Rompis, Cinta LDR Remaja yang Enggak Picisan

10.00.00 wawaraji 1 Comments





Selalu senang ketika film Indonesia muncul di bioskop dengan berbagai genre dan cerita. Film tentang cinta remaja memang selalu sukses bikin nostalgia untuk penonton yang tak lagi berusia muda. Namun bagi anak muda tetap jadi tontonan menyenangkan kekinian yang semoga sih mewakili usianya.

MNC Pictures kembali hadir dengan film remaja terbaru yang bisa jadi tontonan untuk anak usia 13 tahun ke atas. Film remaja yang menyegarkan ini garapan sutradara Monty Tiwa, penulis Haqi Achmad dengan Production Executive Valencia Tanoedoedibjo serta jajaran produser Toha Essa, Lukman Sardi, Ferry Ardian juga Didi Ardiansyah.


Kenapa menyegarkan? Bintang muda aktor aktrisnya memainkan peran dengan mulus, natural dan tetap menjaga realitas remaja kekinian. Namun kalau soal jatuh cinta, polanya sama saja dari zaman dahulu kala. Sulit mengungkapkan rasa dan tanpa ada ucapan tetapi rasa terjaga sampai harus terpisah benua sekalipun. Urusan hati dan cemburu selalu sukses jadi bumbunya. Perihal cinta, rasanya takkan pernah berubah ceritanya.

Bagaimana pemeran utama film ini membawa cerita Rompis menjadi seru menyenangkan dan menyentuh tanpa berlebihan, itu istimewanya.

Saya sendiri yang sudah lebih layak disebut "tante" bagi seluruh pemain utama film ini masih bisa menikmati percikan cinta remaja dalam cerita Rompis. Lewat film ini, sebagai "tante" saya jadi menyimak gaya anak muda kekinian dan cara mereka berkomunikasi ala millenials. Kalau bagaimana opini millenials bisa baca ulasan Rizki Doel dan Egi Sukma nih.

Menurut saya, bintang muda Arbani Yasiz (Roman), Adinda Azani (Wulan), Umay Shahab (Sam), Cut Beby Tshabina (Meira) sukses bikin film remaja ini terasa ringan, romantis tapi enggak picisan, diselingi humor yang enggak garing.


Satu hal yang juga kuat dari film ini adalah inspirasi berpuisi. Senang rasanya ketika puisi diperkenalkan lagi kepada remaja melalui film. Saya selalu menikmati lomba puisi di kalangan remaja. Kemampuan merangkai kata dan mengucapkannya lantang dengan berirama dan ekspresif adalah bakat yang pastinya akan berguna nantinya. 




Cerita film yang disadur dari novel best seller memang selalu kuat. Film ini juga berangkat dari novel Roman Picisan karya Eddy D Iskandar setelah sebelumnya juga dibuatkan versi serial drama di RCTI pada 2017. 

Eits, jangan dikira film ini bakal jadi kayak sinetron. Saya bukan penonton sinetron meski masih menyimak sekadar ingin tahu. Kalau kata saya sih, film ini enggak terasa seperti sinetron. 

Selain cerita dan pemeran yang kuat, latar negeri Belanda pun melengkapi film ini. Memang ya nuansa beda selalu berhasil membangkitkan suasana. Meski begitu latar film di negeri asing bukan jadi andalannya. Bagi saya cerita dan pembawaan pemeran film yang bikin sukses. 

Menyenangkan juga ketika tahu kalau film ini masih bertengger di layar bioskop dalam negeri. Maklum, film asing masih tetap jadi andalan di negeri sendiri. Tapi kalau saya sih, penggemar dan pendukung Film Indonesia yang selalu rela beli tiket bioskop. Jadi, kalau lihat beberapa film Indonesia bertengger lama di bioskop itu rasanya menyenangkan. 







Film Rompis masih bisa ditonton di sejumlah bioskop di Jakarta sejak rilis 16 Agustus 2018 lalu. Di luar kota juga ada seperti di Bandung.

Yuk ah nonton di bioskop. Dukung terus film Indonesia. 



You Might Also Like

1 comments:

Ristin mengatakan...

Nonton kisah cinta remaja tuh kadang bikin ingat zaman cinta monyet SMA dulu ya mbak, bikin senyum2 sendiri nontonnya hehe..