4 Tahun Dahayu dengan Pesan Istimewa

02.38.00 wawaraji 32 Comments



HARI INI, empat tahun lalu, 28 Februari 2013, DAHAYU, anakku, lahir atas kehendak Allah dengan bantuan dokter kandungan yang “berjihad di jalan sepi”. Dia membantu banyak ibu melahirkan dengan tidak membebani biaya yang memberatkan. Dia menjadi perantara Tuhan menyelamatkan ibu dan Dahayu, dari risiko kematian, akibat pendarahan dengan kondisi plasenta previa. 



Hari ini, empat tahun kemudian, Dahayu bahagia di Surga, dan semakin banyak pesan yang “dititipkan” kepada kami orangtuanya, terutama kepada ibu.

Ini cara saya, ibu yang memperingati hari jadi anaknya di surga. Cara yang istimewa, rasanya takkan ada yang mau bertukar peran dengan saya. Peran yang harus saya jalani dan semoga dimampukan meski kadang iman naik dan turun dengan mudahnya. Atas izinNya, doa untuk selalu diberi petunjuk menuju jalan lurus, memudahkan untuk menaikkan kembali iman dan kadang menurun dengan drastisnya. Allah maha membalikkan hati, dan itu nyata terjadi pada saya.

Ini cara saya, sekadar berbagi apa yang dirasa, pengalaman ibu #CeritaIbu, yang barangkali ada manfaatnya. Catatan perjalanan yang barangkali ada manfaatnya, sekecil apa pun itu, untuk sesama ibu dengan takdir yang sama, atau setidaknya untuk membantu berempati terhadap ibu yang berpisah dengan anaknya. Sungguh, bukan masa yang mudah dijalani, tidak mudah.

#CeritaIbu
Dahayu, 24 Februari 2017, Ibu menulis di laman #CeritaIbu. Spontan saja menulisnya, hanya menumpahkan isi kepala yang rasanya semakin berat.

Menuliskan perasaan dan pengalaman bukan hal baru. Ibu sudah menjalaninya sejak usia dini. Begitu banyak buku diary di rumah nenek dan rumah kita, berisi catatan perjalanan dan pengalaman ibumu ini nak. Membacanya kembali sungguh meneguhkan bahwa memang menulis adalah cara ibu terapi diri. Jika tidak, barangkali saat ini entah apa jadinya ibu dengan rasa yang terpendam tak tersalurkan.



Jumat, empat hari lalu, ibu menulis tentang kakek Dahayu. Menulis apa yang dirasa dari kejadian yang terekam di kepala sekian waktu, digabung dengan peristiwa yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Ibu sakit lagi nak. Maafkan kalau Dahayu tak suka dengan ibu yang keliru merawat diri. Tak mudah menjalani hari tanpa anak ibu, kesayangan semata wayang. Rasanya tiada satu hari pun ibu tak memikirkan Dahayu. Bahkan kadang, tangis meledak hanya karena pikiran melayang dan terpicu nyanyian syahdu yang tak ada kaitannya dengan Dahayu. Tangisan yang hanya didengar oleh ayahmu yang penyabar, tak ada orang lain yang mendengarnya. Tak ada.

Kejadian antara ibu dan kakek saat ibu sakit, sungguh membuka mata. Ibu melemah seminggu sebelum hari jadi mu Nak. Ada kah pesan di balik itu? Pasti ada, karena ibu menemukan banyak makna. Februari adalah bulan spesial kita, saat Tuhan berkata, kalian berdua diperpanjang kontraknya, dengan kita berhasil hidup di masa kritis kelahiranmu. Hidup kita adalah anugerah. Karena itulah ibu memutuskan berhijab sebagai bentuk syukur atas perpanjangan umur. Nah kan, Dahayu ibu melantur. Begitu banyak pesan yang kamu “titipkan” kadang membingungkan harus mulai bercerita dari mana.

Ibu menulis tentang kakek yang begitu khawatir dengan kondisi ibumu, Nak. Ibu bisa paham, rasanya menjadi orangtua yang khawatir saat anaknya sakit. Kejadian itu, membuat ibu ingin membahagiakan kakek dan nenek sebisa ibu.

Selang tiga hari, ibu punya cerita baru. Seminggu di rumah saja mengistirahatkan tubuh, membuat ibu sempat singgah ke rumah nenek. Ibu membongkar sisa barang lama di rumah nenek, mencari buku atau apa pun yang barangkali penting untuk dibawa pulang.
Ibu selalu percaya nak, selalu ada alasan di balik kejadian. Sakitku membawaku pulang ke rumah nenek, sedikit berbincang dan membereskan kamar kita dulu Dahayu. Tangan ibu digerakkan ke laci lalu ke box yang masih bertumpuk di kamar yang sekarang ditempati kakek. Kakek selalu istirahatkan tubuhnya di ranjang kita nak. Tapi maaf ya, foto mu tak lagi dipajang. Tak apa ya nak, kasihan kakek yang tak bisa menahan rindunya bahkan ketika tak sengaja melihat foto itu.



Dari sebuah boks, ibu temukan satu buku agenda tahun 2007. Ibu memang selalu suka mencatat kejadian hari per hari. Beruntung, sejak dulu bekerja menjadi pewarta, selalu saja mendapatkan buku agenda dengan mudahnya, gratis, bonus dari bekerja.
Ibu bawa pulang buku itu. Ibu baca di sofa merah kita, di depan ayah. Tak ada satu lembar pun yang ibu lewati. Buku itu bercerita tentang perjalanan ibu menekuni pekerjaan impian sebagai wartawan. Bagaimana perjalanan ibu mewujudkan impian itu, perlahan dan bertahap, panjang sekali prosesnya. Sampai akhirnya ibu menemukan tulisan, tentang nenek.

Ibu tidak bercerita apa adanya tentang nenek. Tapi cerita perjalanan ibu sebagai anak perempuan, adik perempuan, satu-satunya di keluarga dengan dominasi enam laki-laki, tentang pergulatan anak perempuan, tentang perjuangan menafkahi diri, tentang perjuangan untuk keluarga dan cinta.

Nak, dari rangkaian cerita itu, ibu menyimpulkan melalui tangisan menjadi di kamar mandi. Bahwa ibu, atas kehendak Allah, dilahirkan dari rahim nenek, untuk dipersiapkan menjadi ibu Dahayu. Menjadi ibu dalam 3,5 tahun saja. Menjadi ibu yang kuat karena lahir dari rahim nenek yang sangat kuat.

Dahayu belum bisa paham kalau ibu ceritakan, tentang kakak pertama ibu yang “sakit” lebih dari 20 tahun lamanya. Nenek, atas kehendak Allah, kuat bertahan dengan iman yang justru semakin naik tingkat. Nenek, menjalani takdirnya, merawat dan berikhtiar yang terbaik mental dan materi, untuk kesembuhan anak pertamanya. Lebih dari 20 tahun Dahayu, bayangkan. Ibumu ini menjadi bagian dari proses penyembuhan itu. Menjadi bagian dari “sakitnya” itu. Dan sungguh tak mudah menjadi anak perempuan untuk tumbuh dengan kondisi keluarga yang diuji mental dan materi, lebih dari 20 tahun.
Entahlah bagaimana menceritakannya nak. Hanya Allah yang tahu. Tapi ayahmu tahu Dahayu. Dia lah teman setia ibu, soulmate ibu sejak kami pertama kali bertemu tahun 2000. Dia paham kesulitan yang ibu hadapi sedari dulu.

Dahayu, jelang hari jadimu, ibu mendapatkan pesan baru. Bahwa kalau bukan karena nenek yang memberi contoh bagaimana menjadi ibu yang tangguh dan menjalani hidup dengan iman, ibu takkan bisa menjadi seperti sekarang.

Nenekmu sangat hebat. Ibu yang luar biasa hebat. Bertahan dalam iman untuk mendapatkan ridha Allah dengan mengurus tujuh anaknya yang hidup, satu meninggal saat bayi. Mengurus keluarga dengan menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah. Membaca Al-Quran ketika hatinya gundah. Berdoa bertahun-tahun dan berikhtiar untuk kesembuhan anak pertamanya. Dan Allah mengabulkan doanya, lebih dari 20 tahun berikhtiar. Allah memberi juga hadiah, dengan dimampukan Umrah atas kebaikan hati bibi dan adiknya. Nenek tak mampu menabung untuk Umroh apalagi Haji Dahayu karena hartanya dipakai terus menerus untuk pengobatan anak pertamanya, untuk kesehariannya.

Ibumu ini, belum banyak memberi. Ibumu ini berupaya mencari nafkah dengan terus mencari pekerjaan yang layak gajinya, untuk membantu nenek sebisanya. Ibu pernah menjadi anak perempuan yang sangat memikirkan bagaimana beban nenek lebih ringan. Meski tak pernah memberikan seluruh gaji, setidaknya ibu hidup mandiri untuk tidak pernah membebankan segala kebutuhan ibu kepada nenek. Bagaimana kakek dan nenek berikhtiar keras membayar uang kuliah sampai meraih gelar sarjana sudah cukup menjadi modal bagi ibu. Setelah itu, hidup mandiri dan berusaha membantu menjadi fokus hidup anak perempuan yang belum banyak memberikan bantuan ini.

Nenekmu Dahayu, melahirkan ibumu ini  dengan memberikan contoh senyatanya, bahwa hidup atas kehendak Allah, harus dijalani dengan kekuatan iman, sesulit apa pun itu. Merekam jejak Nenek, apa yang ibu jalani ini rasanya belum apa-apa, meski tak bisa serta merta dibandingkan. Nenek pernah kehilangan anak perempuan. Nenek berjuang untuk kesembuhan anaknya puluhan tahun lamanya. Nenek, adalah alasan lain untuk ibu bangkit setiap kali terpuruk.



Dahayu, empat tahunmu, membawa begitu banyak pesan. Bahwa kita punya teladan kehidupan dengan penyerahan sepenuhnya kepada Allah. Teladan itu, Kakek dan Nenek. Mereka ada untuk menularkan kekuatannya kepada ibu. Bahwa adalah takdir ibu untuk hanya merawatmu tiga tahun saja, sudah digariskan. Bahwa ibu lahir dalam keluarga yang berjuang dalam hidupnya,sudah digariskan. Karena ketika kini, ibu harus menjalani hidup terpisah alam dengan Dahayu, ibu menjadi kuat, karena ada Kakek dan Nenek sebagai pengingat bahwa takdir harus dijalani dengan ridha. Ikhlas memang tak mudah, tapi Kakek dan Nenek sudah mencontohkannya, dan ibu hanya perlu menirunya.

Pesan sahabat Ibu yang seperti saudara, Mila, juga menguatkan ibumu Nak, “she only have happiness, and she wants her parent do to!....she isn’t dissapear but u just only can’t see... she always beside you closer than you think...”


Dahayu, “selamat ulang tahun” Nak. Bahagia di surga. 


32 comments:

Ada yang Bisa Saya Bantu?

23.10.00 wawaraji 12 Comments


“Hai, Apa yang bisa kubantu?”

Pertanyaan macam ini, barangkali sudah mulai jarang disampaikan, ketika memulai suatu pertemuan/percakapan baik dengan kawan lama, apalagi teman baru.

Sebenarnya pertanyaan ini muncul saat aku dalam perjalanan beraktivitas, kalau tak salah perjalananku waktu itu baru memasuki kawasan Senayan, melewati TVRI, menuju Gatot Subroto. Berada dalam kendaraan, dengan suara penyiar Desta-Gina yang jadi backsoundnya, menelusuri jalan raya di bawah rindangnya pepohonan hijau, di sampingku pasangan hidupku dengan setia menemaniku ke mana saja kalau waktunya bisa.

Pikiranku memang kerap menerawang ke mana saja, memaknai apa yang terjadi kemarin, hari ini, atau apa saja yang bisa memunculkan inspirasi. Memaknai setiap peristiwa yang terjadi, sekecil apa pun itu, buatku menyenangkan, untuk lebih memaknai hidup dan tidak membuat nafasku sia-sia termakan emosi/amarah, tapi justru memikirkan apa yang sebenarnya Tuhan mau aku pelajari dari setiap peristiwa yang mau tak mau harus kujalani.

Aku sebenarnya lupa, apa yang menjadi stimulan dari munculnya pertanyaan itu. Yang kuingat, aku sedang memikirkan sesuatu, dari berbagai pertemuan-pertemuan, dari berbagai urusan harian, sampai muncul pertanyaan-pertanyaan ini:

Kenapa yaaa makin banyak orang yang sulit sekali bertanya dengan santun, atau menyapa atau bertanya atau berkata dengan santun, ketika ada orang lain yang membutuhkannya?

Kenapa ya segala sesuatu itu harus serba diperhitungkan? Sebenarnya bisa saja sebuah pertemuan sebuah urusan diawali dengan kata “Ada yang bisa kubantu?”

Kenapa yaa manusia sudah begitunya perhitungan? Ada kah pengalaman buruk yang pernah dialaminya sehingga sebegitunya bersikap? 

Apakah memang sikap melayani membantu sesama untuk kebaikan bersama memang sudah tak lagi penting dan semua jadi serba berjarak, hubungan jadi begitu transaksional?

Entahlah. Tapi dari pengalamanku bertemu beragam tipe manusia. Belajar dari pertemuan-pertemuan. Memahami makna hidupku dengan perjalananku yang berat (menurutku) terutama sejak perpisahan selamanya dengan anakku, aku belajar.

Semua pertanyaan-pertanyaan itu, yang menari-menari di kepalaku, kujawab dengan tulisan sederhana ini, yang kubuat dalam perjalanan dalam kendaraan hari itu. Ini kataku, dan rasanya ingin sekali kubagi dengan pembaca blogku, siapa pun kamu…

Apa yang bisa kubantu?
Yakininilah dengan segenap jiwamu, bahwa apa pun kesibukan kita, selama diawali dengan niat baik, dilakukan dengan cara baik, maka DIA ridha atasmu. Yakinilah berkah melimpah akan datang dengan caraNYA dari segala penjuru dan berbagai cara.

Tapi tunggu dulu, jangan berharap dengan begitu hidupmu akan selalu nyaman. Akan tetap datang kesulitan, tapi yakinilah kemudahan kemudian datang menggantikan. Berapa lama waktunya? Tergantung kehendakNYA atasmu.

Jika ingin DIA berkehendak cepat mengatasi masalahmu, maka berbuatbaiklah kepada sesama. Setahuku, DIA akan senang ketika kita berhasil menjadi pemimpin yang baik untuk diri sendiri dan orang lain.

Rasa kasih yang kita pelihara, tanpa memandang bulu, akan memunculkan rasa cinta yang membuat kita semakin tunduk malu kepadaNYA. Membuat kita lebih mampu bersujud dengan sepenuh hati, merindu dan mencinta NYA. Cinta itu lah yang menyelamatkanmu, dalam hidup, kini dan nanti.

Jadi, ada kah yang bisa kubantu? Bukankah meringankan/menyenangkan orang lain menjadi bekal hidup yang membawa berkah tiada putus karena DIA menyukainya.

12 comments:

Hamil Sehat dengan Telaten Merawat Gigi dan Kulit

20.53.00 wawaraji 7 Comments


Kehamilan membawa perubahan hormonal pada perempuan. Setiap perempuan punya perjalanannya masing-masing, tidak pernah ada satu pun cerita sama persis dalam kehamilannya. Bagaimana tubuh merespons kehamilan, perubahan hormonal seperti apa dan bagaimana dampaknya ke fisik dan psikis perempuan, tak pernah ada yang sama. Bagaimana cara baik dan benar merawat tubuh selama hamil juga penting diperhatikan supaya kehamilan sehat dan risiko kehamilan yang bisa saja terjadi dapat terhindari.

Kalau soal cerita kehamilan, saya yang pernah dua kali hamil, perubahan hormonal membawa perubahan yang justru baik untuk kulit misalnya. Barangkali karena impian punya anak yang terwujud membuat saya sangat bahagia. Maklum, butuh perjuangan untuk bisa hamil, menunggu hampir dua tahun dari setiap kehamilan. Ketika hamil, kebahagiaan luar bisa rupanya berdampak pada tubuh saya fisik dan mental.

