3 Varian Lipstik Celebrity Box Amalia Jadi "Mood Booster"

15.00.00 wawaraji 13 Comments




3 Varian Lipstik Celebrity Box Amalia Jadi "Mood Booster"

Namanya perempuan, kalau dapat hadiah, apalagi berupa seperangkat kosmetik, senangnya bikin ingin senyum lebar seharian. Satu lipstik saja bisa jadi mood booster apalagi seperangkat kosmetik, setuju sisters?

Saya sudah berlangganan Amalia, terutama lipstik, sejak pertengahan tahun 2017. Untuk urusan kosmetik, dari sekian banyak pilihan untuk perempuan, kehalalan menjadi kriteria nomor satu. Jadi, ketika ada kosmetik halal, buatan lokal, harganya pas di anggaran belanja kosmetik saya, maka jangan heran kalau saya jadi jatuh hati.

Nah, soal pemulas bibir alias lipstick, saya memang senang eksperimen warna dan kelembaban. Kebutuhan saya soal lipstik adalah warnanya sesuai kulit bibir dan kulit wajah, melembabkan, dan melekat sempurna di bibir.

Soal lipstik yang awet di bibir, saya masih punya pertimbangan lain sih. Kalau terlalu awet di bibir juga saya merasa tak “memberi nafas” untuk bibir saya. Toh, kalau memang sudah mulai pudar tak apa memoleskan ulang. Khawatir lipstik cepat habis karena sering poles ulang? Ya tak masalah, itu sebabnya saya suka koleksi pemulas bibir dan akhirnya jadi suka eksperimen, asalkan syarat utamanya terpenuhi, halal.

Selain itu, melembabkan dan memberi warna terbaiknya untuk bibir, juga jadi alasan saya dalam memilih lipstik. Saya menemukannya di Amalia, dan sudah memiliki Morocco Lip Cream Nude yang natural. Kakak ipar saya pun suka dengan Amalia berwarna cerah menyala, Morocco Lips Red.



Beberapa kali saya ikuti promo di Instagram Amalia @amaliahalalbeauty berharap bisa mendapatkan produk dengan promo/diskon. Amalia beberapa kali sering beri kejutan di Instagram dengan promo paket kosmetik, dengan beragam diskonnya. Berhemat dan menyenangkan hati perempuan karena bisa punya dua varian baru dengan harga lebih murah. Satu lip cream Amalia, harga normalnya adalah Rp 125.000.

Celebrity Box



Tak puas beli satuan, jadi menyimpan keinginan punya satu set kosmetik Amalia. Ternyata Amalia punya Celebrity Box, yakni boks cantik dengan warna khas Amalia hitam dan emas, melambangkan sisi elegannya. Isinya, satu Two Way Cake alias bedak padat, 2 lipstik Saffron (Matte Moist, Smooth, Silky), 2 matte lip cream Marocco (Bolf, Non-cracking, Non-sticky), dan 2 glossy lip cream Marrakech (Fresh, Glam, Non-sticky).


Masing-masing varian lipstik punya peruntukan berbeda. Setelah saya coba semuanya, lipstik Saffron Amalia cocok untuk teman perjalanan yang praktis, dengan warna segar yang bisa jadi mood booster kapan saja di mana saja.



Dalam perjalanan “Me, Myself and I”, di Jogjakarta beberapa waktu lalu, Saffron Amalia jadi andalan saya. Amalia jadi teman perjalanan yang menyegarkan. Pasalnya, saya bisa nyaman swafoto di spot favorit dengan bibir yang terpoles lipstik. Penting buat saya memoles bibir sebelum swafoto atau foto grup. Ukurannya yang mungil, bisa dikantongi, dan lipstik padat yang praktis diaplikasikan di bibir, cocok untuk traveler yang ingin tetap tampil maksimal dengan pemulas bibir.

Nah, untuk acara khusus atau momen khusus, lipcream bisa jadi pilihan. Amalia punya dua varian lip cream, Marocco dan Marrakech. Sama sama lip cream dengan tekstur lebih cair, bedanya Marocco matte yang bikin penampilan lebih berani, sementara Marrakech lebih glossy cocok untuk penampilan glamor. Persamaannya, keduanya punya kandungan yang melembabkan.

Buat saya yang suka eksperimen warna dan make up terutama bagian bibir, Celebrity Box, Amalia ini melengkapi hobi dandan ala saya. Simpel saja, tak banyak riasan, tapi polesan di alis dan bibir wajib buat saya aplikasikan sebelum beraktivitas di luar rumah.

Nah, Celebrity Box Amalia, juga cocok untuk hadiah pasangan. Bagi calon pengantin pria yang sedang mencari hadiah hantaran untuk calon pendampingnya, Celebrity Box Amalia sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar make up.

Bagi yang sedang mencari hadiah ultah untuk ibu tercinta, atau sahabat kesayangan, Celebrity Box Amalia menurut saya bisa jadi hadiah lengkap. Bedak padat dan tiga varian lipstik/lipcream, sudah bisa melengkapi kebutuhan perempuan urusan dandan.

Kalau ditanya kenapa Amalia? Filosofi Amalia sebagai kosmetik halal yang holistik bisa jadi jawabnya. Kecantikan holistik Amalia mensinergikan tiga elemen:

Halal Beauty: bahan alami dengan proses produksi berteknologi tinggi dengan cara halal
Luxury Beauty: cerminan wanita mandiri bergaya elegan
Beauty by Giving: cerminan berbagi manfaat untuk sekitar karena Amalia memiliki misi 
inspirasi berbagi kebaikan dengan amal/zakat/sedekah.

Kecantikan holistik juga berasal dari kandungan kosmetik dengan tiga antioksidan – Xanthone, Vitamin E, Vitamin C dari buah manggis. Manfaatnya melembabkan, menghaluskan, melindungi bibir dan kulit wajah.

Kalau sedang mencari hadiah, Celebrity Box Amalia ini bisa dipesan secara khusus, dengan harga Rp 1 Juta. Jika menjadi reseller Amalia, harga tentunya berbeda.

Saya yakin, hadiah seperti ini bisa jadi mood booster, untuk diri sendiri atau orang kesayangan. 

Cari langsung saja inspirasinya di sini http://www.amaliacosmetics.com/product/decorative 


13 comments:

Buka Lahan Baru (Lagi) Saja

09.11.00 wawaraji 4 Comments


Sejak memutuskan menjadi pekerja mandiri/independent worker akhir 2015, saya sudah bersiap dengan berbagai rencana. Membuka lahan baru dengan bekal pengetahuan, pengalaman, jejaring,  dan reputasi/personal branding positif serta tentunya restu orangtua dan pasangan hidup. 

Banyak yang bilang saya ini perfeksionis.  Barangkali saya tak sadar karena kadang tak merasa demikian.  Barangkali karena saya pernah punya pengalaman yang bisa menjadi pembanding, ada orang yang lebih perfeksionis daripada saya.  

Satu hal yang selalu saya pegang dalam bekerja adalah tanggungjawab.  Bahwa saya harus menuntaskan tanggungjawab sebaiknya.

Tanggungjawab adalah amanah. Salah satu cara bertanggungjawab adalah menjaga kepercayaan.  Menjaga kepercayaan berdampak pada reputasi diri.  Karakter yang selalu saya pegang meneladani baginda nabi: shiddiq, amanah, tabligh, fathonah. 


Bertanggungjawab bagi saya adalah memaksimalkan kerja, menjalani proses sebaik baiknya.  Niscaya hasilnya baik dan membawa manfaat kebaikan. Soal apresiasi jangan jadi tujuan.  Karena betapa pun kita berbuat sebaiknya belum tentu berbuah apresiasi. Yang terpenting apa yang kita kerjakan sebaik baiknya bisa memudahkan orang lain yang membutuhkan tenaga/pikiran kita,  dan membawa kebaikan untuk sebanyak mungkin orang. 

