Cegah Infeksi Area V dengan Kebiasaan Bersih Saat Haid

13.48.00 wawaraji 6 Comments



Perempuan, diciptakan dengan berbagai kekhasan yang pasti ada tujuan. Usai sharing session dengan pakar dan praktisi, tentang higienitas organ kewanitaan, saya jadi belajar ulang dan diingatkan kembali tentang urusan perempuan. Tentang vagina dan cara membersihkan yang kadang sepele tapi berdampak besar, bahkan sampai ke urusan keturunan.

Urusan yang kadang sepele dan kerap diabaikan, sampai akhirnya risiko penyakit mulai berdatangan termasuk penyakit di area vagina. Kalau vagina sudah tak sehat, risikonya bukan hanya kepada si perempuan, tapi bisa menjangkiti janin atau anaknya. Sepele penyebabnya, mulai membersihkan tapi asal-asalan, sampai salah kaprah berbusana saja bisa berisiko. Satu hal yang bikin tambah mengerti sekarang, kenapa perempuan tidak dianjurkan atau sebagian bahkan melarang perempuan pakai celana panjang apalagi celana ketat, ya karena memang ada dampaknya ke kesehatan vagina. Pantas ya, perempuan memang lebih cantik pakai terusan/dress atau rok atau setidaknya celana longgar seperti rok karena lebih “sehat” untuk organ perempuan.

Semua pengetahuan ini saya dapatkan karena beruntung bisa menghadiri undangan dari teman dan teman lama, di sharing session bersama Betadine Feminine. Tunggu dulu, baca dulu paragraf berikutnya, saya tidak akan berpromosi soal Betadine Feminine khasiatnya apa tapi lebih kepada kenapa kita harus membersihkan area kewanitaan dengan antiseptik, dan kapan sebenarnya waktu terbaik membersihkan vagina agar mengurangi risiko infeksi?




Bersih Saat Haid

Jangan mudah terpedaya produk kecantikan. Jadi perempuan memang harus cerdas pilih produk perawatan tubuh apalagi organ intim. Soal menjaga higienitas organ kewanitaan, apa yang Anda lakukan coba? Kalau saya, beberapa kali coba produk pembersih area vagina yang katanya bisa menjaga PH atau kebersihan area sensitif itu. Atau ada juga yang bisa membuat area V terjaga keharumannya.

Untungnya saya tak berlama-lama sebagai pengguna, bukan loyalis. Menggunakan produk pembersih area V kalau ingat saja. Lantas untuk menjaga kebersihan vagina bagaimana? Sering bersihkan saja dan dijaga kelembabannya, jangan terlalu lembab berusaha kering. Itu pun masih suka keputihan dan pernah terkena infeksi. Selain kurang higienis pada area kewanitaan, area vagina yang kurang “bernafas” karena penggunaan celana ketat, bisa menimbulkan risiko kesehatan area kewanitaan. 

Datang di sesi sharing ini saya jadi mereview kembali kebiasaan kecil saya merawat organ kewanitaan. Bisa jadi ada cara yang keliru atau belum tepat dilakukan.

Saya jadi tahu, ternyata memilih pembersih wanita harus tepat. Iya, saya memang mau bilang pilih Betadine Feminine, tapi bukan untuk pemakaian harian. Ternyata, membersihkan organ kewanitaan itu tak harus setiap hari pemakaian dengan pembersih yang pastinya ada unsur kimiawi yang berdampak pada area super sensitif itu. Cukup gunakan pembersih, dengan benar-benar ada unsur antiseptik di dalamnya, untuk merawat dan mengurangi risiko infeksi, pada waktu khusus sesuai kebutuhan.

Nah, bertemu dengan Merry Sulastri, Educator dan Trainer Mundhipharma, saya mendapatkan pencerahan. Pembersih wanita tak semuanya mengandung antiseptik yang dapat mengurangi jumlah bakteri buruk atau menjaga flora normal (mikroorganisme/bakteri baik)  di area kewanitaan. Pembersih yang mengandung antiseptik adalah pembersih yang mengandung zat disebut Povidone – Iodine. Menurutnya, Betadine Feminine Hygiene mengandung 10 persen Povidone – Iodine.

Kesimpulan saya, pastikan dulu sebelum membeli, produk perawatan area kewanitaan mengandung berapa persen antiseptik. Jika tujuannya adalah membersihkan dan mengurangi risiko infeksi semestinya pembersih wanita mengandung zat tersebut bukan sekadar wangi atau bikin wangi vagina.