Soal kulit misalnya, dulu saya bermasalah dengan kulit wajah dengan jerawat yang sangat menganggu. Entah berapa kali ganti dokter kulit untuk merawat jerawat yang sangat meruntuhkan kepercayaan diri saya. Ajaibnya, ketika hamil, saya tidak berjerawat, kulit saya cenderung baik, dan setelah melahirkan pun saya justru tidak lagi mengalami masalah besar di kulit wajah. Masalah fisik lainnya, seperti kelebihan berat badan rasanya lumrah untuk perempuan berpostur besar seperti saya yang mudah sekali gemuk dan sulit turun berat badannya.

Masalah kulit yang umum dialami ibu hamil seperti stretch mark juga tak saya alami. Saya sempat berpikir barangkali karena saya dulunya rajin pakai skincare, memulas lotion pada tubuh, bikin tubuh saya lebih terjaga kelembabannya. Sehingga saat terjadi perubahan kondisi kulit saat hamil, dengan janin semakin membesar, maka guratan kulit selama kehamilan tidak saya alami. Ternyata bukan hanya soal itu, banyak faktor terjadinya stretch mark.

Dari literatur yang saya baca terutama dari situs Bidanku, stretch mark pada ibu hamil terjadi karena faktor hormonal dan sebagian juga karena faktor genetik. Artinya memang ada perempuan yang secara genetik akan lebih besar kemungkinannya mengalami stretch mark. Umumnya bahkan sampai 90 persen perempuan hamil akan mengalami stretch mark tapi memang ada juga yang tidak. Banyak faktornya, salah satunya menjaga pertambahan berat badan selama kehamilan agar tidak berlebihan juga berpengaruh. Sebaiknya jangan berlebihan, dan asupan juga perlu diperhatikan seperti air putih dan vitamin, juga perawatan kulit pun ternyata penting diperhatikan.

Seperti saya katakan sebelumnya, tidak pernah ada kondisi kehamilan yang sama antara satu perempuan dengan yang lainnya. Baik soal masalah kulit yang dialami saat hamil, termasuk soal kesehatan mulut dan gigi.

Nah kalau soal kesehatan mulut dan gigi, saya memang memberikan perhatian lebih. Saya jarang sakit gigi, tapi sering bermasalah dengan gusi. Ini sudah menjadi perhatian saya sejak masa kehamilan 5 tahun lalu. Jika dalam keadaan tidak hamil, gusi kerap bermasalah seperti berdarah saat sikat gigi, perempuan perlu lebih waspada. Peringatan ini saya dapati kembali saat menghadiri Pembukaan Amara Skin & Aesthetic Center RSU Bunda Jakarta.

Opening Amara Skin & Aestethic Center RSU Bunda Jakarta


Klinik yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, kulit dan kelamin, ini sudah beroperasi sejak 2016 dan resmi dibuka 2017. Dengan tenaga medis RSU Bunda yang multispecialist, klinik ini memudahkan pasiennya untuk mengkonfirmasi kondisi kesehatannya. Dari pemeriksaan awal, jika memang diperlukan pemeriksaan spesialis lain, akan lebih mudah bagi Amara Skin & Aesthetic Center untuk segera merujuk ke unit lain di RSU Bunda Jakarta.

Risiko Kehamilan
Perawatan tubuh ibu hamil bukan hanya berdampak pada fisik yang jadi lebih terawat dan bukan semata urusan kecantikan. Ibu hamil yang telaten merawat anggota tubuhnya, dengan cara baik dan benar, ternyata berdampak pada kesehatan dirinya, kehamilannya, dan meminimalisasi risiko kehamilan.

Penjelasan drg Mira Madjid, MPH Sp Perio membuka kembali ingatan saya soal kesehatan mulut dan gigi saat hamil. Bahwa masalah gigi dan mulut yang tidak tertangani dengan baik bisa menimbulkan risiko infeksi pada ibu hamil, yang bisa berdampak infeksi pada janin, kemudian berpengaruh pada kelahiran prematur.

Tanpa sadar, kebiasaan tak sehat seperti tidak rutin membersihkan mulut dan gigi, baik kumur atau pun sikat gigi, berdampak pada kesehatan perempuan.

Perempuan memang harus terawat, bukan perkara kecantikan, tapi soal kesehatan. Jika pada akhirnya perawatan tubuh dengan alasan kesehatan, berdampak pada kecantikan, itu bonusnya.

Urusan kesehatan perempuan kadang memang kerap dipandang sepele, padahal dampaknya luas, apalagi saat hamil.

Seperti dikatakan drg Mira Madjid, ibu hamil misalnya kerap mengalami pembengkakan gusi bahkan pendarahan gusi. Kenapa bisa terjadi? Lagi-lagi ini dampak perubahan hormon pada ibu hamil. Terjadi pelunakan dari jaringan daerah gusi akibat peningkatan hormon saat hamil, kadang timbol benjolan berwarna kemerahan pada gusi, dan gusi berdarah.

Kalau kondisi seperti ini diabaikan, dan menjadi lebih serius, infeksi pada gigi ibu hamil bisa menginfeksi janin dalam kandungan. Pada banyak kasus jika kondisi seperti ini tak tertangani dengan baik dapat berkontribusi terhadap terjadinya berat bayi kurang saat lahir dan kelainan dini termasuk kelahiran prematur.

Langkah sederhana supaya ibu hamil telaten merawat kesehatan mulut dan gigi antara lain:

Sikat gigi teratur dua kali sehari, lakukan dengan cara yang baik dan benar bukan asal sikat gigi.

Jika suka mual kalau sikat gigi, setidaknya berkumurlah dengan air garam hangat. Cara sederhana ini bisa meminimalisasi risiko radang gusi. Karena semasa hamil dengan perubahan hormon pada perempuan membuat gusi cenderung lebih sensitif.

Pemeriksaan gigi rutin, tiga bulan sekali, termasuk saat hamil untuk pembersihan gigi dari penumpukan plak sekaligus memastikan tidak ada risiko radang gusi. Karena kalau gusi mudah berdarah atau sikat gigi seringkali berdarah itu sudah petanda terjadinya radang gusi.

Waspada Radang Gusi 


Lain lagi soal kulit. Perempuan yang kurang telaten merawat kulit, apalagi saat hamil, dengan banyaknya perubahan kondisi akibat perubahan hormonal, juga bisa menimbulkan berbagai risiko masalah kulit seperti kulit berjerawat (umumnya ibu hamil rentan berjerawat karena perubahan hormon). 

Kenapa merawat diri penting? Karena memang ibu hamil terutamanya cenderung mengalami masalah jerawat dan flek saat hamil. Ibu hamil juga cenderung mengalami bercak kulit yang lebih gelap karena hiperpigmentasi akibat perubahan hormonal. Tak heran jika kulit jadi lebih gelap karena ada peningkatan produksi melanin di kulit. Semua masalah ini bisa diatasi dengan perawatan kulit ibu hamil yang aman asal menghindari beberapa bahan kosmetik tadi yang menimbulkan pengelupasan.

Mitos mengenai perempuan tidak boleh pakai perawatan kulit saat hamil menjadi penyebab lain yang membuat perempuan khawatir merawat diri menggunakan skincare tertentu saat hamil.

Dr Rachel

Soal ini, dr Rachel Djuanda SpKK mengatakan memang ada beberapa  bahan kosmetik yang dilarang digunakan yakni kandungan Asam linoleic dan hidrokuinon. Namun kalau untuk perawatan kulit dengan pelembab dengan kandungan AH, DHA, masih aman digunakan ibu hamil.

Soal perawatan kulit bukan hanya semata urusan sepele, kecantikan saja. Masalah kulit pada beberapa kasus, menurut dr Rachel, membutuhkan penanganan dokter spesialis. Artinya, masalah kulit pada perempuan terutama saat hamil bisa dihindari dengan perawatan yang baik dan abaikan mitos yang mengatakan ibu hamil tidak boleh menggunakan produk perawatan kulit. Nah, sebaiknya memang konsultasikan ke dokter kulit jika ingin lebih yakin soal pemilihan produk perawatan wajah.

Di balik semua perawatan fisik ini, yang tujuannya adalah menjaga kesehatan tubuh, menjaga asupan makanan dan minuman tentunya penting bagi ibu hamil termasuk olahraga ringan.

Makanan yang Menunjang Kesehatan Gigi dan Mulut


7 comments:

Honestbee Bikin Hemat Tenaga Berkat "Asisten" Belanja

22.41.00 wawaraji 6 Comments

Tunggu Saja di Rumah, Belanjaan Akan Datang Dikirim Asisten Belanja

Soal belanja kebutuhan rumah tangga, inginnya sih serba hemat. Ya hemat uang, hemat waktu, hemat tenaga.

Hadirnya belanja online, juga minimarket yang makin dekat dengan perumahan warga, memang sudah memberikan solusi. Namun ternyata, kreativitas di era digital melahirkan banyak lagi pilihan solusi belanja.

Saya menemukan satu lagi solusi belanja, terutama untuk kebutuhan rumah tangga dengan hadirnya Honestbee di Indonesia.

Honestbee? Masih belum familiar ya? Sama, saya juga. Sampai akhirnya saya menghadiri undangan Media Launch Honestbee di Jakarta.  

Media Launch Honestbee di Jakarta 2017

Honestbee adalah merek dari sebuah penyedia layanan belanja dan pengiriman online, berbasis di Singapura, yang sudah beroperasi di kota besar di Asia sejak 2015. Nah, setelah berhasil beroperasi di Singapura, mulai 2017, Honestbee ekspansi ke Indonesia. Selain layanan ini pun sudah tersedia di Hong Kong, Taiwan, Jepang, Malaysia, Thailand. Enggak ketinggalan dong Indonesia dengan negara Asia lain yang sudah lebih maju. 

Di Indonesia, untuk belanja kebutuhan keseharian, barang-barang penting untuk rumah tangga, Honestbee resmi bekerjasama dengan jaringan Transmart Carrefour se-Jadetabek.

Kalau soal belanja online,  menurut riset Markplus Insight dan Majalah online Marketeers, dari 74,6 juta pengguna internet di Indonesia, baru 20 persennya berbelanja online. Meski begitu, saya rasa sebenarnya sih belanja online bakal tetap berkembang. Belanja melalui bantuan aplikasi dan internet di situs belanja apa pun platformnya, sudah pasti memudahkan, hemat waktu, hemat tenaga, dan kadang penawarannya pun bikin hemat biaya.

Bedanya Honestbee
Lalu apa sih bedanya Honestbee? Saat Chris Antonius, Country Director Honestbee Indonesia memberikan paparannya di Media Launch Jakarta, saya merasa pernah mendapati gaya belanja yang sama dari Carrefour beberapa tahun lalu.

Dulu, Carrefour, punya layanan Click & Drive, yang memudahkan pelanggannya untuk memesan kebutuhan harian dengan bantuan asisten di toko, lalu pelanggan hanya perlu datang ke toko untuk ambil barang.

Saya pikir layanannya sama namun ternyata setelah saya kenali lebih jauh, Honestbee berbeda. Bedanya terletak pada kecanggihan teknologi. Honestbee mengembangkan aplikasi dan website untuk makin memudahkan konsumen berbelanja.



Cukup download aplikasinya (honestbee) atau akses situsnya https://id.honestbee.com/ konsumen seperti sedang belanja langsung di supermarket. Dalam hal ini kalau mau belanja kebutuhan rumah tangga dengan mitra Honestbee, Transmart Carrefour.

Saya lebih suka menelusuri belanjaan di website daripada aplikasi, karena lebih merasa puas melihat barang dalam layar lebih lebar di laptop. Akhirnya dua kali mencoba belanja di Honestbee, saya lebih suka mengaksesnya lewat website.

Memang lebih ringan rasanya tugas saya sebagai nyonya rumah, untuk cek barang di dapur atau kamar mandi, perlengkapan apa yang harus dibeli cukup melangkah sebentar saja, cek di website, pilih barang, masukkan keranjang belanja. Atau cukup lihat daftar belanja, pilih-pilih barang di website/aplikasi Honestbee, masukkan keranjang belanja, klik, proses pembayaran, barang siap diantar.

