Cegah Infeksi Area V dengan Kebiasaan Bersih Saat Haid
Perempuan, diciptakan dengan berbagai kekhasan yang pasti ada tujuan. Usai sharing session dengan pakar dan praktisi, tentang higienitas organ kewanitaan, saya jadi belajar ulang dan diingatkan kembali tentang urusan perempuan. Tentang vagina dan cara membersihkan yang kadang sepele tapi berdampak besar, bahkan sampai ke urusan keturunan.
Urusan yang kadang sepele dan kerap diabaikan, sampai
akhirnya risiko penyakit mulai berdatangan termasuk penyakit di area vagina.
Kalau vagina sudah tak sehat, risikonya bukan hanya kepada si perempuan, tapi
bisa menjangkiti janin atau anaknya. Sepele penyebabnya, mulai membersihkan
tapi asal-asalan, sampai salah kaprah berbusana saja bisa berisiko. Satu hal
yang bikin tambah mengerti sekarang, kenapa perempuan tidak dianjurkan atau
sebagian bahkan melarang perempuan pakai celana panjang apalagi celana ketat,
ya karena memang ada dampaknya ke kesehatan vagina. Pantas ya, perempuan memang
lebih cantik pakai terusan/dress atau rok atau setidaknya celana longgar
seperti rok karena lebih “sehat” untuk organ perempuan.
Semua pengetahuan ini saya dapatkan karena beruntung bisa
menghadiri undangan dari teman dan teman lama, di sharing session bersama
Betadine Feminine. Tunggu dulu, baca dulu paragraf berikutnya, saya tidak akan
berpromosi soal Betadine Feminine khasiatnya apa tapi lebih kepada kenapa kita
harus membersihkan area kewanitaan dengan antiseptik, dan kapan sebenarnya
waktu terbaik membersihkan vagina agar mengurangi risiko infeksi?
Bersih Saat Haid
Jangan mudah terpedaya produk kecantikan. Jadi perempuan
memang harus cerdas pilih produk perawatan tubuh apalagi organ intim. Soal menjaga
higienitas organ kewanitaan, apa yang Anda lakukan coba? Kalau saya, beberapa
kali coba produk pembersih area vagina yang katanya bisa menjaga PH atau
kebersihan area sensitif itu. Atau ada juga yang bisa membuat area V terjaga
keharumannya.
Untungnya saya tak berlama-lama sebagai pengguna, bukan
loyalis. Menggunakan produk pembersih area V kalau ingat saja. Lantas untuk menjaga kebersihan vagina
bagaimana? Sering bersihkan saja dan dijaga kelembabannya, jangan terlalu
lembab berusaha kering. Itu pun masih suka keputihan dan pernah terkena
infeksi. Selain kurang higienis pada area kewanitaan, area vagina yang
kurang “bernafas” karena penggunaan celana ketat, bisa menimbulkan risiko
kesehatan area kewanitaan.
Datang di sesi sharing ini saya jadi mereview kembali kebiasaan kecil saya merawat organ kewanitaan. Bisa jadi ada cara yang keliru atau belum tepat dilakukan.
Datang di sesi sharing ini saya jadi mereview kembali kebiasaan kecil saya merawat organ kewanitaan. Bisa jadi ada cara yang keliru atau belum tepat dilakukan.
Saya jadi tahu, ternyata memilih pembersih wanita harus
tepat. Iya, saya memang mau bilang pilih Betadine Feminine, tapi bukan untuk
pemakaian harian. Ternyata, membersihkan organ kewanitaan itu tak harus setiap
hari pemakaian dengan pembersih yang pastinya ada unsur kimiawi yang berdampak
pada area super sensitif itu. Cukup gunakan pembersih, dengan benar-benar ada
unsur antiseptik di dalamnya, untuk merawat dan mengurangi risiko infeksi, pada
waktu khusus sesuai kebutuhan.
Nah, bertemu dengan Merry Sulastri, Educator dan Trainer
Mundhipharma, saya mendapatkan pencerahan. Pembersih wanita tak semuanya
mengandung antiseptik yang dapat mengurangi jumlah bakteri buruk atau menjaga
flora normal (mikroorganisme/bakteri baik)
di area kewanitaan. Pembersih yang mengandung antiseptik adalah
pembersih yang mengandung zat disebut Povidone – Iodine. Menurutnya, Betadine
Feminine Hygiene mengandung 10 persen Povidone – Iodine.
Kesimpulan saya, pastikan dulu sebelum membeli, produk
perawatan area kewanitaan mengandung berapa persen antiseptik. Jika tujuannya
adalah membersihkan dan mengurangi risiko infeksi semestinya pembersih wanita
mengandung zat tersebut bukan sekadar wangi atau bikin wangi vagina.
Itu pun, kata Merry, penggunaan pembersih wanita dengan
kandungan antiseptik hanya BILA PERLU. Jadi bukan setiap hari, lumayan irit kan
ya. Hanya saat haid, ketika risiko infeksi lebih besar . Untuk produk yang satu
ini, pemakaiannya 2x sehari selama 7 hari jika tujuan pencegahan untuk
menurunkan risiko infeksi saat haid. Kalau terjadi iritasi ringan, gatal,
keputihan, jamur, bisa 2x sehari selama 5 hari, jika tujuannya pengobatan. Formulanya,
1 tutup botol (8ml) dicampur 1 liter air bersih. Basuh pada area kewanitaan,
biarkan 1 menit, basuh kembali dengan air bersih.
Kenali Risiko Kesehatan Organ Intim
Penjelasan dr Liva Wijaya, SPOG yang hadir dalam temu
blogger Betadine Feminine Hygiene sebenarnya bikin “nyeri”. Anatomi genetal
perempuan, fisiologi vagina, sampai ekosistem vagina sehat dan bagaimana
kondisi flora vagina yang sehat dijelaskan dengan gamblang lengkap dengan
gambar. Sebenarnya edukasi yaa jika gambar diperlihatkan di sini, tapi agak
mengerikan.
Saking mengerikan, saya pun jadi makin peduli dengan
kebersihan vagina yang tujuannya menjaga kesehatan organ kewanitaan. Ternyata
banyak hal kecil, kebiasaan bersih, atau mencegah beberapa hal yang bisa
menyehatkan vagina.
Sebelum membahas apa saja kebiasaan kecil itu, perlu tahu
dulu apa risikonya kalau kesehatan vagina tak terpelihara dengan baik. Pentingnya
menjaga kesehatan kewanitaan sebenarnya adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi berulang, karena kalau berulang, ini risikonya: Infeksi panggul,
infeksi saluran kencing, infertilitas, kanker serviks, vulva vagina, kerusakan
sistem imun tubuh, infeksi menyeluruh (sepsis).
Banyak infeksi lain yang disebutkan dr Liva dalam paparannya
yang sangat medis. Beberapa hal penting yang perempuan wajib tahu adalah
Neisseria Gonorrhoeae atau GO.Perempuan yang terkena GO biasanya merasakan
pinggang sakit terutama saat haid, nyeri saat berhubungan seks, pendarahan saat
berhubungan, bahkan berisiko susah punya anak karena terinfeksi.
Risiko kesehatan organ kewanitaan lainnya yang umum terjadi
adalah keputihan, namun berbahaya kalau sudah keputihan patologis. Keputihan
patologis disebabkan hygiene buruk, nutrisi dan kesehatan menurun, unsave sex,
praktik hygiene daerah kewanitaan yang salah. Nah, bagian terakhir ini penting
karena salah treatment yang terkait dengan vagina, bisa-bisa menimbulkan
risiko.
Usai sharing saya sempat bertanya ke dr Liva, bagaimana
dengan perawatan area kewanitaan di pusat kecantikan misalnya? Menurutnya, ada
risiko yang bisa saja terjadi karena ada area sensitif yang terkena perawatan
tadi dan bisa mengubah kondisi normal area vagina. Jadi, hati-hati juga dengan
perawatan vagina. Bahkan, kata dr Liva, memasukkan sesuatu ke vagina untuk
tujuan “memuaskan suami” saja bisa berisiko.
Rekomendasi
Lalu caranya bagaimana melindungi vagina dan menjaga
kesehatannya demi tubuh perempuan sehat, terhindar dari berbagai risiko
penyakit?
Dr Liva menyarankan beberapa hal ini:
- Cuci daerah vulva dengan air bersih dan sabun yang tidak menimbulkan iritasi
- Tidak melakukan praktik douching atau internal cleaning secara mandiri
- Cuci cebok dari arah depan ke belakang, dikeringkan dengan handuk/tisu lembut, dengan arah yang sama dan tidak berulang
- Gunakan handuk atau tisu sekali pakai
- Pakaian dalam yang nyaman dari katun, menyerap keringat, tidak terlalu ketat.
- Jaga kelembaban, sering ganti pakaian dalam
- Ganti pembalut atau pantyliners secara berkala maksimal 3-4 jam sekali
- Tidak menggunakan bahan-bahan/lotion/cairan tanpa anjuran dokter
- Tidak memberi bedak/minyak pada area vagina
- Cuci tangan dengan sabun sebelum cebok
- Cuci pakaian dalam yang baru dibeli sebelum dipakai
- Tidak saling menukar handuk atau pakaian dalam
- “Save sex” (setia dengan pasangan dan tidak memasukkan sesuatu untuk alasan kepuasan yang mengundang risiko)
- Tidur cukup, olahraga, nutrisi baik, hindari rokok dan alkohol
- Jika mendapati keluhan vulva-vagina segera cek ke dokter
- Perempuan yang sudah berhubungan seksual, lakukan pengecekan genitelia interna dan papsmear secara berkala. Setahun sekali untuk papsmear dan USG rahim dan saluran telur per tiga tahun.
Andra Alodita, bloggers, yang turut hadir juga berbagi
kebiasaannya. Alodita yang mulai lebih peduli dengan kesehatan organ kewanitaan
setelah didapati mengalami perlengketan rahim, dan mengharuskan tuba falopinya
diangkat sehingga tak bisa hamil dan memiliki anak dengan bayi tabung, jadi
makin hati-hati dengan kesehatan tubuhnya. Infeksi bisa terjadi dan berisiko
terhadap kesehatan wanita kalau salah kaprah menjaga kebersihan tubuh terutama
organ intim. Kebiasaan bersih Alodita, boleh juga ditiru:
- Membawa cadangan pembalut dan celana dalam saat sedang haid, ketika beraktivitas di luar rumah.
- Dalam sehari bisa 3-4 kali ganti pembalut dan celana dalam saat haid.
- Memastikan area kewanitaan tidak lembab saat buang air kecil sekalipun
- Mengganti handuk 1-2 dua kali seminggu demi menjaga kebersihan
Jadi, sudah seberapa bersihkan organ kewanitaan kita? Yuk
mulai lebih peduli agar risiko infeksi semakin kecil. Dan yang paling penting untuk perempuan menikah, lakukan pemeriksaan berkala, papsmear setidaknya setahun sekali. Yuk, ah ke dokter kandungan.
6 comments:
Bunda sangat - sangat menjaga, praktis secara tradisional.
Menggunakan daun sirih, selain menggunakan celana panjang ketat cara duduk yang sehat saat di motor ya . . . yang selayak duduk seperti nenek moyang kita jaman dahulu kala. Tulisan keren . . . dan penting.
Membaca pengalaman mbak Alodita, ternyata kebersihan organ kewanitaan memang vital. Eniwei,kakak Wawa, apa sih maksud douching dan internal cleaning ituh?
Penjelasannya lengkap sekali, mbak. Jadi tahu, kalau memang membersihkan area kewanitaan itu ada aturannya, baik saat haid/keputihan
Terkejut pas dengar pengalaman Alodita. Ternyata sampai segitunya efek dari infeksi vagina ya. Btw, kita belum sempat kenalan di lokasi acara ya mbak ��
saya juga pernah punya pengalaman kurang baik dg celana ketat spt jeans,
ternyata bisa menyebabkan kelebihan kapur...
jadi sekrang saya agak jarang make....
Iya Bunda Intan, mbak Avy, mbak Ria.... kadang kita suka sepelekan hal keci, jadi perempuan memang harus hati2 risikonya ada aja ya...ikuti aturan tradisional ternyata ada benarnya
Hai mbak Leyla, iyaa kamu sibuk sama si kecil kayakna hehehe
mbak Liz, setauku douching itu cleaning area V dengan memasukkan sesuatu ke vagina. Kan ada aja tuh perawatan area V tapi sebaiknya hati2.
aku baca2 sih gini nih: Dource vaginal adalah proses membasuh atau membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan air yang telah dicampur dengan larutan lain seperti cuka ke dalam rongga vagina. Menurut bahasa “douche” diambil dari kosakata bahasa Prancis yang artinya mencuci atau membersihkan. Douching adalah istilah mencuci atau membersihkan miss V dengan menggunakan air atau campuran cairan yang terdiri atas air dan cuka, baking soda, atau yodium. Kedengaranya mengerikan memang namun dalam proses tentu menggunakan alat yang biasanya ujungnya penyemprotnya dibuat memanjang agar memudahkan cairan masuk ke dalam vagina.
Posting Komentar