Itu pun, kata Merry, penggunaan pembersih wanita dengan kandungan antiseptik hanya BILA PERLU. Jadi bukan setiap hari, lumayan irit kan ya. Hanya saat haid, ketika risiko infeksi lebih besar . Untuk produk yang satu ini, pemakaiannya 2x sehari selama 7 hari jika tujuan pencegahan untuk menurunkan risiko infeksi saat haid. Kalau terjadi iritasi ringan, gatal, keputihan, jamur, bisa 2x sehari selama 5 hari, jika tujuannya pengobatan. Formulanya, 1 tutup botol (8ml) dicampur 1 liter air bersih. Basuh pada area kewanitaan, biarkan 1 menit, basuh kembali dengan air bersih.

Kenali Risiko Kesehatan Organ Intim
Penjelasan dr Liva Wijaya, SPOG yang hadir dalam temu blogger Betadine Feminine Hygiene sebenarnya bikin “nyeri”. Anatomi genetal perempuan, fisiologi vagina, sampai ekosistem vagina sehat dan bagaimana kondisi flora vagina yang sehat dijelaskan dengan gamblang lengkap dengan gambar. Sebenarnya edukasi yaa jika gambar diperlihatkan di sini, tapi agak mengerikan.

Saking mengerikan, saya pun jadi makin peduli dengan kebersihan vagina yang tujuannya menjaga kesehatan organ kewanitaan. Ternyata banyak hal kecil, kebiasaan bersih, atau mencegah beberapa hal yang bisa menyehatkan vagina.

Sebelum membahas apa saja kebiasaan kecil itu, perlu tahu dulu apa risikonya kalau kesehatan vagina tak terpelihara dengan baik. Pentingnya menjaga kesehatan kewanitaan sebenarnya adalah untuk mencegah terjadinya infeksi berulang, karena kalau berulang, ini risikonya: Infeksi panggul, infeksi saluran kencing, infertilitas, kanker serviks, vulva vagina, kerusakan sistem imun tubuh, infeksi menyeluruh (sepsis).

Banyak infeksi lain yang disebutkan dr Liva dalam paparannya yang sangat medis. Beberapa hal penting yang perempuan wajib tahu adalah Neisseria Gonorrhoeae atau GO.Perempuan yang terkena GO biasanya merasakan pinggang sakit terutama saat haid, nyeri saat berhubungan seks, pendarahan saat berhubungan, bahkan berisiko susah punya anak karena terinfeksi.

Risiko kesehatan organ kewanitaan lainnya yang umum terjadi adalah keputihan, namun berbahaya kalau sudah keputihan patologis. Keputihan patologis disebabkan hygiene buruk, nutrisi dan kesehatan menurun, unsave sex, praktik hygiene daerah kewanitaan yang salah. Nah, bagian terakhir ini penting karena salah treatment yang terkait dengan vagina, bisa-bisa menimbulkan risiko.

Usai sharing saya sempat bertanya ke dr Liva, bagaimana dengan perawatan area kewanitaan di pusat kecantikan misalnya? Menurutnya, ada risiko yang bisa saja terjadi karena ada area sensitif yang terkena perawatan tadi dan bisa mengubah kondisi normal area vagina. Jadi, hati-hati juga dengan perawatan vagina. Bahkan, kata dr Liva, memasukkan sesuatu ke vagina untuk tujuan “memuaskan suami” saja bisa berisiko.



Rekomendasi

Lalu caranya bagaimana melindungi vagina dan menjaga kesehatannya demi tubuh perempuan sehat, terhindar dari berbagai risiko penyakit?

Dr Liva menyarankan beberapa hal ini:

  1. Cuci daerah vulva dengan air bersih dan sabun yang tidak menimbulkan iritasi
  2. Tidak melakukan praktik douching atau internal cleaning secara mandiri
  3. Cuci cebok dari arah depan ke belakang, dikeringkan dengan handuk/tisu lembut, dengan arah yang sama dan tidak berulang
  4. Gunakan handuk atau tisu sekali pakai
  5. Pakaian dalam yang nyaman dari katun, menyerap keringat, tidak terlalu ketat.
  6. Jaga kelembaban, sering ganti pakaian dalam
  7. Ganti pembalut atau pantyliners secara berkala maksimal 3-4 jam sekali
  8. Tidak menggunakan bahan-bahan/lotion/cairan tanpa anjuran dokter
  9. Tidak memberi bedak/minyak pada area vagina
  10. Cuci tangan dengan sabun sebelum cebok
  11. Cuci pakaian dalam yang baru dibeli sebelum dipakai
  12. Tidak saling menukar handuk atau pakaian dalam
  13. “Save sex” (setia dengan pasangan dan tidak memasukkan sesuatu untuk alasan kepuasan yang mengundang risiko) 
  14. Tidur cukup, olahraga, nutrisi baik, hindari rokok dan alkohol
  15. Jika mendapati keluhan vulva-vagina segera cek ke dokter
  16. Perempuan yang sudah berhubungan seksual, lakukan pengecekan genitelia interna dan papsmear secara berkala. Setahun sekali untuk papsmear dan USG rahim dan saluran telur per tiga tahun.


Andra Alodita, bloggers, yang turut hadir juga berbagi kebiasaannya. Alodita yang mulai lebih peduli dengan kesehatan organ kewanitaan setelah didapati mengalami perlengketan rahim, dan mengharuskan tuba falopinya diangkat sehingga tak bisa hamil dan memiliki anak dengan bayi tabung, jadi makin hati-hati dengan kesehatan tubuhnya. Infeksi bisa terjadi dan berisiko terhadap kesehatan wanita kalau salah kaprah menjaga kebersihan tubuh terutama organ intim. Kebiasaan bersih Alodita, boleh juga ditiru:


  1. Membawa cadangan pembalut dan celana dalam saat sedang haid, ketika beraktivitas di luar rumah.
  2. Dalam sehari bisa 3-4 kali ganti pembalut dan celana dalam saat haid.
  3. Memastikan area kewanitaan tidak lembab saat buang air kecil sekalipun
  4. Mengganti handuk 1-2 dua kali seminggu demi menjaga kebersihan

Jadi, sudah seberapa bersihkan organ kewanitaan kita? Yuk mulai lebih peduli agar risiko infeksi semakin kecil. Dan yang paling penting untuk perempuan menikah, lakukan pemeriksaan berkala, papsmear setidaknya setahun sekali. Yuk, ah ke dokter kandungan.






You Might Also Like

6 comments:

Intan Rosmadewi mengatakan...

Bunda sangat - sangat menjaga, praktis secara tradisional.
Menggunakan daun sirih, selain menggunakan celana panjang ketat cara duduk yang sehat saat di motor ya . . . yang selayak duduk seperti nenek moyang kita jaman dahulu kala. Tulisan keren . . . dan penting.

Liz mengatakan...

Membaca pengalaman mbak Alodita, ternyata kebersihan organ kewanitaan memang vital. Eniwei,kakak Wawa, apa sih maksud douching dan internal cleaning ituh?

Ria Rochma mengatakan...

Penjelasannya lengkap sekali, mbak. Jadi tahu, kalau memang membersihkan area kewanitaan itu ada aturannya, baik saat haid/keputihan

Leyla mengatakan...

Terkejut pas dengar pengalaman Alodita. Ternyata sampai segitunya efek dari infeksi vagina ya. Btw, kita belum sempat kenalan di lokasi acara ya mbak ��

mbak avy mengatakan...

saya juga pernah punya pengalaman kurang baik dg celana ketat spt jeans,
ternyata bisa menyebabkan kelebihan kapur...
jadi sekrang saya agak jarang make....

wawaraji mengatakan...

Iya Bunda Intan, mbak Avy, mbak Ria.... kadang kita suka sepelekan hal keci, jadi perempuan memang harus hati2 risikonya ada aja ya...ikuti aturan tradisional ternyata ada benarnya

Hai mbak Leyla, iyaa kamu sibuk sama si kecil kayakna hehehe

mbak Liz, setauku douching itu cleaning area V dengan memasukkan sesuatu ke vagina. Kan ada aja tuh perawatan area V tapi sebaiknya hati2.

aku baca2 sih gini nih: Dource vaginal adalah proses membasuh atau membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan air yang telah dicampur dengan larutan lain seperti cuka ke dalam rongga vagina. Menurut bahasa “douche” diambil dari kosakata bahasa Prancis yang artinya mencuci atau membersihkan. Douching adalah istilah mencuci atau membersihkan miss V dengan menggunakan air atau campuran cairan yang terdiri atas air dan cuka, baking soda, atau yodium. Kedengaranya mengerikan memang namun dalam proses tentu menggunakan alat yang biasanya ujungnya penyemprotnya dibuat memanjang agar memudahkan cairan masuk ke dalam vagina.