Barangkali, karena begitu cara berpikir saya,  lantas banyak orang bilang saya perfeksionis. 

Baiklah,  tak ada salahnya berpendapat demikian.  Saya bisa salah.  Kamu juga bisa salah.  Jadi silakan berpendapat asal tak merasa paling benar sendiri saja. 

Nahhh,  berbekal karakter yang memegang tanggungjawab itu lah saya memulai perjalanan sebagai pekerja mandiri. Pertimbangan matang dan berserah menjadi langkah awal bekerja mandiri.  Self employed/independent worker/freelanceer apa pun sebutannya yang pasti saya berdiri di atas kaki sendiri, namun bukan untuk diri sendiri. 

Tentu bukan keputusan mudah untuk meninggalkan zona nyaman bekerja di perusahaan ternama dengan gaji cukup. 

Namun kebebasan waktu, finansial, pengambilan keputusan,  mengembangkan ide dan kreativitas menurut saya sudah bisa menandingi zona nyaman itu. 

Benar saja,  saya bahagia.  Bahagia menjadi pekerja mandiri yang semoga diberkahi jalannya karena tujuannya bukan untuk memperkaya diri.  

Ya!  Sejak awal bekerja mandiri,  mengawali dengan community development,  lalu pekerjaan kreatif lainnya terkait penulisan, blogging,  social media, content creator,  creative digital content,  digital ads juga digital marketing,  semua dijalankan dengan prinsip kesejahteraan bersama. 

Bekerja dengan berpikir bagaimana caranya semakin banyak orang/talenta menikmati kesempatan berpenghasilan dari dunia digital tak berbatas. Tentu saja dengan prinsip bekerja penuh tanggungjawab dan kehati hatian serta memegang teguh etiket. Bekerja dengan attitude positif, bekerja berakhlak. 

Kalau saja saya memikirkan diri sendiri,  bisa saja. Pekerjaan semuanya saya lakukan sendiri.  Penghasilan semua masuk ke pundi pribadi.  Tapi bukan itu tujuan saya bekerja mengawali perjalanan kemandirian ekonomi. 

Kalau bisa bergerak dan bertumbuh bersama kenapa tidak?  

Dua tahun berjalan, misi kebersamaan ini berjalan baik-baik saja.  Sampai akhirnya datang suatu keadaan. 

Keadaan di mana apa yang kita tanam belum tentu kita tuai.  Keadaan di mana lahan yang sudah dibuka dan digarap untuk kepentingan bersama,  ternyata menggoda pihak lain yang ingin menggarapnya.  

Barangkali muncul juga persepsi bahwa ketika saya memutuskan membiarkan lahan digarap bersama, dengan prinsip sejahtera merata sesuai porsi kerjanya,  rupanya dipersepsikan bahwa saya tidak bisa menggarap lahan. 

Keputusan untuk menggarap bersama,  mengajak mereka yang memang punya kompetensi,  mengatur dan mengarahkan,  untuk akhirnya semua kalangan dari pemula sampai pakarnya,  bisa menggarap lahan bersama,  tentu sesuai porsi,  adalah keputusan dengan penuh pertimbangan. 

Pertimbangan bahwa hidup saya bukan tentang diri sendiri tapi tentang kesejahteraan bersama.  Membagi kesempatan seluasnya.  Itulah prinsip community development,  community entrepreneurship,  social entrepreneurship, versi saya, di ranah digital. 

Sejahtera merata. Mirip prinsip koperasi tapi bedanya ini tidak ada iuran dan pembagian dividen.  Namun hasil kerja menggarap lahan bersama dibagi merata sesuai porsi dan kompetensi. 

Membagi pekerjaan kepada banyak orang bukan lantas menunjukkan ketidakmampuan saya bekerja. Saya profesional yang punya kemampuan/kompetensi,  dan saya bukan makelar. 