Saya bisa mengerjakan berbagai urusan rumah tangga lainnya, sambil menuntaskan pekerjaan yang memang kadang saya kerjakan dari rumah. Sederhana ya hidup di era digital, yang penting paket data selalu siap siaga.

Belanja model Honestbee meringankan tugas saya karena saya hanya perlu duduk manis di depan laptop, pilih barang, transaksi, dan menunggu dengan manis di rumah.

Asisten Belanja Honestbee

Serunya, Honestbee ini menyediakan jasa asisten belanja. Jadi, ketika saya pilih barang-barang tadi, sebenarnya ada asisten di Transmart Carrefour yang sedang belanja, memilih barang persis sama dengan pilihan saya di website/aplikasi. Asisten ini terlatih dan enggak sembarangan pilih. Mereka berseragam dengan warna khas Honestbee, kuning.

Asisten belanja inilah yang membelanjakan semua kebutuhan saya di Transmart Carrefour, di toko sesungguhnya. Jadi, model belanja online Honestbee itu gabungan belanja online dan offline. Beda dengan kalau kita belanja dengan aplikasi lain, di mana “asisten”nya tidak terlatih khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Asisten belanja dari Honestbee ini memastikan barang yang diambilnya sesuai kebutuhan pembeli. Saya sendiri sempat dihubungi “asisten” tersebut, menanyakan untuk mengganti barang yang saya pesan karena barang tersebut habis. Saya jadi berkomunikasi di telepon, saya minta “asisten” untuk menggantinya dengan jenis barang sama, harga setara. Selesai deh persoalan pesanan tisyu wajah saya. Asisten ini memastikan pesanan pelanggannya tidak salah beli. Jeda beberapa jam, sesuai dengan waktu  antar yang saya pilih, satu kantong besar barang sampai di rumah. Senangnya, saya tidak perlu buang waktu ke supermarket, barang disiapkan oleh asisten dan diantarkan ke depan pintu.

Pengalaman kedua belanja dengan Honestbee, saya batalkan karena saya gagal memasukkan kode promo. Cukup hanya dengan menghubungi asisten, pesanan dibatalkan dan saya pesan ulang. Saya kembali pilih waktu antar, dan barang pun sampai di rumah tanpa cela.

Pilih Waktu Antar


Bisa pilih waktu antar? Ya! Saat proses belanja online di Honestbee untuk Transmart Carrefour, ada pilihan pilih waktu antar dengan biaya antar flat Rp 10.000. Waktu antar paling sibuk adalah pukul 11-12 siang. Beberapa kali saya tidak kebagian waktu antar ini.
Teknologi canggih semestinya memang bisa dimanfaatkan untuk memudahkan aktivitas harian. Inilah keberhasilan Honestbee sejauh ini menurut saya. Meski mungkin layanan antar belanja harian sudah pernah ada sebelumnya, saya merasa terbantu karena barang yang biasa saya beli di supermarket, bisa didapatkan dengan mudahnya.

Saat waktu terbatas, tenaga juga sudah terkuras dengan berbagai aktivitas dan rutinitas, cara ini tentunya meringankan. Kecuali jika saya kangen, punya waktu lebih luang, untuk jalan-jalan ke supermarket, tentu saya akan sempatkan belanja sendiri tanpa bantuan “asisten”.


Tapi dengan kemacetan yang sedemikian makan waktu, dan saya pun merasa tak cukup bertenaga untuk keliling supermarket belanja kebutuhan dapur, cukuplah “asisten” berseragam kuning yang membantu. 

Belanja dengan aplikasi ini sebenarnya juga mendukung misi Honestbee membuka lapangan pekerjaan kepada para asisten belanja juga asisten pengantar barang belanjaan. Kalau mau bersedekah memberi tip antar juga tak apa, karena toh satu tugas kita sudah tuntas dengan bantuan mereka bukan? Sementara waktu bisa kita maksimalkan untuk yang lain, pekerjaan dan yang terpenting adalah punya lebih banyak quality time bersama orang tersayang.

6 comments: