Mengenal Aset Digital Bitcoin Lewat Luno
Kalau bicara investasi, umumnya masyarakat yang sudah melek investasi akan memilih sesuai tingkat risikonya. Investasi dengan risiko tertinggi atau high risk adalah saham. Sementara untuk investasi berisiko lebih rendah pilihannya reksadana, deposito, logam mulia, emas.
Saya pribadi sudah pernah menjalankan investasi reksadana dan logam mulia, yang lainnya belum berani. Semakin tinggi risiko investasi biasanya akan memberikan high return atau keuntungan yang juga tinggi, namun sekali lagi risikonya pun tinggi.
Nah, di era digital, investasi makin canggih lagi. Bentuknya bukan lagi bicara mata uang konvensional namun sudah digital atau digital currency.
sumber: www.wawaraji.com |
Sistem dan perangkat teknologi yang makin canggih, dioperasikan oleh operator yang juga melek teknologi, menghasilkan pilihan investasi kekinian yang serba digital. Sasarannya tentu saja kalangan muda millennial yang gadget savvy.
Ketika ponsel sudah menjadi benda kesayangan yang tak lepas dari genggaman, di situlah aplikasi jadi serba memudahkan. Cashless society makin kentara di kalangan millennial. Isi dompetnya bisa jadi kosong, namun semua uang tersimpan rapi di berbagai jenis aplikasi keuangan dan layanan digital. Celah inilah yang ingin digarap penyedia investasi digital currency termasuk Bitcoin yang mendunia.
LUNO
LUNO
Lewat Influencer Class yang diadakan Luno di Jakarta, saya jadi lebih mengenal bitcoin. Jujur, sesungguhnya saya awalnya menaruh curiga karena peraturan Bank Indonesia melarang Bitcoin untuk transaksi pembelian. Namun, setelah mempelajarinya bersama Vijay Ayyar, General Manager Luno dan Claristy, Operations/Growth Lead Luno Indonesia, wawasan saya tentang Bitcoin, sebagai salah satu digital aset, jadi bertambah.
Bank Indonesia sebagai regulator keuangan resmi di Indonesia jelas melarang digital currency sebagai alat beli. Semua mematuhi ini dan pelaku investasi cyptocurrency pun memahaminya dan menghormati kebijakan ini. Sri Mulyani, Menteri Keuangan, menegaskan tidak ada larangan di Indonesia yang membatasi orang untuk investasi cryptocurrency, sebagai instrumen investasi. Artinya bebas saja ke pilihan masing-masing individu jika ingin mencoba investasi Bitcoin. Sekali lagi sebagai instrumen investasi bukan sebagai alat beli.
Pada praktiknya, setiap negara memang menerapkan aturan atau kebijakan berbeda terkait Bitcoin. Kalau Indonesia melarang Bitcoin sebagai alat beli kopi misalnya di warung kopi, beda kondisinya dengan di Jepang misalnya yang membolehkan Bitcoin sebagai alat bayar. Setiap negara punya pertimbangan masing-masing, jadi tugas sebagai warga negara ya mematuhi ketentuan regulator saja.
Nah, kalau berani investasi Bitcoin, Luno dengan aplikasinya bisa membantu. Saya sendiri sudah mencoba register dan akses aplikasi Luno. Interface nya memudahkan pengguna pemula seperti saya. Aplikasikanya mudah digunakan, user friendly, dan bisa dengan mudah memahami informasi di dalamnya.
Luno adalah perusahaan global di bidang aset digital dengan dua juta pelanggan di 40 negara di dunia, dengan tim lebih dari 100 orang, berbasis di London dan memiliki kantor regional di Singapura dan Cape Town. Lewat Luno, pelanggannya bisa membeli, menyimpan, mempelajari aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum. Dua aset digital ini paling populer se-dunia.
Sejak awal 2016, Luno resmi menghadirkan layanannya di Indonesia. Dulu, namanya BitX kemudian berganti atau re-branding menjadi Luno. Pada 18 Januari 2018, Luno mendirikan Asosiasi Blockchain Indonesia, dengan tujuan menjadi wadah pelaku industri yang membangun kemitraan dengan pemerintah, untuk sukseskan era industri 4.0 melalui regulasi, inovasi, dan kolaborasi.
Mengetahui bahwa ada perusahaan yang menaungi investasi aset digital di Indonesia, setidaknya menambah kepercayaan diri calon investor. Pasalnya, aset digital ini masih hal baru meski di negara maju sudah menjadi pilihan investasi era digital.
Nah, kalau sudah merasa nyaman lantaran ada perusahaan penyedia layanan dan asosiasinya, sebagai calon investor wajib juga memahami apa itu Bitcoin. Saya sendiri masih terus belajar tentang Bitcoin, dan baru sekali ikut kelas edukasinya.
Penjelasan dari Vijay Ayyar yang paling mengena di Influencer Class by Luno adalah investasi Bitcoin mirip seperti investasi logam mulia versi digital. Kalau pernah investasi logam mulia, tentu tahu ya, kita membeli logam mulia dengan jumlah gram tergantung dana investasi, dan harga per gram logam mulia bisa berubah, naik atau turun, banyak faktornya. Namun, investasi logam mulia dianggap dan dipercaya paling aman dan minim risiko karena tidak terlalu fluktuatif seperti saham atau investasi high risk lain. Menjual kembali logam mulia dengan harga yang menguntungkan juga sangat mungkin dilakukan. Syaratnya, sabar dan jadikan investasi logam mulia sebagai investasi jangka panjang.
Investasi Bitcoin mirip dengan logam mulia namun bentuknya tidak berwujud seperti emas batangan. Kalau saya menafsirkan, Bitcoin bentuknya data, big data, semua serba digital dan terkomputerisasi. Nilai investasi Bitcoin per 1 Bitcoin memang sangat tinggi, sekarang nilainya bisa mencapai lebih dari Rp 100 juta. Namun, investor pemula bisa membeli Bitcoin mulai Rp 100.000 atau 0,0001 Bitcoin.
Sekali lagi, jika berani investasi Bitcoin, ini adalah bentuk investasi jangka panjang. Jadi jangan berharap untung maksimal dalam waktu dekat. Sebaiknya, gunakan dana khusus untuk investasi, bukan dana untuk kebutuhan sehari-hari jika ingin investasi Bitcoin. Harga Bitcoin sangat fluktuatif karena termasuk high risk high return investment. Harga Bitcoin sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Jika berani investasi Bitcoin, perhatikan beberapa hal ini:
Jika berani investasi Bitcoin, perhatikan beberapa hal ini:
1. Pilih perusahaan aset digital yang terpercaya.
2. Kenali tim di perusahaan aset digital apakah cukup handal.
3. Perhatikan sistem keamanan dari perusahaan aset digital tersebut, cari tahu seperti apa sistem pengamanannya.
4. Pastikan platform yang digunakan mudah dan user friendly, informatif dan mudah dipahami.
3. Perhatikan sistem keamanan dari perusahaan aset digital tersebut, cari tahu seperti apa sistem pengamanannya.
4. Pastikan platform yang digunakan mudah dan user friendly, informatif dan mudah dipahami.
Jika penasaran dengan Bitcoin bisa cari tahu tentang Satoshi Nakamoto, yang menjadi pelopor Bitcoin. Informasinya bisa didapatkan di www.bitcoin.org
Itu dia yang saya pahami tentang aset digital, Bitcoin dan Luno sebagai penyedia layanan investasi aset digital. Kalau kamu punya informasi tambahan bisa share di komentar, seberapa kenal kamu dengan aset digital? Sekali lagi aset digital sebatas untuk investasi bukan alat tukar.
0 comments:
Posting Komentar