Keadaan yang bisa muncul kapan saja ini ternyata datang di tengah kesibukan.  Tuhan seperti sedang menegur untuk rehat sejenak di akhir tahun.  Pikir ulang bahkan mungkin juga mengajak saya memikirkan diri sendiri saja.  Pikirkan kesehatan mental dengan rehat dan piknik barangkali. 

Tapi akal saya tak bisa diajak berhenti berpikir.  Rehat sudah pasti karena saya sedang merencakan perjalanan wisata jiwa. Namun tentu ide kreatif dan semangat baru takkan bisa terbendung.

Waktunya berpikir menggarap lahan baru lagi. Lahan lain yang belum banyak tersentuh. 

Bukankah manusia dilengkapi akal untuk berpikir? Berpikir membuka lahan yang lebih menantang. 

Ah jadi ingat kisah ibuku puluhan tahun silam tentang lahan tanah di kampung halaman. Ibuku pernah mendapatkan lahan luas untuknya.  Lalu dengan penuh suka cita digarapnya lahan itu.  Dibuatnya menjadi lahan produktif.  Cantik katanya.  Sudah bagus dan potensial.  Susah payah mengurusnya.  Lalu tetiba saja lahan itu dijual tanpa sepengetahuannya.

Ibuku sudah membekaliku cerita tentang pedihnya bersusah payah menggarap lahan namun tak bisa menikmati hasilnya.  Bekal hidup keikhlasan dan keberserahan untuk kemudian melanjutkan hidup tanpa melihat ke belakang. 

Sekarang hanya ibuku yang masih memiliki utuh sisa lahan miliknya di kampung halaman itu. Selebihnya lahan sudah berpindah tangan ke pendatang. Hanya ibu dan ayahku yang bertahan eksis dengan keberserahan dan kerja kerasnya. 

Ibuku sudah membekaliku.  Serahkan semua urusan hanya kepada sang pemilik kuasa.  Serahkan DIA mengaliri kekuatannya kepada kita untuk bertahan dan menjadi lebih baik tanpa ambisi, berhasil membawa manfaat tanpa berusaha adu kuat apalagi dengan niat unjuk diri atau mengalahkan pihak lain.  

Baiklah,  jelang pergantian tahun,  barangkali waktunya buka lahan (lagi). 

4 comments:

Selamatkan Nyawa dengan 47K Kantong Darah “Blood Angel” Bakti BCA

11.00.00 wawaraji 0 Comments



Aksi donor darah menjadi cara yang sering dipilih untuk berkontribusi kepada lingkungan sosial. Baik lingkungan terkecil di tingkat kelurahan, di kampus atau sekolah, sampai ke pertokoan juga hotel, hingga ke aksi korporasi.

Niatan baik mengumpulkan orang untuk mendonorkan darah, tentu secara sukarela, sudah pasti berarti. Namun akan lebih berarti dan layak saja mendapat apresiasi, jika aksi sosial donor darah, berlangsung konsisten, dengan komitmen yang terjaga dan terfasilitasi dengan baik, hingga bisa menyumbangkan ribuan kantong darah.

Saya percaya, dari beberapa kejadian yang langsung ditemui dari orang terdekat, sekantung darah amat sangat berharga nilainya, bahkan tak ternilai.

Pasien di rumah sakit, apa pun kondisinya, yang membutuhkan transfusi darah bisa terselamatkan dengan sekantung darah yang sesuai untuknya.

Semakin banyak kantung darah terkumpul, maka semakin besar peluang menyelamatkan manusia yang membutuhkan.

Donor darah menjadi salah satu cara sederhana berkontribusi, yang meski belum tentu semua orang bisa melakukannya, terkait kondisi kesehatan. 

Saya sulit donor darah karena tensi cenderung sering rendah. Suami saya beberapa kali berhasil donor darah. Manfaatnya bukan hanya melegakan karena bisa menyumbangkan darah, namun menyehatkan tubuh. Pasalnya, darah yang dikeluarkan lewat donor, diproduksi kembali secara alami oleh tubuh. Sirkulasi inilah yang kemudian menyehatkan tubuh pendonor darah.

Jika sesekali saja mendonorkan darah bisa menyehatkan tubuh, bagaimana sehatnya tubuh pendonor yang rutin menyumbangkan darahnya.


Blood Angel
Saya takjub dengan empat orang yang diberi apresiasi Bank BCA dalam kegiatan Donor Darah ke-100 di Jakarta. 

Empat  pria berusia matang ini rutin ikut kegiatan Donor Darah Bakti BCA, dan sudah mendonorkan darah lebih dari 50 kali.

Terbayang betapa sehat tubuhnya, karena darah dalam tubuh terus terbarukan. Belum lagi berkahnya bisa menyumbang darah melalui PMI dari kerjasama dengan Bakti BCA. Sudah selayaknya pendonor yang diberi sebutan Blood Angel mendapatkan apresiasi dari BCA.

Pemberian apresiasi kepada pendonor dilakukan bersamaan dengan pengakuan sekaligus penyerahan Rekor Dunia MURI kepada Bakti BCA.

Jaya Suprana sengaja datang dari Surabaya, untuk menyatakan bahwa BCA melalui program CSR Bakti BCA Kesehatan, berhasil memecahkan rekor dunia MURI.

Sejak 1991, BCA bekerjasama dengan PMI untuk mengadakan kegiatan donor darah di kantor cabang se-Indonesia. Bukan hanya karyawan, nasabah dan warga pun ikut terlibat menjadi pendonornya. Hingga November 2017, telah berlangsung 100 kali kegiatan donor darah. Dari kegiatan tersebut terkumpul 47.000 kantung darah. Kegiatan donor darah Bakti BCA biasanya berlangsung 3-4 kali setahun.

Atas komitmen dan konsistensinya, BCA mendapatkan anugerah Rekor MURI sebagai “Bank Swasta Nasional Pertama yang Menyelenggarakan Kegiatan Donor Darah ke-100”.








BCA berhasil mengadakan donor darah ke-100, berlangsung pada 3 November 2017 di Pelataran Ramayana Kempinski Hotel Indonesia. Ratusan karyawan/nasabah/masyarakat di sekitar kantor BCA, berbondong-bondong donor darah, sejak pagi hari memenuhi pelataran hingga ruangan donor darah.

Dalam acara penyerahan Rekor MURI, Direktur BCA, Lianawaty Suwono, bersama Sapto Rachmadi, juga menyerahkan secara simbolis satu unit mobil operasional kepada Kepala UTD PMI DKI Jakarta, Salimar Salim.


Dalam sambutannya, Lianawaty dan Salimar Salim menyampaikan harapan yang sama. Keduanya berharap kegiatan Donor Darah Bakti BCA, menginspirasi individu untuk tetap rutin donor darah. Kalau Lianawaty berharap karyawan dan pendonor lainnya tetap rutin melanjutkan donor darah di luar kegiatan Bakti BCA. Sementara Salimar Salim mengapresiasi konsistensi BCA dalam mengadakan donor darah, dan berharap bank lain juga mengadakan kegiatan serupa, secara rutin.

Donor darah, kata Salimar Salim, adalah bakti kemanusiaan yang besar pengaruhnya kepada masyarakat, kepada pasien mendapatkan darah, untuk memperpanjang kehidupannya.

Dengan bantuan satu unit kendaraan operasional  dari BCA, Salimar juga berharap jangkauan penyebaran kantung darah juga kegiatan donor darah, bisa lebih meluas.

Semoga lebih banyak lagi kantong darah terkumpul dan tersebar lebih luas melalui PMI, atas dukungan berbagai pihak swasta dan warga yang peduli sesama. 





0 comments:

Wisata ke Pasar Rakyat? Finalis Anugerah Pancawara 2017 Bisa Jadi Pilihannya

13.00.00 wawaraji 0 Comments

Wisata ke Pasar Rakyat @wawaraji 

Mengunjungi dan belanja ke pasar tradisional bukan hal baru saya, generasi yang lahir tahun 80-an. Barangkali juga berlaku untuk generasi sebelumnya. Namun, pasar tradisional rasanya bukan jadi destinasi untuk generasi millenials. Apalagi dengan serbuan pasar modern dan mal yang makin menguasai kota besar, dibandingkan dengan pengembangan pasar tradisional yang stagnan. 

Meski begitu, saya kok optimistis jika pasar tradisional atau sekarang lebih dikenal sebagai Pasar Rakyat, bisa menjadi destinasi wisata lokal, kalau berbagai pihak sinergi setidaknya menggerakkan inovasi dan apresiasi.

Jelang akhir tahun 2017, dua kali saya menghadiri kegiatan yang membahas Pasar Rakyat. Pertama, di ajang temu netizen Kompasianival 2017 dan kedua di ajang apresiasi Anugerah Pancawara 2017 di Kementerian Perdagangan RI. Keduanya melibatkan Yayasan Danamon Peduli dengan kiprahnya mendukung Pasar Rakyat agar menjadi "Sejahtera".

Pasar Rakyat adalah sebutan untuk mengangkat level pasar tradisional. Sedangkan Pasar Rakyat yang "Sejahtera" maksudnya adalah pasar tradisional yang lebih Sehat, Hijau, Bersih, dan Terawat.

Tak mudah memang merevitalisasi Pasar Rakyat atau pasar tradisional agar menjadi "Sejahtera". Kolaborasi pemerintah dan pihak swasta, seperti Yayasan Danamon Peduli, misalnya, takkan cukup tanpa ada community development. 

Yayasan Danamon Peduli telah menjalankan program pasar SEJAHTERA sejak 2010. Ada empat kegiatan dari program Pasar SEJAHTERA ini: peningkatan kondisi fisik pasar, intervensi perubahan perilaku, peningkatan komitmen pemerintah, peningkatan dukungan masyarakat.

Dalam sesi perbincangan Pasar Rakyat di Kompasianival 2017, saya menyaksikan langsung bagaimana upaya Yayasan Danamon Peduli melibatkan warga bahkan pegiat seni, anak muda, talenta di Pontianak, dalam rangka menciptakan Pasar SEJAHTERA itu. Setidaknya, membangun branding pasar lebih positif dan masyarakat lebih parsitipatif. 

Berkat melibatkan komunitas, pasar di Pontianak ini jadi lebih menarik perhatian. Saya pun jadi tertarik menjelajahnya, untuk memperkaya kunjungan wisata sekaligus belanja oleh-oleh khas daerah.

Community Development selalu menjadi isu seksi buat saya, penggerak komunitas. Sebuah ikhtiar yang akan berhasil jika dijalankan dengan komitmen tinggi dan berkesinambungan. 

Agar pasar rakyat memperbaiki kualitasnya, sangat erat kaitannya dengan pengembangan komunitas. Pengembangan komunitas sangat mengandalkan para penggerak yang bekerja dengan passion bukan sekadar menjalankan kewajiban yang dilekatkan kepadanya.


Anugerah Pancawara 2017 Pasar Rakyat Yayasan Danamon Peduli @wawaraji 


Saya menemukan pengembangan komunitas di pasar rakyat yang mendapatkan apresiasi dari Kementerian Perdagangan RI dan Yayasan Danamon Peduli. Pada 26 Oktober 2017, apresiasi yang bertajuk Anugerah Pancawara 2017 berlangsung untuk memberikan motivasi dan penghargaan kepada para penggerak Pasar Rakyat baik pemerintah daerah, BUMD, dan swasta.

Para penggerak ini dianggap berhasil mengelola, mengembangkan, melakukan inovasi untuk Pasar Rakyat. Kalau semakin banyak Pasar Rakyat berinovasi dan mendapat apresiasi, rasanya pelancong domestik bahkan internasional, bisa menjadikan pasar sebagai destinasi wisata dengan kearifan lokal yang kaya. 

Soalnya, Pasar Rakyat jika terpelihara dan fasilitasnya memberikan kenyamanan, bukan tak mungkin bisa menjadi sasaran belanja. Saya menemukannya saat berkunjung ke Pontianak, dengan belanja oleh-oleh di pasar yang buka hingga malam hari.

Soal apresiasi, kembali ke Anugerah Pancawara 2017, layaknya penghargaan yang membutuhkan proses penilaian, penganugerahan ini juga melibatkan dewan juri. Sejak September 2017, dewan juri melakukan penilaian terhadap 13 Pasar Rakyat sebagai finalis Anugerah Pancawara 2017.

Jika Pasar Rakyat yang tercatat sebagai finalis ini dekat dengan tempat tinggal Anda, layaklah berbangga. Pasalnya dari ratusan pasar tradisional, inilah Pasar Rakyat yang dianggap memenuhi kriteria. 

Kalau bagi saya, 13 Pasar Rakyat ini bikin penasaran, dan harus masuk dalam itinerary dalam perjalanan City Tour ke suatu daerah:

1. Pasar Atceh Kota Banda Aceh
2. Pasar Flamboyan Kota Pontianak
3. Pasar Rejowinangun Kab. Magelang
4. Pasar Kliwon Kab. Kudus
5. Pasar Tayu Kab. Pati
6. Pasar Tanggul Kota Surakarta
7. Pasar Sindhu Kota Denpasar
8. Pasar Intaran Kota Denpasar 
9. Pasar Jamu Nguter Kab. Sukoharjo
10. Pasar Baru Kuningan Kab. Kuningan
11. Pasar Mayestik PD Pasar Jaya Jakarta
12. Pasar Koja Baru PD Pasar Jaya Jakarta
13. Pasar Modern Jasinga PD Pasar Tohaga Kab. Bogor

Nah, dari 13 finalis, ada 8 penerima Anugerah Pancawara 2017 mendapatkan apresiasi berdasarkan inovasi berikut ini:

Pasar Rejowinangun dengan inovasi Pengembangan Pasar Rakyat sebagai Ruang Sosial Budaya. Pasar Flamboyan dengan inovasi Pelayanan Informasi Harga Berbasis Aplikasi Digital. Pasar Kliwon dengan inovasi Relokasi dan Modernisasi Fasilitas Parkiran. Pasar Sindhu Sanur dengan inovasi Swakelola dan Pengembangan Wisata Kuliner Malam. Pasar Tanggul dengan inovasi Pembayaran Retribusi secara Elektronik. Pasar Koja Baru, PD Pasar Jaya dengan inovasi Pengelolaan Sarana-Prasarana Pasar secara Sinergis. Pasar Mayestik PD Pasar Jaya dengan inovasi Pengelolaan Area Kuliner secara Modern. Pasar Jasinga PD Pasar Tohaga dengan inovasi Peningkatan Layanan Melalui Komputerisasi Sistem Perparkiran. 

Dewan juri yang memberikan penilaian kepada pasar tersebut dari berbagai pihak. Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kementerian Perdagangan, Sihard Hadjopan Pohan; Ketua Dewan Pembina Yayasan Danamon Peduli, Bayu Krisnamurthi; Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara RI, Tri Widodo W Utomo; Redaktur Senior Majalah MIX (Grup SWA), Edhy Aruman; Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Huzna Zahir. 

Oke, di 2017 saya sudah mengunjungi pasar di Pontianak. Tahun depan semoga bisa telusuri pasar Sindhu Denpasar menjelajahi wisata kuliner malam di Pasar Rakyat yang meraih penghargaan ini. Kalau kamu, penasaran dengan Pasar Rakyat di kota apa?



0 comments: