Si Doel Sukses Bikin Girang dan Gregetan

20.34.00 wawaraji 0 Comments



Official Trailer Si Doel The Movie - Falcon Pictures Youtube Channel 

Tontonan yang mengajak bernostalgia selalu sukses bikin bahagia. Apalagi jika merasa punya kedekatan cerita atau latar peristiwa. Seperti sinetron Si Doel yang jadi teman setia masa sekolah dahulu kala, saat TV Swasta pun masih terbatas pilihannya, hanya RCTI saja.

Bertahun-tahun cerita anak Betawi Si Doel melekat dan merasa jadi bagian darinya. Jadi, ketika serial di layar kaca ini diangkat di layar lebar, saya tak sudi melewatkan. Bayangkan sejak tayang pertama tahun 1994, kemudian kisahnya beberapa kali ditayangkan ulang, akhirnya dibikin versi kekinian.

Sudah niat mau nonton ke bioskop bareng mantan pacar yang sudah 10 tahun jadi suami, dasar rejeki, malah kebagian nobar bareng tokoh film festival Sandec Sahetapy. Bersama Bloggercrony Community, saya ikuti keseruan bernostalgia Si Doel bersama enam komunitas lainnya. Serunya lagi, baru pertama kali ini saya ke bioskop pakai baju kebaya dan batik, karena memang dresscodenya "Betawi Punya Gaye".






Girang dan "Gregetan"
Satu hal yang enggak berubah dari Si Doel adalah konsisten dengan sikapnya, yang katanya sih berprinsip, tapi di sisi lain seperti banyak pertimbangan untuk bersikap, malah cenderung terkesan kurang tegas. Tapi itulah Doel atau Kasdullah nama pemberian ayahnya, Sabeni (alm. Benyamin Sueb) dan Mak Nyak (Aminah Cendrakasih).

Ciri khas ini dipertahankan dalam film layar lebar Si Doel. Jadi, kalau berharap Doel berubah menjadi sosok pria matang mapan kekinian yang berbeda dengan karakter masa lalunya, penonton pasti kecewa. 

Kalau saya sih menikmati saja Doel apa adanya dia. Malah justru ceritanya realistis karena Mak Nyak (sesuai kondisi di dunia nyata) sudah lumpuh dan buta karena menderita glaukoma. Kondisi Mak Nyak ditampilkan apa adanya. Saya sih bisa paham sebagai anak yang ingin membahagiakan orangtua sepuh yang lumpuh, tinggal bersama ibu di rumah orangtua, dan memilih bekerja mandiri bukan mengejar karier, adalah pilihan hidup. 


Official Trailer Si Doel The Movie - Falcon Pictures Youtube Channel 


Pilihan hidup ini yang saya lihat dari Doel, di balik kegagalan pernikahannya. Jadi, cerita di film Si Doel ini memang melanjutkan akhir kisah di sinetron. Tahu dong, kalau Doel menikah dengan Sarah (Cornelia Agatha)? Nah, akibat peristiwa yang lagi-lagi melibatkan Zaenab (Maudy Kusnaedi), mereka berpisah 14 tahun lamanya. Tepatnya Doel ditinggalkan Sarah ke Belanda. 

Cerita di layar kaca maupun layar lebar sama-sama bikin "gregetan". Tetep dong, konflik utamanya ya apalagi kalau bukan pilih Zaenab atau Sarah? 

Sebenarnya sih bukan lagi soal memilih siapa. Toh Doel akhirnya menikah dengan Zaenab setelah ditinggalkan Sarah. Eh, ini spoiler ya? 



Official Trailer Si Doel The Movie - Falcon Pictures Youtube Channel 


Namun kisah cinta Doel yang kompleks dengan Sarah dan Zaenab ini sepertinya jadi misteri sepanjang masa. Bagaimana enggak gregetan dibuatnya coba? Akhirnya memang jadi ada kubu, hayo siapa kubu Zaenab? Siapa kubu Sarah?

Kalau saya sih memilih enggak berkubu, tapi sukses dibikin gemes dengan sikap patuh tapi miris ala Zaenab. Sama gemesnya dengan sikap berani, penuh tantangan, dan berisiko ala Sarah. Keduanya mewakili sekali perempuan Indonesia. Perempuan lugu seperti Zaenab masih ada loh di nusantara. Pun perempuan yang tak takut bersikap seperti Sarah rasanya semakin banyak.

Jadi, saya bisa bilang film Si Doel ini realistis sekali. Pun ketika Doel diundang Hans ke Belanda mengajak Mandra. Sah saja teman baik memberi hadiah liburan ke luar negeri. Saya punya teman yang pernah merasakan kenikmatan seperti itu kok.

Nah, di Belanda inilah konflik kembali terjadi. Campur aduk rasanya perjalanan Doel di Belanda. Ada sedih, haru, lucu, gemes, dan mengejutkan.

Kalau soal lucu, tetap juaranya adalah sosok Mandra. Rasa yang sama, lucu campur gregetan karena noraknya Mandra enggak berubah. Mandra yang bikin suasana jadi girang sumringah. Penonton berhasil dibuat senyum sampai terbahak-bahak karena kelakuannya.






Celetukan Atun (Suti Karno) yang masih aja lugu meski sudah beranak satu dari pernikahan dengan Karyo (Basuki-almarhum), juga mengundang tawa.

"Rela tapi mewek" celetukan Atun untuk Zaenab, yang kesannya tak berperasaan ini memang apa adanya ala adiknya Doel. Apa adanya yang bikin cerita Si Doel The Movie jadi makin mantul alias mantap betul bernostalgia. 


Tadi saya dah bilang kalau film ini memang bikin girang bernostalgia. Rupanya bukan hanya saya yang merasa begitu. Buktinya apa? Nih, di hari ke-20 penayangan di bioskop, layar Si Doel masih bertahan dan penontonnya mencapai 1 juta 681 ribu. 




Saya paling senang kalau film Indonesia bertengger lama di bioskop yang mendominasi se-Indonesia raya itu. Artinya, peluang bersaing layar dengan film luar makin kompetitif. Seperti Si Doel The Movie yang masih tayang pada 22 Agustus 2018, sejak rilis di bioskop 2 Agustus 2018.

Yuk ah nonton film garapan Falcon Pictures dan Karnos Film ini, mumpung masih ada di bioskop. Beda loh sensasinya nonton film yang aman untuk remaja mulai usia 13 tahun, bareng kesayangan di bioskop. Eh, kesayangan itu banyak maksud loh ya, bisa jadi teman baik, sahabat, kerabat. Asal jangan bingung memilih aja, macam Si Doel yang lagi-lagi harus bersikap antara Sarah atau Zaenab.





You Might Also Like

0 comments: