kali kah Cinta memoleskan lipstik (sponsor) dan warna apa saja?" Satu lagi deh, "Sudah cukupkah Cinta minum air putih dalam sehari?" kalau yang terakhir ini contoh baik, mengingatkan kita berkali-kali ada gelas berisi air putih di beberapa adegan, sekali muncul air mineral kemasan (sponsor).
Kalau soal pertanyaan iseng, salah satunya, "Rangga yang tinggal di NYC aja ikut pemilu, siapakah presiden pilihan Rangga dan Cinta?" atau mau pertanyaan iseng lainnya? "Berapa kali kah Cinta memoleskan lipstik (sponsor) dan warna apa saja?" Satu lagi deh, "Sudah cukupkah Cinta minum air putih dalam sehari?" kalau yang terakhir ini contoh baik, mengingatkan kita berkali-kali ada gelas berisi air putih di beberapa adegan, sekali muncul air mineral kemasan (sponsor).
Kembali ke AADC2, bagi yang bernostalgia masa dewasa muda
dari film AADC pertama barangkali bisa paham, karena ada memori terekam dari
kemunculan cerita Rangga dan Cinta era itu. Tentang film Indonesia yang kala
itu sedang bertumbuh dan tentang kisah asmara remaja yang ringan saja isinya,
namun mengena.
Bagi warga di luar Jawa Tengah, yang pernah traveling atau
berwisata ke Yogyakarta, juga mungkin bisa paham soal nostalgia. Saya jadi
ingat pengalaman membekas tur perpisahan SMP ke Yogyakarta yang membuat Kota
Gudeg ini punya kesan mendalam. Beberapa kali kembali ke Yogyakarta selalu
pulang membawa kesan. Terakhir ke Jogja bertemu teman-teman blogger di sana,
saya pun bernostalgia dengan kota ini. Bahkan teman di Jogja pun menyebut
tempat tinggalnya sebagai kota nostalgia. Memutuskan menginap di Greenhost, pun
menjadi nostalgia tersendiri bagi saya pribadi. Saat itulah, kami, rombongan
pejalan dari Jakarta bertemu dengan Mira Lesmana,Titi Kamal, dan kru Mirles
Film yang ternyata sedang syuting AADC2.
Greenhost Hotel Jogja, salah satu lokasi syuting AADC2 Dok. Wardah Fajri |
Gejolak Asmara
AADC2 bercerita tentang gejolak asmara dari sejoli yang
belum merasa tuntas dengan perasaannya. Saya tak membaca synopsis juga tidak
mencari tahu soal film ini sebelum menonton. Saya ingin mendapatkan kejutan
saja, pikir saya, dengan langsung ke bioskop, beli tiket, duduk manis menikmati
karya sineas Indonesia disamping suami yang setia.
Saya memang menemukan kejutan, dari kisah Rangga, dengan
segala kemisteriusannya. Sikapnya yang dingin, tak banyak bicara, menyimpan
rahasia. Rahasia tentang hubungan buruk dengan dua perempuan, ibunya dan cinta
pertamanya. Rahasia yang terkuak di sudut jalanan Jogja.
Gejolak rasa dan asmara terasa kuat, setidaknya bagi saya, yang
duduk manis di kursi bioskop. Tak sulit mengikuti alur cerita AADC2. Film ini
memang sangat ringan, cukup nikmati saja dan tergolong film drama yang tidak
membosankan, setidaknya suami saya tidak tertidur dan tuntas melek hingga film
selesai.
Saya terhibur juga mendapatkan kejutan manis pada bait puisi
yang mewakili perasaan dan pikiran Rangga, adegan yang berhubungan dengan dunia
seni seperti pertunjukkan boneka dan pameran seni, juga indahnya blusukan dan alam
Jogja yang belum pernah saya jelajahi sebelumnya.
Soal cerita, tidak ada kejutan dramatis hingga akhir cerita
yang mengambil setting di New York City. Namun gejolak asmara yang terpendam
lama dan tak tergantikan, begitu terasa dari perjalanan sehari semalam Rangga
dan Cinta menjelajahi Jogja. Rangga seperti sedang mencari cara dan celah,
untuk memberi waktu bagi Cinta
memikirkan kembali perasaannya. Meski sejak awal, Cinta seperti tak
terbantahkan keputusannya untuk mengakhiri asmaranya dengan Rangga demi
pertunangannya dengan Trian.
Benar saja, Cinta luluh dan perasaannya terhadap Rangga tak
tergantikan, tak termakan waktu, 14 tahun lamanya. Konflik diri pun terasa kuat
sampai bangku pentonton, setidaknya bagi saya pribadi. Meski saya tak menemukan
klimaksnya. Semua mengalir saja apa adanya.
Tentang Puisi
Bagi saya AADC2 tetap punya kesan, terutama tentang seni dan
sastra, tentang puisi dan kota Jogja yang merepresentasikan seni. Kebiasaan
saya dan suami usai nonton film Indonesia, kami membahasnya hingga
sedetil-detilnya. Untuk AADC2, kami sepakat, dan berterima kasih kepada Mira
Lesmana, Riri Reza dan tim kreatif lainnya, telah mengenalkan kembali keindahan
puisi, seni dan sastra kepada anak muda.
Kami berpikir, barangkali hanya sebagian kecil saja anak
muda masa kini yang menyukai puisi. AADC2 setidaknya membawa dunia seni puisi
dan kesenian lainnya dengan cara kekinian, melalui kisah cinta ringan yang bisa
diterima siapa saja.
Sekali lagi saya berterima kasih kepada orang-orang kreatif
di balik film AADC2, terkait kebangkitan puisi di kalangan muda ini.
Dok. Official Website AADC2 |
Gejolak Cinta
Cerita cinta juga bukan hanya terjadi pada Rangga dan
Cinta. Saya pun menemukan cinta dalam persahabatan empat perempuan yang sudah
melewati berbagai siklus kehidupan. Persahabatan yang bisa kita temui dalam
kehidupan nyata.
Dok. Official Website AADC2 |
Cinta lainnya saya dapati dari pergolakan perasaan Rangga
dan ibunya. Rangga berlibur ke Indonesia menuju tujuan utama di Jogja untuk
mengobati hatinya. Memperbaiki hubungannya, dengan Cinta dan ibunya.
Mempertemukan sebuah keluarga, di Jogja.
AADC2 bercerita tentang gejolak cinta, dari sejoli, dari
seorang pria dewasa yang menemukan kembali keluarganya, dari persahabatan, juga
dari hubungan yang retak karena kekuatan cinta di masa lalu.
Cerita yang dekat dengan keseharian kita. Bedanya, cerita
cinta di AADC2 lebih sempurna dengan balutan puisi, nostalgia kota yang
tergambar sempurna, ditambah lagi setting alam Jogja yang melengkapi cerita
film. Saya sudah cukup bangga pernah singgah di Kalibiru, saat belum banyak
orang tahu. Ternyata masih banyak tempat menarik di Jogja yang perlu
dijadwalkan penjelajahannya. Untuk akhirnya nanti kembali bernostalgia.
Selamat menonton AADC2 untuk pertama kali, kedua atau bahkan ketiga, apa pun motifnya dan kesan setelahnya.
Setidaknya saya salut dengan penonton film Indonesia, AADC2 sudah berhasil menembus rekor. Dalam delapan hari penayangannya di bioskop seluruh Indonesia, sudah dua juta penonton menyaksikannya. Sejak tayang serentak 28 April 2016 di Indonesia, Malaysia, Brunei, hingga 4 Mei 2016 (saat saya nonton) saya dengar kabar AADC2 sudah melampaui rekor 1 juta penonton untuk film nasional. Ada penambahan jumlah penonton yang signifikan dalam hitungan hari. Salut untuk kolaborasi produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Reza yang berhasil membangun emosi di film ini, baik antar pemeran juga antara film dan penontonnya. #DukungFilmIndonesia
Kelanjutan dari artikel sebelumnya Yakin, Rela Nonton AADC2?
13 comments:
Baru semalem nontonnya...
mba Wawaaa, aku sebelumnya nggak begitu pengen nonton film ini, tapi kok abis baca artikel ini malah pengen nonton dan jalan2 ke Jogja, yah? *loh?!*
Jadi tambah ingin nonton. Melihat sentuhan Mira Lesmana dalam menterjemahkan cinta.
Jadi tambah ingin nonton. Melihat sentuhan Mira Lesmana dalam menterjemahkan cinta.
Kepengen nonton tapi belum kesampaian, tulisan Mba Wawa bikin dian tambah penasaran apa lagi lihat buku puisi Aku, hehehehe tambah penasaran bagaimana Rangga mengungkapkan rasa lewat bait demi bait puisinya. Dian juga suka banget Puisi karya Chairil Anwar 😄
Kepengen nonton tapi belum kesampaian, tulisan Mba Wawa bikin dian tambah penasaran apa lagi lihat buku puisi Aku, hehehehe tambah penasaran bagaimana Rangga mengungkapkan rasa lewat bait demi bait puisinya. Dian juga suka banget Puisi karya Chairil Anwar 😄
mau nonton lagi gak? hehehe
eh masa blom nonton kirain udah kentjan sm mantan pacar bapaknya anak2 hahaha...yuk traveling ke jogja...bukan liburan kyk Cinta tp traveling spt Rangga hahhaha
hayuk nonton kt bantu kejar jd 3jt penonton biar tambah fenomenal hahaha
penyuka puisi dan perjalanan pasti nostalgia. aku pun pernah bikin puisi dlm perjalanan kereta..kalau Rangga saat d bandara hehehe #bikinpenasaran
penyuka puisi dan perjalanan pasti nostalgia. aku pun pernah bikin puisi dlm perjalanan kereta..kalau Rangga saat d bandara hehehe #bikinpenasaran
Baru nonton semalam sama Ibu... sengaja gak ama suami nontonnya, pas pulang malah saya bilang jangan nonton, kuatny karakter pemainnya dan alur perasaan filmnya bisa membawa penontonya jadi bahaya, gerak gerik Rangga itu suami banget cuma mas Rangga ituu superr cakepp ..hehehe
baru baca lagi nih hahaha. waduh gmn rasanya nonton sm ibu ya mbak, seru juga tuh
Posting Komentar