Mudik Sehat Perjalanan Selamat Silaturahim Tambah Berkah

17.26.00 wawaraji 1 Comments




Pulang kampung rasanya bukan hanya milik masyarakat Indonesia terutama saat Lebaran. Bahkan di Tiongkok sana, saat Imlek, para pekerja di kota besar berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya. Berdesakan di berbagai fasilitas umum seperti bandara, terminal, stasiun, pelabuhan sudah pemandangan umum. Pun di jalan raya yang tak pernah sepi pengendara sepanjang mudik. Pulang kampung menjadi salah satu cara masyarakat komunal untuk berkumpul, silaturahim, bersama keluarga yang sehari-harinya tak selalu bersama.

Mudik Lebaran di Indonesia selalu jadi tradisi tahunan yang memang bikin kangen. Saya merasakan nikmatnya mudik ke Malang, tanah leluhur suami (meski bukan tanah kelahirannya), tahun 2016 lalu. Mudik di hari kedua Lebaran dengan perjalanan berkendara roda empat, lebih dari dua puluh jam karena banyak istirahat di Masjid.

Lebaran 2017 kami memutuskan berlebaran di kampung halaman saya, di Kota Tangerang, yang lokasinya sangat dekat dengan Jakarta. Meski begitu, mengikuti aktivitas mudik teman-teman melalui linimas, juga menonton berita TV seputar mudik, sungguh pemandangan khas Lebaran di Indonesia.

Mendapati berita dari layar kaca, masih saja ada musibah seputar mudik. Mulai perempuan pingsan saat antrian di pelabuhan sangat padat, balita yang tewas dari kecelakaan motor sementara kedua orangtuanya selamat, satu keluarga yang selamat dari kecelakaan motor (bapak, ibu yang sedang hamil dan anak usia tujuh).

Inilah yang sudah diingatkan pemerintah jauh hari perihal mudik. Mempersiapkan diri lebih baik, juga memberikan solusi seperti mudik gratis yang diadakan berbagai pihak, pemerintah dan swasta. Solusi mudik gratis menjadi salah satu cara mengurangi pemudik dengan kendaraan roda dua yang lebih berisiko. Namun, keinginan besar untuk mudik dengan berbagai cara, ditambah lagi barangkali kuota mudik gratis tak sebanding dengan besarnya jumlah pemudik, tetap saja masih ada warga yang tak kebagian kemudahan, dan memilih berbagai cara untuk mudik.

Mudik Sehat
Kalau sudah begitu kondisinya, mau tak mau, mudik memang harus dipersiapkan matang. Pastikan kondisi badan sehat. Memiliki kondisi tubuh sehat bugar memang tak bisa didapatkan dalam waktu singkat. Karenanya kebiasaan hidup sehat, perlu jadi perhatian kembali bagi kita. Badan sehat belum tentu bugar. Untuk bisa sehat bugar, kebiasaan hidup sehat menjadi tantangan bagi kita semua yang harus terus dicapai. Sehingga saat melakukan perjalanan jauh, seperti mudik, sehat fisik mental. Kalau mudik sehat, silaturahim pun membawa lebih banyak berkah dan keselamatan. Saat di perjalanan aman terkendali, saat di kampung pun badan sehat rasa bahagia, tidak jadi merepotkan orang lain dengan sakit.

Anjuran hidup sehat lewat GERMAS (gerakan masyarakat hidup sehat) sudah digaungkan pemerintah, dan terus diingatkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Berkali-kali melalui berbagai kampanye kesehatan, GERMAS digaungkan.

Kunci GERMAS adalah makan buah dan sayur setiap hari, aktivitas fisik rutin dan teratur, cek kesehatan berkala.

Jujur, saya masih berjuang mempraktikkan tiga kunci hidup sehat, meski hanya tiga, pada praktiknya sungguh tak mudah. Saya masih kesulitan soal olahraga. Olahraga yang paling sesuai untuk saya, dengan berbagai latar kondisi fisik dan penyakit (Asma dan pernah radang sendi), maka berenang satu-satunya olahraga yang paling aman untuk saya. Namun memang butuh waktu khusus untuk berenang, karena olahraga ini mengandalkan fasilitas renang, bukan olahraga “gratis” yang bisa dilakukan kapan saja seperti jalan kaki atau jogging.

Anjuran ini kembali diingatkan Kementerian Kesehatan RI jauh hari sebelum mudik. Tujuannya agar warga bisa mudik sehat, bugar dalam perjalanan sehingga terhindar dari berbagai risiko perjalanan seperti kelelahan, mudah mengantuk yang bikin tidak fokus, dan yang terparah kecelakaan.

Kementerian Kesehatan RI bersama Pusat Promosi Kesehatan (Puspromkes) sengaja mengadakan kegiatan membaur bersama warga di RPTRA KALIJODO dan Ngobrol Bareng Blogger di waktu bersamaan.

Sambil membagikan takjil sehat, diiringi musik rasta, Puspromkes Kementerian Kesehatan RI mengajak warga lebih peduli pola hidup sehat. Selebaran yang informatif menjadi salah satu cara untuk mendidik warga. Ajakan hidup sehat dimulai dari keluarga seperti cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, tidak merokok, memberantas jentik seminggu sekali, dan berbagai anjuran hidup sehat lainnya.

Pesan penting Kementerian Kesehatan diwakili Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kartini Rustandi, bersama H.R Deddy Kuswenda, M Kes selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, serta perwakilan Dinas Kesehatan DKI Jakarta meliputi semua aspek mudik sehat. Mulai sehat dari warganya, juga para pengendara, dan berbagai fasilitas kesehatan pendukung selama mudik yang bisa digunakan maksimal.

Catatan pentingnya adalah pemerintah dari sektor kesehatan melakukan pengecekan dan pengawasan untuk pengemudi kendaraan umum seperti bus mendukung mudik sehat. Meski begitu, warga perlu aktif bertindak, jika menemukan tanda pengemudi yang tidak fit, segera laporkan ke posko kesehatan terdekat, posko kepolisian, di terminal dan fasilitas umum lainnya.

Pemudik sebaiknya menyimpan informasi kesehatan ini:

Layanan Emergency 119: Apabila pemudik mengalami kecelakaan atau yang bersifat darurat terkait pelayanan kesehatan dapat menghubungi layanan 119

Koordinasi pos layanan kesehatan: Puskesmas dan RS menjadi bagian layanan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota

Jumlah Pos Layanan Kesehatan yang tersebar di 15 Provinsi terdiri dari:
913 Pos Kesehatan
2228 Puskemas
374 Rumah sakit
207 Kantor Kesehatan Pelabuhan

Ada 3.862 Pos Kesehatan di Jalur Mudik Lebaran terdiri dari:
Pos kesehatan Dinas Kesehatan sejumlah 3141 Pos Kesehatan yang terdiri dari Pos Kesehatan Lapangan dan Puskesmas

Pos Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sekitar 207 Pos Kesehatan

Rumah Sakit Rujukan berjumlah 374 Rumah Sakit

Layanan Emergency sekitar 104 PSC

Supaya mudik sehat, beberapa tips berikut pengalaman pribadi ini bisa diaplikasikan (disarikan dari promosi kesehatan Kemenkes RI):
1. Kondisi sehat
Pastikan pemudik dalam kondisi sehat, cek kesehatan menjadi penting, jika sudah dilakukan berkala akan lebih bagus lagi dampaknya.

Bukan hanya pemudik, kendaraan pun harus dipastikan sehat. Baik kendaraan pribadi maupun fasilitas umum seperti bus di terminal dan travel agent. Pastikan semua kendaraan sudah dalam kondisi layak dan siap pakai. Jika ada tanda kurang sehat, bagi pengguna kendaraan umum, keaktifan warga untuk melaporkan ke posko terdekat menjadi penting. Sayangnya, sepengetahuan saya, memang belum ada call center khusus pelaporan kendaraan umum atau pengemudi yang dicurigai “kurang sehat” ini.'

2. Cuci Tangan Pakai Sabun
Saya jadi ingat saat mudik tahun lalu, sabun cair selalu siap di dalam mobil, diletakkan di tempat yang mudah terjangkau. Kapanpun menemukan air, cuci tangan nomor satu, karena sepanjang perjalanan tangan pasti akan terpapar benda apa pun. Sebelum dan sesudah makan, juga setelah dari toilet, wajib cuci tangan pakai sabun, apa pun kondisinya. Jika perlu beli air mineral khusus untuk cuci tangan pakai sabun. Kalau pun kondisinya tidak memungkinkan, bawa gel pembersih tangan dan tisu basah, lakukan pembersihan yang maksimal, karena tangan sumber kuman penyakit.

3. Tidak menerima makanan dan minuman dari orang tak dikenal
Kebersamaan memang menjadi ciri khas masyarakat kita. Bahkan dengan orang belum dikenal saja, kita bisa sangat terbuka. Namun, waspada tetap perlu. Saat mudik dan bertemu dengan banyak orang, jika ada orang asing yang memberikan makanan dan minuman, jangan dimakan. Silakan saja menerimanya, mungkin tak enak hati, tapi tidak harus mengonsumsinya kan. Bawa makanan sendiri, sediakan secukupnya, kalau bisa siapkan saja di dalam kendaraan jadi tak perlu sering jajan.

4. Tidak buang air kecil/besar sembarangan.
Kondisi mudik memang berbeda, tak selalu sempurna. Inginnya sih buang air kecil/besar di toilet yang bersih, tapi kadang keinginan buang air tak selalu bertepatan dengan kondisi jalan dan fasilitas umum. Kalau pun terpaksa buang air di tempat yang kurang bersih, sekali lagi persiapkan segala keperluannya. Air mineral untuk bersih-bersih dan sekali lagi cuci tangan pakai sabun. Stok air mineral memang harus banyak saat mudik ya.
Sebisa mungkin berhentilah di tempat yang aman, SPBU atau masjid. Sekalian bisa istirahat, solat, dan bersih-bersih. Kalau saat mudik, dua tempat ini paling nyaman untuk istirahat sejenak, selain rumah makan ya.


5. Konsumsi makanan yang bersih dan sehat
Nah, ini kembali ke persiapan mudik. Siapkan makanan sehat atau camilan sehat dari rumah yang tahan lama dikonsumsi selama berkendara. Kalau bisa seimbangkan buah dan sayur. Salad misalnya atau buah potong. Atau makanan yang memang bisa kita jamin kesehatannya. Jangan asal makan atau jajan. Menahan diri untuk tidak berlebihan “jajan” saat mudik memang tantangan tersendiri. Sebisa mungkin pastikan asupan selama mudik cukup baik.

6. Buang sampah pada tempatnya
Ini kembali kepada kebiasaan. Kalau saya pengepul sampah. Saya paling rajin mengumpulkan sampah sampai akhirnya menemukan tempat sampah dan membuangnya. Jadi siapkan plastik sampah lebih banyak saat berkendara mudik. Jangan asal buang sampah di mana pun, apalagi di jalan raya.

Bayangkan bagaimana kotornya jalan atau fasilitas umum jika semua pemudik buang sampah sembarangan. Dan sampah mengundang penyakit. Jangan sampai mudik bikin orang lain sakit karena kebiasaan buang sampah sembarangan.

7. Gunakan masker melindungi dari asap dan debu
Perlindungan memang penting, dengan kondisi jalan dan perjumpaan dengan pemudik lain yang kita tak tahu kondisinya seperti apa, masker menjadi pelindung paling sederhana untuk pemudik.

Apalagi bagi penderita asma seperti saya, yang sensitif terhadap debu dan asap, masker wajib dipakai. Jadi masukkan masker dalam list barang yang wajib selalu tersedia saat mudik.


Nah, kalau kamu, punya tips mudik sehat apa? Yuk bagi tipsnya di komentar ya

1 comments:

Lintas Komunitas Blogger Berbagi di Panti Yayasan Amal Wanita Ciputat

08.08.00 wawaraji 5 Comments


Setiap pribadi bisa, bahkan sangat bisa, meringankan tangan untuk membantu sesama. Sikap peduli sangat bisa dimunculkan dalam diri, lalu bergerak mandiri, melakukan sesuatu yang berarti untuk orang lain. Setiap individu bisa melakukan perbuatan baik, sendiri, sebagai bentuk peduli.

Jika setiap orang berbagi ke satu orang atau banyak orang, bisa dibayangkan tak ada orang miskin atau orang lapar di negeri kita.

Berbagi memang bisa dilakukan siapa saja, membawa dirinya sendiri atau bersama-sama. Meski begitu, saya meyakini, perbuatan membantu sesama, akan lebih besar dampaknya dan pengaruhnya jika dilakukan bersama, dengan semangat kolaborasi.

Inilah yang terjadi dalam BloggerCare ISBxBCC yakni kolaborasi lintas komunitas blogger (Indonesian Social Blogpreneur dan BloggerCrony Community) pada 12 Juni 2017.


Gerakan kolaborasi #BloggerCare yang bermaksud menggalang dana untuk panti asuhan Yayasan Amal Mulia, Ciputat, sudah berlangsung sejak 3 Juni 2017.  Dua komunitas blogger menyebar eflyer di akun Instagram, yang kemudian direspons blogger, dengan turut menyebarkan informasi gerakan sosial komunitas blogger ini.

Pesan pun menyebar, bahwa lintas komunitas blogger sedang menggalang dana untuk membantu panti asuhan memenuhi berbagai kebutuhannya. Informasi yang didapatkan penggagas ISB, Ani Berta, menyebutkan bahwa panti sangat membutuhkan dana untuk perbaikan rumah tinggal. Maka itulah yang mendasari blogger untuk saling bantu, saling menyebar pesan lewat media sosial, untuk menggalang dana.



Blogger solid dan peduli, itulah kesan yang saya tangkap dalam waktu 10 hari menggalang dana. Hingga 10 Juni 2017 terkumpul total dana Rp 10.075.000. Alhamdulillah tiada terkira kami ucapkan kepada seluruh donatur, blogger dan nonblogger, yang peduli dan percaya #BloggerCare kali ini.

Ini bukan #BloggerCare pertama, sebelumnya lintas komunitas blogger juga pernah menggalang dana untuk bencana banjir Garut. Bala bantuan berupa materi, barang yang diperlukan korban bencana, datang terus menerus tiada putus, dan berhasil kami salurkan langsung ke posko-posko darurat bencana di Garut.

Sungguh, buat saya, blogger punya kekuatan dahsyat apalagi jika soal berbagi di media sosial dan bahkan berbagi rejeki.


Panti Asuhan
Kali ini, kami memilih panti asuhan, karena memang meyakini mereka butuh bantuan. Panti asuhan yang dikelola Yayasan Amal Mulia berbasis keluarga. Adalah sebuah keluarga yang turun temurun merawat panti, mengasuh anak yatim piatu dan dhuafa, dari lingkungan sekitarnya hingga anak-anak lintas kota, yang butuh asuhan dan melanjutkan hidup yang lebih baik.

Ibu Upik, generasi penerus Yayasan, anak dari pendiri Yayasan, mengatakan sudah banyak alumni panti yang berhasil dalam hidupnya, mandiri dan berdaya bahkan tetap peduli rumah tinggal yang pernah menjadi tempatnya bernaung. Bahkan ada lulusan panti yang sudah seusinya, lebih dari 50 tahun, karena memang ibu Upik tumbuh besar bersama anak-anak panti, yang diasuh orangtuanya.

Ibu Upik (kedua dari kanan sisi depan)


Keberhasilan Yayasan dan anak panti yang diasuhnya, menyebar ke kota lain, sehingga semakin bermunculan anak-anak yang ingin mengubah hidupnya lebih baik, dengan segala keterbatasan keluarganya di daerah. Yayasan Amal Mulia menerima dengan tulus dan sekarang ini Yayasan mengasuh 35 anak panti, sebagian darinya adalah yatim piatu.
Anak-anak disekolahkan hingga SMA, kalau ada yang cemerlang prestasinya, akan dibantu Yayasan untuk dicarikan donatur untuk melanjutkan kuliah.

Sungguh mulia apa yang dilakukan para perempuan yang mengelola Yayasan Amal Wanita ini. Bantuan memang terus berdatangan, namun saya meyakini kebutuhan harian untuk seluruh penghuni rumah lebih dari 30 orang tentu bukan perkara mudah.

Menyambangi langsung panti asuhan saat buka puasa bersama lintas komunitas blogger, membuat saya merasa belum berbuat apa-apa. Mengintip dari jendela kaca, ruangan tidur anak-anak panti,kasur tingkat yang berjejer, dalam ruangan besar, sungguh menyentuh hati. Membayangkan bagaimana anak-anak itu tidur bersama, di satu ruangan, dengan kasur bertingkat, jangankan bicara privasi, mereka harus berbesar hati lapang dada menjalani kehidupan yang sudah menyelamatkannya dari kesusahan.

Maka membantu mereka adalah tanggungjawab pribadi dan sosial kita. Dengan apa apun yang kita mampu bahkan sekadar waktu pun untuk datang dan menyebarkan pesan tersirat dari panti.

Membekali Mandiri
Sekitar 20 blogger hadir di panti pada 12 Juni 2017 untuk buka puasa bersama dan menyalurkan langsung bantuan dari para donatur.

Kami datang bukan sekadar menyerahkan bantuan, atau buka puasa bersama anak panti. Kami datang dengan niatan berbagi pengetahuan kami, membekali anak panti untuk berdaya dan mandiri dengan soft skills.

Berkat bantuan berbagai pihak, acara berlangsung dengan baik dan semua kebutuhan terpenuhi. Untuk makanan, dari takjil sampai makanan utama, dan bahkan bingkisan untuk anak-anak juga hadiah tersedia, semua berkat kebaikan para sponsor dan donatur.

@rolaslunchbox photo by @sattoraji


Kami ucapkan terima kasih untuk Rolas Lunch Box (@rolaslunchbox) untuk nasi bakar hidangan buka puasanya. Juga takjil es kacang hijau dari Gula Jawa (@gula_jawa_sweet), takjil kurma dari @gerai.humaira dan brownies Dapur Ukhti (@dapurukhti) milik Devi.

@gula_jawa_sweet photo by +Satto Raji 


Hadiah-hadiah dari Tiffany Kenanga Hijab, Agung Han, dan penyanyi (idol) Windy Ghemary yang datang bukan hanya berbagi kisah hidupnya yang inspiratif, tapi juga membagikan bingkisan, bersedekah, dan suaranya yang indah menghibur kami semua.

@tiffanykenangahijab photo by +Satto Raji








Terima kasih tak terhingga juga untuk para pemateri yang membagi waktu, tenaga, keahliannya bahkan hadiah.  Penulis buku Wylvera bukan hanya berbagi ilmu menulis tapi juga membagi buku. 

Photo by @wawaraji


Blogger Zata Ligouw pun berbagi dan memotivasi anak-anak untuk menulis dan menyerap manfaat dari keterampilan menulis. 

Photo by @wawaraji


Yang juga seru adalah workshop membuat praline kurma bersama Chef & Food Stylist Asykur (@asykur_foodstylist) yang berkenan mengajarkan membuat praline ke anak panti. Harapannya, mereka bisa berkreasi membuat cokelat, bisa untuk konsumsi pribadi atau membuka peluang usaha rumahan nantinya.



Photo by +Satto Raji 




Sumbangan kurma dari blogger Windah memungkinkan workshop ini berlangsung dengan sukacita. Terima kasih juga donatur yang menyumbang sembako, blogger Ety Budiharjo, serta blogger Alfan Renata dengan berbagai bantuannya termasuk susu kotak untuk anak-anak panti.

Semua acara berlangsung penuh semangat kebersamaan, terima kasih untuk MC Blogger Agatha Mey yang memandu seluruh kegiatan kali ini.



Barakallah. Masih banyak lagi  bantuan lain dari teman-teman blogger yang mohon maaf tidak disebutkan satu per satu. Pastinya bantuan dana sungguh luar bisa dan membuat pengelola panti senyum merekah. Maka biarlah Allah SWT yang menghitung pahala, kita serahkan semua sedekah harta dan lainnya, menjadi ladang amal dan bekal kita menambah lagi satu kebaikan di bumi. Allah SWT yang akan membalas semua kebaikan dengan caraNYA yang terbaik, mengabulkan semua doa para donatur, aamiin.







PROFIL PANTI ASUHAN YAYASAN AMAL WANITA
Panti Asuhan Amal Wanita yang dipimpin oleh Drs. H. Haidar RS berada di bawah naungan Yayasan Amal Wanita Jakarta yang beralamat di Jl. RE Martadinata No. 37 RT05/04 Ciputat dengan No telepon 7402208 dan Sekretariat Yayasan Amal Wanita Jl. Wijaya Timur Dalam VI Rt 05/02 No. 32 Kel. Petogogan Kec. Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan No telp 021 7402208/7429657.

Panti Asuhan Amal Wanita didirikan oleh Hj. Raimah Raib dan Hj. O. Loekman sejak tahun 1964, dan sampai sekarang masih tetap eksis untuk menjalankan misi sosialnya sebagaimana tujuan awal didirikan panti ini. Hingga sekarang, anak asuh yang telah menamatkan pendidikannya di panti berjumlah 700 orang lebih.
Panti Asuhan Amal Wanita yang bergerak di bidang sosial penyantunan anak-anak yatim piatu, terlantar dan tidak mampu yang tinggal di asrama ini pernah menjadi panti binaan WIC pada tahun 1976 sampai 1998.

Anak asuh mendapatkan pendidikan formal di luar asrama, mulai dari SD hingga perguruan tinggi, yang seluruh biayanya menjadi tanggung jawab panti/yayasan. Adapun pendidikan non formal/ketrampilan diberikan di panti seperti menjahit, beternak, berkebun dan mengetik/komputer. Di samping itu anak asuh juga mendapatkan bimbingan kedisiplinan organisasi, keagamaan, seperti shalat berjamaah, mengaji, berceramah , qiraah, latihan pidato dan lain-lain.



5 comments:

Imam Perempuan Shalat Tarawih di Kampungku

00.22.00 wawaraji 7 Comments



Kampungku tak jauh dari pusat kota Jakarta. Letaknya memang di perbatasan Jakarta Selatan dan Jakarta Barat-Tangerang-Tangerang Selatan. Lahir dan tinggal di lingkungan warga Betawi asli Kreo Tangerang, membawa banyak kenangan dulu dan kesan hingga kini. Meski sempat berpindah saat kuliah dan menikah, pada akhirnya kukembali lagi ke tanah kelahiran, demi orangtua yang makin sepuh.

Banyak tradisi yang masih dipelihara di kampungku. Kebiasaan yang dipelihara warganya, yang menurutku sudah selayaknya dihargai dan dilanjutkan. Salah satunya adalah saat shalat tarawih dengan imam perempuan. 

Setiap Ramadhan ada kebiasaan yang selalu bikin kangen di rumahku. Ya, rumah ibu bapakku yang sudah ditinggalinya lebih dari 50 tahun. Rumah di pinggir jalan raya yang masih dijaga hingga kini sampai nanti, meski sudah berkali kali berubah bentuknya.

Rumah yang dibagi beberapa persennya untuk lingkungan, untuk kegiatan keagamaan. Ayah ibuku mewakafkan lahan untuk kepentingan bersama. Ibuku diwarisi kemampuan mengajar mengaji dari nenek ayahku, bahkan bisa dibilang dipaksa mengajar mengaji. Maka digunakanlah lahannya menjadi ruangan khusus mengaji. Ruang pengajian aku menyebutkan sejak kecil. Dulu ruangannya panjang dan luas, jadi tempat mengaji anak-anak, dengan ibuku sebagai pengajarnya. Mengaji baca Alquran untuk anak-anak dan remaja.

Saat ku kecil dulu, kuingat betul selepas maghrib, rumahku penuh dengan anak-anak dan remaja yang disuruh orangtuanya mengaji di rumah ibu. Kami membaca bersamaan bacaan Juzamma sebelum akhirnya kami bergiliran satu per satu membaca Al-Quran sesuai bacaan kami. 

Bagi mereka yang bisa cepat membaca tanpa banyak koreksi maka bacaannya semakin banyak halamannya. Kalau mereka yang kesulitan membaca, dan memang banyak dikoreksi pengajar, mau tau mau harus bersabar kalau bacaannya masih berulang belum bisa lanjut ke halaman berikutnya.

Bertahun-tahun, malamku seperti itu. Rindu kalau ingat ruang pengajian itu. Kini, masih ada ruang pengajian, tapi fungsinya sudah berbeda. Beberapa kali sudah beralih fungsi, pernah menjadi TKA/TPA diasuh kakak-kakakku, juga pernah kujadikan sanggar anak yang lebih modern, RUMI namanya, kependekan dari Rumah Ilmu.

Kini, ruangan itu hanya berfungsi satu, yang tak berubah dari puluhan tahun lalu. Ruangan untuk ibadah shalat Tarawih.

Bedanya, tarawih di aula rumah ini hanya untuk perempuan. Jamaah perempuan yang diimami perempuan.

Uniknya, jamaahnya setia sejak puluhan tahun silam. Ada seorang jamaah yang rumahnya persis di depan musholah tempat jamaah laki-laki dan sebagian perempuan ibadah. Bahkan ayahku dan kakak adikku sholat tarawih di sana. Tapi ibu ini justru memilih berjalan lima menit menuju aula rumah, untuk beribadah bersama jamaah perempuan lainnya.

Akhirnya kembali ke pilihan tempat ibadah. Barangkali dia merasa nyaman sholat tarawih dengan jamaah perempuan dan bersama teman sebayanya.

Shalat tarawih dengan imam perempuan, rasanya hanya kudapati di aula rumah. Sebagian besar wajah lama, dari dulu kami kecil sampai kini kami sudah menikah dan punya anak. Tetangga rumah yang shalat bersama menuntaskan 23 rakaat setiap malam Ramadhan.
Rumah kontrakanku pun sekarang dekat musholah, tapi aku tetap melangkah menuju aula rumah. Niatku beda, aku ingin memelihara kebiasaan yang unik ini. Lagipula tak ada larangan bukan kita mau sholat tarawih dengan imam perempuan atau di aula bukan musholah atau masjid?

Lalu kumulai berpikir, dengan ibuku yang sudah sakit-sakitan, dan imam lain seusianya yang juga mulai terganggu kesehatannya, dan hanya satu penerus yang masih lebih muda. Bagaimana nasib majelis taklim ini?

Aku malu, karena aku belum bisa melafalkan bacaan dengan baik. Tak sanggup kalau harus menggantikan peran imam perempuan dalam shalat tarawih.

Regenerasi. Itu yang kupikirkan kini. Entah siapa yang akan melanjutkan majelis ini. Majelis yang bikin rindu. Bukan hanya soal tradisi tapi soal sejarah di baliknya. Bahwa ibuku membangun majelis taklim, semata untuk bertumbuh belajar bersama. Kalau bisa belajar mengaji bersama orang lain kenapa harus sendirian. 

Ibuku bercerita, membangun pengajian wanita bagi ibuku adalah impiannya, agar bisa memanggil penceramah untuk menambah ilmunya. Tapi kalau bisa menambah ilmu bersama-sama kenapa harus sendiri. Alhasil dibangunlah majelis taklim olehnya, dengan harapan, bisa memanggil ustazah, memberi tausiyah, yang sebenarnya untuk menambah ilmu bagi dirinya tapi tak ingin dinikmati sendiri melainkan bisa dibagi kepada orang lain jamaah majelis taklim.

Membangun komunitas mengaji bukan perkara mudah. Perawatan aula, tikar, Al-Quran, meja, dan lainnya harus dipikirkan. Tak perlu menjelaskan bagaimana ibuku mencari dananya. Yang pasti, bantuan warga pasti ada, sumbangan datang dari mana saja, pun dari rejeki ibuku sebagai guru mengaji keliling musholah, yang tak pernah menetapkan tarif untuknya. 

Ibuku membangunnya dengan sepenuh jiwa, untuk literasi Al-Quran di kampungku. Ketika saat ini aku bisa mengaji, maka ada sejarah panjang di balik itu.


Semoga panjang umur majelis taklim ini, Allah ridha atasnya. Semoga selalu ada imam perempuan yang bisa melanjutkan shalat tarawih, satu-satunya kegiatan keagamaan yang masih berlangsung lebih dari 40 tahun lamanya. Yang pasti bukan aku, karena aku masih harus memperbaiki lafal bacaan. Kuhanya bisa menuliskan, semoga saja Allah membukakan jalan. 

7 comments:

Sentuhan Desain Menambah Nilai Furnitur di Rumah, Inspirasi dari Casa Indonesia 2017

15.50.00 wawaraji 0 Comments


Seni mendesain memberikan sentuhan berbeda, sentuhan keindahan, yang membuat benda menjadi lebih dari sekadar fungsi. Lihat saja pakaian rancangan desainer, furnitur karya desainer produk, tata ruang di rumah kreasi desainer interior. Perhatikan detil karya mereka maka kita akan melihat keindangan yang melengkapi setiap fungsi benda.

Saya penggemar setia seni tata ruang, seni furnitur, juga fashion. Dunia dan aktivitas saya juga berada dalam lingkaran seni itu. Meski belum tentu bisa memiliki semua keindahan itu, bagi saya, menikmati keindahan seni lewat pameran atau show atau expo sudah sangat menenteramkan. Mengisi jiwa dengan keindahan seni, bagi saya, seperti menyiram pepohonan yang membuat rasa keindahan tumbuh subur dan saya yakin ada dampaknya ke cara berpikir dan cara bertutur kata.

Casa Indonesia 2017


Keindahan seni dan desain inilah yang juga saya dapati di Casa Indonesia 2017. Berlangsung di ballroom hotel mewah di Jakarta, 1-4 Juni 2017 lalu, saya temukan keragaman keindahan desain interior dan furnitur.

Menyenangkan melihat keindahan desain karya desainer Indonesia. Lebih menyenangkan lagi ketika ada pihak swasta berkolaborasi dengan pemerintah, yang memberikan apresiasi juga ruang pamer untuk para desainer lokal yang bertalenta.

Casa Indonesia 2017


Saya tidak bicara amatir atau profesional, siapa pun layak mendapatkan kesempatan berpameran karya dan menjemput peluang dagang untuk berbagai karya berbalut seni mereka. Jika para desainer profesional saja masih berjuang untuk mendapatkan apresiasi dan kesempatan berpromosi, bagaimana nasibnya dengan para amatir dan pemula?
Itulah sebab saya datang ke pameran atas undangan Majalah Casa Indonesia, sebagai bentuk dukungan untuk industri furnitur dan desain interior Indonesia, di luar memang saya penggemar seni desain interior dan furnitur.

Datang dan menikmati keindahan seni dan desain furnitur saja sudah menjadi hiburan. Apalagi bisa membeli dan membawa pulang benda fungsional bernilai seni tinggi dari Casa Indonesia. Saya jadi ingat betapa senangnya pernah datang ke pameran B to B furnitur Internasional, dan berhasil membawa pulang furnitur Jati dengan sentuhan desain modern minimalis, dari Solo. Nah, di Casa Indonesia 2017 saya memang belum berhasil membawa pulang furnitur namun saya banyak menemukan kreasi anak muda Indonesia, benda fungsional untuk di rumah dan bernilai seni tinggi dengan sentuhan desainnya.

Casa Indonesia 2017


Casa Indonesia 2017 sudah berlangsung delapan kali, berulang setiap setahun sekali. Seperti saya bilang sebelumnya, ajang temu desainer, pelaku industri, pemerintah, swasta dan pengguna akhir benda seni dan desain furnitur ini merupakan kolaborasi berbagai pihak. Selain didukung Badan Ekonomi Kreatif, Casa Indonesia 2017 juga didukung Samsung Galaxy S8, FORME, Philips, dan Danapaint.




Bisa saja bilang, inilah ajang yang mempertemukan berbagai pihak yang memang stakeholders industri furnitur. Ajang dan para pendukungnya memang yang sepenuhnya bergerak di bidang yang sama. Tujuannya saling dukung agar desain furnitur Indonesia terus berkembang, dikenal di negeri orang dan mendapatkan pengakuan juga dukungan di negaranya sendiri.

Bertema “Beyond Happiness”, Casa Indonesia 2017 menjadi ajang untuk kreator Indonesia, para desainer lokal untuk saling menunjukkan kompetensi dan kreativitas tinggi. Lebih dari 50 booth memamerkan desain furnitur yang bagi saya memberikan kesenangan hanya dengan memandangnya. Soal fungsi, tentu dipikirkan oleh para perancangnya, karena salah satu tujuan Casa Indonesia 2017 adalah juga mendorong pelaku industri furnitur termasuk desainer untuk menggunakan kecanggihan teknologi dalam mencipta furnitur, dengan tetap memberikan sentuhan desain yang menambah nilainya.

Casa Indonesia 2017


Mengelilingi area pameran membuat saya makin yakin, bahwa ketika sebuah kursi diciptakan misalnya, selain dipastikan bisa berfungsi baik, sentuhan desain dengan kreativitas tanpa batas dari desainer, akan membuat kursi punya nilai lebih. Memang pada akhirnya harganya pun lebih dari sekadar nilai fungsi. Namun, memiliki satu saja koleksi furnitur dengan sentuhan desain rasanya takkan menguras kantong. Dan memiliki satu saja furnitur dengan sentuhan desain, bagi saya, membanggakan karena kita sudah mendukung kreasi anak bangsa.




Peserta pameran sudah melewati proses kurasi, dengan arsitek Cosmas D Gozali sebagai Exhibition Director dan desainer Diana Nazir sebagai Creative Director, tak heran jika Casa Indonesia 2017 menjadi The Most Comprehensive Living Exhibition Art, Architecture, Design & Living dan bahkan setara dengan pameran serupa tingkat dunia di Italia.

Bagi penggemar arsitektur, desain interior dan furnitur, juga pengusaha furnitur, dan mahasiswa, juga kolektor, Casa Indonesia 2017 menjadi ajang pamer yang patut masuk dalam agenda tahunan. Pasalnya, di pameran inilah kita bisa mencari inspirasi dan koleksi, dan hadir untuk saling memberikan dukungan agar desainer Indonesia semakin optimistis berkarya dan mendunia.




Kreasi Batik untuk Interior 


Instalasi Seni (kiri) Arsitek Cosmas D Gozali (kanan) Aksan Sjuman


0 comments:

Libur Lebaran, Yuk Nonton Film Komedi Insya Allah Sah

22.54.00 wawaraji 5 Comments


Mengisi libur lebaran bisa dengan banyak cara. Salah satu cara yang terasa khas adalah hiburan film komedi yang bikin tambah akrab kebersamaan keluarga. Hiburan khas buat saya karena memang masih terbayang di kepala, sewaktu kecil, setiap kali libur lebaran banyak pilihan film Indonesia. Film komedi yang paling berkesan buat saya karena bikin meriah suasana liburan.

Film komedi terbaru dari MD Pictures, Insya Allah Sah, bakalan jadi pilihan hiburan saya lebaran 2017. Hadir dalam Meet and Greet Insya Allah Sah, bersama pemeran utamanya, Kang Raka (diperankan komedian Pandji Pragiwaksono saja sudah menghibur saya, tertawa lepas. Terbayang nantinya menghibur diri, nonton film Insya Allah, di bioskop favorit dekat rumah.



Kang Raka, yang hadir di Meet and Greet bersama penulis novel Insya Allah Sah, Achi TM, dan Kiara (Donita), tampil dengan dandanan khasnya, sebagai sosok lelaki dewasa yang pintar, jujur, tapi dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Penampilan khas Raka memang selalu dimunculkan setiap kali MD Pictures mengenalkan film Insya Allah Sah, yang akan tayang perdana (Premiere) 15 Juni 2017. Tidak ada Pandji, yang ada hanya Raka, dengan rambut lurus berponi, dagu bertahi lalat, dan (maaf) gigi yang agak menonjol. Gaya bahasa Raka yang kental dengan logat Sunda menjadi ciri khas lainnya.

Penampilan Raka yang unik, dan perlu dipersiapkan 1,5 jam untuk Pandji menjadi Raka, bukan satu-satunya yang bikin lucu film ini. Film yang berkisah tentang Raka dan Silvi (Titi Kamal), tokoh utama film ini, dengan perjalanannya bernazar menjadi orang yang lebih baik dikemas menjadi komedi. Kekuatan naskah dan adegan, menjadi kunci keberhasilan film komedi.



Dalam sesi tanya jawab saat Meet and Greet, Raka (mewakili Pandji) bilang, naskah film Insya Allah Sah, yang ditulis oleh sutradara Benni Setiawan, punya kekuatan komedi. Kalau naskahnya saja sudah berhasil menciptakan kelucuan, ditambah adegan komedi yang diciptakan Benni Setiawan, saya kok merasa yakin film ini bisa bikin saya tertawa lepas nantinya. Karena sepanjang berdialog singkat dengan para pemeran film Insya Allah Sah di MD Place saja sudah menghibur buat saya. Saya merasa yakin karena memang komedi ala Pandji cocok dengan selera humor saya.

Keseruan lainnya yang saya bisa tangkap dari film Insya Allah Sah adalah konten atau kekuatan ceritanya. Bagi saya film komedi yang berhasil mengambil hati penonton adalah yang ringan, menghibur, namun tetap punya pesan bermakna.  

Selain naskah yang diklaim sudah bisa memunculkan komedi, peran Raka yang sarat komedi juga serius dibentuk oleh Pandji melalui riset mendalam. Pandji mengaku harus melakukan riset dalam jangka waktu panjang, dengan menyelami karakter Soleh Solihun sampai AA Gym.

Saat ditanya soal film yang diproduseri Manoj Punjabi ini, Raka (Pandji), mengaku optimistis film komedinya bisa menghibur penggemar film Indonesia.

Menariknya lagi, film komedi Insya Allah Sah, bakal menampilkan lebih dari 20 Cameo, bintang besar seperti Dedy Mizwar dan banyak lagi yang lainnya. Dengan banyaknya Cameo ini, Insya Allah Sah, bisa memberikan pengalaman komedi yang bisa saja berbeda bagi setiap penonton yang datang ke bioskop.

Jadi, siap nonton film komedi Insya Allah Sah, berdurasi 97 menit libur lebaran nanti? Tunggu tanggal mainnya 25 Juni 2017.











5 comments:

Suvenir Wisata Goesar, Kenangan Khas dari Indonesia

23.39.00 wawaraji 2 Comments



Berwisata keliling Indonesia, rasanya tak lengkap kalau kembali pulang tanpa bawa benda kenangan. Biasanya, setiap kali mengunjungi berbagai kota di Indonesia, oleh-oleh makanan khas daerah menjadi andalannya. Meski makanan khas daerah kini bisa didapat di mana saja tanpa harus ke kota tersebut, tetap saja membawa buah tangan langsung dari daerahnya punya sensasi tersendiri.

Selain makanan, biasanya, kalau saya, suka koleksi kain atau batik daerah yang saya kunjungi. Atau pernak pernik khas daerah tersebut.

Namun belakangan, setiap kali traveling, saya sudah mulai mengurangi membeli buah tangan. Selain mulai menolak repot membawa banyak barang, saya pun mulai bosan. Ingin mencari sesuatu yang khas, sebagai suvenir kenangan berwisata, unik, tapi terjangkau, dan enggak repot membawanya. Tapi memang sulit menemukannya.

Kalau ke Bali misalnya, paling praktis beli magnet kulkas. Saya pernah beli di toko suvenir tapi tak puas karena belum juga digunakan, sudah lepas magnetnya.

Itu kalau saya yang jalan-jalan. Nah, kalau ada teman dari luar kota datang ke Jakarta atau ke Tangerang, Banten, kampung halaman saya, bingung juga memberikan kenangan khas. Pernah saya ke Monas, kebanyakan suvenir yang tersedia kaos bergambar ikon ibukota, tapi saya kok enggak tertarik membelinya. Sebenarnya, kaos bergambar ikon kota/daerah, praktis untuk jadi suvenir wisata. Namun, itu tadi saya bilang, saya mulai bosan.

Saking bosannya, pilihan saya kadang mentok di aksesoris yang khas dan mudah dibawa, bisa membeli jumlah banyak dengan harga terjangkau, unik, dan tak repot membawanya pulang dalam perjalanan. Namun, aksesoris seperti gelang, kalung, identik dengan perempuan. Bagaimana dengan teman/sahabat/keluarga laki-laki?

Suvenir wisata nyatanya memang penting ada. Terutama jika ada turis lokal/asing yang datang ke kota kita, atau ke Indonesia, yang rasanya menyenangkan kalai kita bisa berikan kenangan kepada mereka.



Pentingnya Suvenir Wisata

Sebagian masyarakat Indonesia, sebagian saya bilang tidak semuanya, senang berwisata lalu membawa pulang kenangan untuk orang tersayang di rumah, termasuk saya. Apalagi jika pergi ke luar negeri. Saya bisa bilang suvenir wisata penting untuk kenangan perjalanan.

Sewaktu ke Malaysia, saya ke pusat suvenir di China Town, dan membeli magnet kulkas yang selalu jadi andalan suvenir wisata. Harganya tak terlalu mahal, dan barangnya masih memenuhi standar saya untuk dijadikan buah tangan ke orang terdekat. Artinya, barangnya cukup berkualitas dan saya tak merasa malu membagikannya.

Jujur, di Indonesia, saya belum menemukan kualitas magnet kulkas yang baik. Seringnya saya menemukan suvenir wisata berupa magnet kulkas yang kualitasnya mengecewakan. Alhasil tak jadi saya berikan ke teman kesayangan.



Bertemu dengan Goesar Tourist Souvenir bikin saya senang. Di hari kedua Ramadhan, tepatnya 28 Mei 2017, saya hadiri peluncuran suvenir wisata buatan PT Goesar Trading Persada. Di restoran Rarampa Mahakam, hadir pemilik perusahaan asli Indonesia ini, Christman Desanto Goesar, yang mengenalkan langsung suvenir wisata bermerek Goesar.

“Akhirnya” saya membatin. Ada suvenir wisata yang kualitasnya seperti suvenir yang saya beli di luar negeri, khususnya magnet kulkas andalan saya. Sewaktu ke Malaysia, saya beli magnet kulkas twin tower yang menjadi ikon Kuala Lumpur. Nah, suvenir wisata Goesar, juga punya banyak ikon yang mewakili keragaman dan kekayaan wisata alam dan budaya nusantara. Sungguh saya girang.

Goesar Tourist Souvenir rencananya akan tersedia secara bertahap, mewakili berbagai destinasi wisata Indonesia. Ada 11 daerah yang akan dibuatkan aneka suvenirnya, mulai gantungan kunci, magnet kulkas, cermin (hand mirror), dan lainnya. Sumatera Utara dan Bangka Belitung menjadi dua daerah pertama yang sudah dibuatkan aneka suvenirnya. Nantinya akan tersedia suvenir dari Jakarta, Wakatobi, Labuan Bajo, Menado, Toraja, Mandalika, Raja Ampat, Kepulauan Seribu, Borobudur. Juga seluruh provinsi di Indonesia bakal ada miniaturnya lewat suvenir Goesar.

Gantungan kunci, magnet kulkas, cermin menjadi benda mini yang paling andalan untuk jadi suvenir. Nah, produk suvenir wisata Goesar yang sudah tersedia, dirancang dengan desain menarik berupa ikon kota misal Rumah Batak, ornamen khas Batak, ikon kota Medan, dan beragam suvenir berbentuk menarik lainnya.

Bagi saya yang suka mengoleksi benda budaya lokal, suvenir Goesar ini menambah koleksi benda khas nusantara di rumah. Pun sangat membanggakan untuk dijadikan benda kenangan ke teman, baik turis lokal maupun asing.



Bukan hanya desain yang unik, barang berkualitas dengan standar internasional, Goesar Tourist Souvenir juga punya misi pariwisata. Dalam kemasan suvenir yang dibungkus plastik, terdapat catatan di bagian belakangan kemasan berisi penjelasan singkat terkait kota/provinsi benda suvenir tersebut. Misal suvenir magnet kulkas berupa ikon kota Medan, maka dalam kemasan tertera tulisan dalam kertas berisi penjelasan singkat tentang Sumatera Utara, lengkap dengan rekomendasi tempat wisata sehingga bisa menjadi direktori singkat.

Tulisan pun dalam bahasa Inggris, artinya Goesar memang menargetkan produk suvenir wisata ini, untuk menjadi oleh-oleh khas Indonesia bagi turis mancanegara.




Nah, soal harga, ini juga menarik. Suvenir Goesar dijual mulai Rp 30.000 untuk magnet kulkas misalnya, hingga Rp 1,5 juta ke depannya. Goesar menjanjikan akan menyediakan suvenir lain seperti patung, perhiasan, lukisan dan benda bernilai tinggi lainnya. 

Sementara benda berukuran mini yang praktis dibawa pejalan seperti bag luggage, botol minum, sandal, topi, kipas tangan, payung juga akan diproduksi.

Bagi saya, magnet kulkas, pembuka botol sudah sangat menarik, apalagi desainnya mewakili budaya dan kekayaan alam nusantara. Sangat  bisa mewakili kota/daerah juga negara Indonesia. Suvenir wisata menjadi salah satu cara sangat sederhana dan praktis untuk mempromosikan wisata nusantara ke luar negeri.

Lalu di mana bisa mendapatkan produk Goesar? Pihak Goesar menyebutkan, sudah terjalin kerjasama dengan berbagai hotel, juga toko suvenir di Taman Mini Indonesia Indah, dan bermitra dengan berbagai stakeholder pariwisata lainnya.

Cara termudahnya adalah membeli online melalui www.touristsouvenirindonesia.co.id.

Saya sudah membeli beberapa saat launching, dan sepertinya bakal sering mengunjungi laman Goesar, karena jadi punya andalan untuk beli benda kenangan khas Indonesia, untuk pelancong yang datang ke Jakarta. Pun kalau saya baru pulang bepergian dari kota lain, cukup Goesar jadi oleh-olehnya. Semoga saja semua kota di Indonesia sudah tersedia suvenir wisatanya dari Goesar.






2 comments: