Cara Hijabers Mom Community Bekasi Tambah Wawasan Perempuan

17.12.00 wawaraji 4 Comments

Pendiri HMC, Najua Yanti, Monika Jufri, Hannie Hananto bersama Tika Bisono, Nia Paramitha dan Panitia HMC Bekasi Day 2016. Foto:  Dok: Wardah Fajri/Bloggercrony


Perempuan dengan peran gandanya menjadikannya sosok istimewa yang selalu punya cara menjawab berbagai tantangan. Ya, sebagai ibu, istri, anak perempuan juga sebagai dirinya sendiri. Bagaimana perempuan meningkatkan kualitas dirinya, menambah wawasan untuk menjawab semua tantangan di depan matanya, bukan hal mudah. Namun, dengan keistimewaannya, banyak cara dan banyak orang peduli untuk memfasilitasi perempuan. Salah satunya kegiatan Hijabers Mom Community atau HMC Bekasi dalam kegiatan #HMCBekasiDay2016.


Komunitas ibu berhijab yang didirikan oleh hijabers dan desainer busana muslim kenamaan di Indonesia ini awalnya bertujuan mewadahi kalangan ibu yang ingin menambah wawasan soal hijab. Dari syariat hingga gaya berhijab. Pengajian pun menjadi kegiatan utama HMC, seperti diceritakan oleh salah satu pendirinya Najua Yanti Ramadhan.


Najua mengatakan, kegiatan syiar Agama adalah yang utama di HMC. Lalu berkembang menjadi berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh HMC cabang di berbagai daerah, berdasarkan kreativitas hijabers mom. Salah satu syiar Agama adalah memakai hijab. Para ibu berhijab haus wawasan mengenai cara dan gaya memakai baju muslim yang membuatnya bisa tampil lebih percaya diri namun tetap santun dan sesuai syar’i.

Pendiri HMC (kiri-kanan) Monika Jufri, Hannie Hananto, Najua Yanti.  Dok: Wardah Fajri/Bloggercrony


Lantaran para pendiri HMC adalah desainer, selain Najua, yakni Hannie Hananto, Monika Jufri, Irna Mutiara, maka kebutuhan ibu berhijab mengenai cara berpakaian muslim dengan mudahnya terpenuhi.  Sambil kumpul mengaji, berbagi pengetahuan cara berbusana muslim pun terpenuhi. Inilah yang terus menerus dilakukan hingga usia HMC mencapai empat tahun dan memasuki tahun ke lima pada 2016 ini.


HMC pun menyebar dengan cepatnya, dengan total anggota mencapai 18.000 orang seluruh Indonesia. Cabang di berbagai daerah juga berkembang dengan berbagai program masing-masing. HMC Bekasi yang dikomandani oleh Dedeh Sutisna juga sering mengadakan kegiatan untuk anggotanya.

Ketua HMC Bekasi Dedeh Sutisna berbincang bersama Bloggercrony.  Dok: Wardah Fajri/Bloggercrony

Event perdana pada 2016 adalah #HMCBekasiDay2016 bertema “Beauty in Life” yang membuka wawasan perempuan, lengkap dari urusan dalam hingga tampilan luar. Kegiatan ini pun banjir sponsor dan dukungan founder HMC yang hadir hingga acara berakhir pada 6 Februari 2016 di Hotel Amaroossa Grande Bekasi .


Dedeh mengatakan kegiatan sosial yang utama di HMC Bekasi kerap dilakukan, bisa kapan saja di mana saja, tanpa harus menunggu momen apa pun. Kegiatan positif bisa dilakukan dengan cara sederhana, tak perlu muluk-muluk. Misal gerakan Mukena Bersih, mengumpulkan dan menyalurkan mukena layak pakai ke berbagai tempat ibadah.


Sementara kegiatan HMC Bekasi Day 2016 adalah satu kegiatan kolaboratif yang melibatkan 13 orang panitia, para ibu muda, salah satunya desainer dan pengusaha Chaera Lee dengan label busana muslimnya MeeMaa Style yang gesit melayani tamu dan blogger sebagai undangan juga pendukung kegiatan ini.

Wawasan Luar Dalam untuk Perempuan

Kegiatan #hmcbekasiday2016 bagi saya lengkap membuka wawasan perempuan. Mulai edukasi pemakaian pakaian dalam wanita, yang saya yakin kadang kita sebagai perempuan kerap lalai padahal ada ilmunya memakai pakaian dalam. Bukan semata soal penampilan tapi bagaimana kita merawat bagian tubuh anugerah dari Tuhan. Pasalnya, penggunaan pakaian dalam wanita yang keliru, bisa berdampak pada kesehatan fisik. Dengan mengenali ukuran dan pakaian yang tepat sesuai tubuh kita, misal ukuran dan model Bra yang tepat, maka tulang belakang tak terbebani terlalu berat lantaran pakaian dalam membantu menyangga buah dada.

Urusan dalam sudah dibenahi, beranjak ke bagian luar tubuh. HMC Bekasi Day 2016 memberikan beberapa tips dan cara tampil lebih maksimal. Tak ada yang salah dengan cara perempuan berpenampilan, karena penampilan adalah juga bicara selera dan pilihan. Namun kita juga bisa belajar dan membuka diri menambah wawasan, barangkali ada cara yang cocok dengan kita dan membuat kita tampil lebih kekinian dan semakin percaya diri. Saya sih percaya, penampilan akan mewakili siapa kita dan menggambarkan sebagian dari diri kita meski bukan keseluruhannya.

Tips berkerudung dari Allscraft pendukung HMC Bekasi Day 2016. Dok: Wardah Fajri/Bloggercrony



Soal penampilan, tips make up, tips berkerudung, berbusana semua disajikan lengkap, informatif dan menarik. Saya pun pulang membawa kesan, bahkan pengetahuan yang bisa saya praktikkan sendiri urusan berkerudung. Benar saja, saya tampil beda dan berbuah pujian pula.

Nah, yang paling penting dari kegiatan HMC Bekasi Day adalah wawasan pengasuhan anak. Kalau sudah tampil cantik maksimal jika ditambah wawasan luas, perempuan semakin istimewa. Karena sebagai ibu dan istri yang berwawasan, perempuan akan lebih mudah menjalankan multiperan.
Diskusi parenting terkait gadget dan kontrol orangtua menghadirkan psikolog Tika Bisono sungguh pengalaman bermanfaat. Saya sendiri beberapa kali mengikuti talkshow bersama Tika Bisono, terutama terkait pekerjaan saya terdahulu sebagai pewarta. Namun kini terasa beda, kumpul bersama kaum ibu, berkomunitas, dan mendapatkan wejangan bermanfaat dari ahlinya, sungguh luar biasa. Kesempatan baik sekali jika kaum ibu sesering mungkin bertemu pakar, belajar langsung dari ahli dan mulai mempraktikkan sehari-hari.


HMC Bekasi Day buat saya meninggalkan banyak kesan, yang pasti perempuan semakin terfasilitasi untuk mencerdaskan diri. Sayang sekali kalau kesempatan seperti ini terlewati. Apalagi banyak pakar hadir. Fashion Show dari desainer ternama Indonesia hingga desainer pemula pun semakin menambah semarak kegiatan ini. Melihat keindahan, kecantikan, dan kreativitas tinggi desainer busana muslim Indonesia sungguh membuat bangga dan merasa ingin menjadi bagian darinya. Setidaknya, mengenal koleksi busana muslim yang beragam, tinggal pilih sesuai selera, meski memang sebagian harus dibeli dengan menabung lama. Bagaimana pun dukungan kita terhadap mereka adalah dukungan terhadap produk lokal juga bukan? Tak semata soal tren berpakaian atau sekadar ikut kekinian.


#hmcbekasiday2016
#BloggerView #Bloggercrony   

4 comments:

Bertemunya Pakar, Praktisi Kecantikan dengan Pengguna Demi Gengsi Potensi Lokal

03.40.00 wawaraji 6 Comments

Sumber foto: Akun Instagram Beauty Voyage

Dunia perempuan rasanya takkan bisa lepas dari penampilan, baik busana ataupun produk kecantikan. Setipis apa pun bedakyang dioleskan ke wajah, sedikit apa pun lipstik atau pelembab bibir sekalipun yang diaplikasikan, si perempuan tetap saja memerhatikan dandanannya. Begitu pun dengan busana, dengan banyaknya pilihan dan beragam selera,  pasti ada tipe busana tertentu yang dipilih mewakili kepribadiannya.


Sebagian perempuan berpenampilan barangkali untuk mencari perhatian, lawan jenis atau bahkan sejenis sekadar untuk menunjukkan eksistensinya. Sebagian lagi berpenampilan untuk menjadi dirinya sendiri, memilih mana yang nyaman untuknya sehingga membuat dia merasa lebih leluasa bergerak yang akhirnya membuatnya percaya diri.


Apa pun tujuan dan pilihannya, perempuan tak terpisahkan dari urusan penampilan. Inilah yang membuat industri fashion dan kecantikan tak pernah mati bahkan terus berinovasi. Pelaku industri fashion dan produk kecantikan pun makin beragam menyediakan banyak pilihan. Akhirnya, perempuan pun harus mengedukasi dirinya agar tak menjadi pengguna yang impulsif, dan memahami kebutuhan tubuhnya.


Untuk dua urusan ini, busana dan produk kecantikan, industrinya pun penuh dengan persaingan antara produk lokal dan asing. Label internasional leluasa masuk ke mal ternama dan memperkuat brandingnya, dan bagi sebagian perempuan dengan memiliki satu atau bahkan lebih koleksinya, adalah sebuah kepuasan atau bahkan mungkin kebutuhan. Sementara geliat pelaku industri fashion dan kecantikan lokal pun terus berkembang, berusaha mendapat tempat di negaranya sendiri. 
Bedanya, kalau dunia fashion sudah semakin memberikan ruang untuk karya desainer atau UKM fashion lokal dengan konsep gaya personal, belum demikian dengan produk kecantikan.


Saya mendapati sebagian fakta ini dari perempuan muda, Dwimayu Budinastiti. Di usianya, 25 tahun, perempuan muda ini memilih berkarier mengelola startup web fashion mengangkat produk lokal. Katanya, dibandingkan fashion yang sudah berhasil menaikkan gengsi produk lokal, produk kecantikan masih harus meningkatkan gengsinya di mata konsumen lokal.


“Sebenarnya produk kecantikan lokal sudah mulai digemari dua tahun terakhir, namun belum seperti produk fashion lokal yang sudah semakin berkembang,” katanya di sela festival kecantikan inisiatifnya, Beauty Voyage, yang berlangsung empat hari (4-7 Februari 2016) di Grand Indonesia West Mall, Jakarta.


Mayu adalah penggerak dari total tujuh perempuan muda seusianya yang berani menggebrak dunia kecantikan dengan festival kecantikan Beauty Voyage. Saya pun mengingat kembali ketika dulu menjadi pewarta media lifestyle, belum pernah ada ajang kecantikan yang mempertemukan pelaku bisnis dan konsumennya bahkan pakar dalam satu festival kecantikan. Kalau pun ada satu gelaran besar kecantikan, hubungannya sangat mengedepankan bisnis, mempertemukan produsen dengan distributor,pengguna sebatas menikmati saja.Jadi, bagi saya, inisiatif perempuan muda ini menyegarkan. Pakar kecantikan, dr Nenden, SpKK juga mengakui bahwa festival kecantikan ini mempertemukan pegiat kecantikan yang biasanya berjalan sendiri-sendiri.


Pakar kecantikan berbasis ilmu medis harus berupaya mengedukasi mengenai masalah kecantikan yang muncul lantaran salah aplikasi make up atau kurang teredukasinya perempuan tentang produk kecantikan di tengah serbuan produk impor dan lokal. Praktisi kecantikan pun berjalan dengan caranya mengedukasi mengenai cara memoles mata, alis, pipi, hidung, bibir semua bagian wajah yang bisa diaplikasikan dengan make-up untuk memaksimalkan penampilan. 


Beauty Voyage mempertemukan semua unsur industri kecantikan, bahkan pemerintah yang dihadiri Euis Saedah, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian pun memberikan dukungan dan apresiasinya. Bukan sekadar mendukung, Euis Saedah pun mengajak kalangan muda untuk mendiskusikan kebutuhan dunia kecantikan mulai pelatihan, dukungan teknologi dan promosi.


Apalagi inisiatif Mayu yang digerakkan bersama timnya ini juga punya cita-cita bahwa pelaku industri kecantikan bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak dalam memilih profesi.


“Industri kecantikan makin energik namun belum ada wadahnya, kami ingin membuat ekosistem bahwa industri kecantikan Indonesia untuk maju, saling mendukung, ada apresiasi untuk pelaku industri kecantikan Indonesia, juga membangun make up artist pun bisa menjadi cita-cita profesi bagi anak-anak,” kata Mayu


Dandan dan Wawasan

Free Make Up Beauty Voyage, Photo Doc Wawaraji

Perempuan yang menjadi sasaran utama festival kecantikan ini, pada akhirnya menikmati beragai perawatan tubuh gratis dari ujung kaki hingga ujung rambut. Sekaligus mempromosikan produknya, brand kecantikan mengaplikasikan langsung produk dan jasanya ke pengunjung Beauty Voyage. 


Pengalaman personal menjadi tujuan utama, agar pengguna produk kecantikan bisa merasakan bedanya “dirawat” oleh berbagai produk dan jasa kecantikan. Mulai produk styling rambut, hingga perawatan kuku kaki.
Puas merawat tubuh gratis, dengan tetap membayar tiket masuk area festival tentunya sebesar Rp 15.000, pengunjung festival juga bisa menambah wawasan kecantikan dengan kelas make up berbagai tema, menghadirkan make up artist Indonesia yang berkiprah dengan karakter khasnya. 


Di antaranya Vizzily Vizzya dengan kelas Eye Make Up 101 dan inspirasi make up lainnya untuk perayaan Imlek, Valentine juga make up ala Korea.Wawasan perempuan soal kecantikan juga didapati dari diskusi bareng pakar kecantikan dr Nenden mengenai Sehat, Cantik & Awet Muda Tanpa Operasi. Selain inspirasi kecantikan dari selebriti Maia Estianty .


Maia Estianty berbagi rahasia cantiknya, sumber foto: Akun Instagram Beauty Voyage

Yang juga menarik adalah, meski baru berlangsung perdana, Beauty Voyage memberikan apresiasi untuk para pegiat kecantikan antara lain: Beauty Influencer (Beauty Blogger) Sasyachi, Make up Artist Bubah Alfian, dan Bridal Make up Artist, Irwan Riady.


Kegiatan paling seru di Beauty Voyage adalah perawatan gratis pijat punggung, manicure-pedicure, make up dari Go Glam. Hanya dengan menggunakan aplikasi jasa kecantikan, pengunjung Beauty Voyage bisa bersantai merawat tubuh tanpa membayar lagi.


Para praktisinya pun semangat melayani seperti Alessandra Indigo Keyla dr Make Up by Indigo, perempuan muda yang memilih menekuni make up dan sekolah make up artist serta menjemput pelanggan lewat aplikasi Go Glam. 
Serupa dengan ahli pedicure Sri Wahyuni juga dari Go Glam yang bersemangat merawat kaki pelanggannya hingga malam hari lantaran banyak peminatnya di hari pertama Beauty Voyage. Saya yang kebagian mencoba perawatannya pukul 21:00 pun mendapatkan pengalaman lebih. Sri dengan santunnya memberikan kiat perawatan kuku kaki. Baginya, memberikan perawatan bukan hanya melayani permintaan tapi memuaskan pelanggan dengan berbagi pengalaman.


Festival ini pun mencapai tujuannya, membuat pengguna lebih kenal produk dan potensi lokal, wawasan kecantikan pun bertambah dari talkshow, seminar, kelas make up hingga obrolan santai dengan praktisi kecantikan yang terlibat. Bahkan dari produk make up seperti seperangkat kuas pun saya mendapatkan banyak update tren kecantikan. 


Dean Hengki, Direktur sebuah perusahaan distributor kuas make up pun berbagi pengalamannya menggeluti bisnis kecantikan. Untuk kuas riasan wajah saja misalnya jenisnya bisa lebih dari 20. Tren make up dan kreativitas make up artist dalam menciptakan riasan wajah untuk berbagai kebutuhan, pada akhirnya menuntut produsen alat make up untuk berinovasi memudahkan perias  dan pengguna produk mendapatkan hasil riasan maksimal.


Sayangnya, soal kuas riasan wajah, Jepang masih menjadi produsen andalan dengan kecanggihan riset dan teknologinya. Indonesia pun patut berbangga, karena produksi bulu mata palsu yang menjadi salah satu andalan perempuan modern dalam merias wajah, berasal dari Indonesia, tepatnya Purbalingga. Dari sini lah bulu mata palsu diproduksi memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.


Apa pun itu, tren dan produk kecantikan nyatanya telah memberikan kesempatan berkreasi dan berdaya bagi banyak tenaga kreatif di Indonesia. Mulai make up artist, terapis spa, dan praktisi lainnya. Indonesia pun punya banyak potensi kreatif bidang kecantikan, yang jika difasilitasi secara tepat akan lebih cepat bergerak menaikkan gengsi produk/jasa kecantikan lokal di mata pengguna untuk mempercantik dirinya, sekaligus merespons serbuan produk kecantikan merek internasional terutama untuk riasan wajah dan perawatan tubuh.

#BeautyVoyage

#BloggerView #BloggerCrony 


6 comments:

Perayaan Imlek di Mal dengan “Pole Acrobatic” yang Seru Menegangkan

09.22.00 wawaraji 0 Comments

Pole Acrobatic Grand Indonesia - Dok. Wardah Fajri

Setiap kali Tahun Baru Imlek datang, saya merasakan dan menikmati kemeriahannya meski pun saya tidak merayakan Imlek. Beberapa kali saya ikuti perayaan Imlek di mal dari yang sangat kental dengan kegiatan mengangkat sejarah dan budaya masyarakat Tionghoa, hingga mal yang mendatangkan peraga beraksi menegangkan dari Barongsai sampai akrobatik.  Ada yang mendatangkan peraga dari Indonesia, ada juga yang mendatangkan dari negara Asia lainnya. Kesempatan mengikuti perayaan Imlek tak lepas dari profesi saya sebagai pewarta kala itu. Dari pengalaman itulah saya menikmati beragam hiburan untuk memeriahkan Imlek.


Imlek yang meriah di mal Jakarta bukan hanya hiburan tapi juga terkait kuliner. Salah satu ritual masyarakat Tionghoa saat Imlek adalah makan makan bersama keluarga. Merespons kebutuhan ini, restoran di mal pun menyediakan paket makan khusus Imlek untuk keluarga yang merayakannya atau masyarakat umum yang ingin memanfaatkan momen ini untuk mengeksplorasi kuliner favorit masyarakat Tionghoa.


Dari tahun ke tahun, penampilan Barongsai tak pernah sepi penonton dan selalu jadi andalan saat Imlek. Antusiasme besar baik dari peraga maupun pemirsanya sangat bisa dipahami karena budaya Tionghoa terpendam lama tak bisa dikenali apalagi dinikmati semua lapisan masyarakat akibat pelarangan era orde baru.


Perayaan Imlek di depan umum dilarang dari 1968 hingga 1999 mengacu pada Instruksi Presiden. Lalu di masa kepemimpinannya, Presiden Abdurrahman Wahid yang biasa di sapa Gus Dur mencabut larangan tersebut dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya.Kalau bukan karena Gus Dur, perayaan Imlek masa kini tak akan meriah. Tidak akan mungkin kita temui mal atau perkantoran yang memasang ornament khas Imlek dengan nuansa merah dan emas, juga dengan menonjolkan Shio yang mewakili tahun baru.


Imlek 2016 ini giliran Shio Monyet Api. Jadi, binatang monyet dengan berbagai cara ditonjolkan dengan warna merah yang semakin menyala. Salah satunya di Grand Indonesia West Mall dengan dekorasi meriah dan merayakan Imlek 2016 dengan terobosan baru.

Dok. Wardah Fajri
Meski tak bisa menghilangkan penampilan Barongsai lantara sudah sangat identik Imlek, ada hiburan yang baru dan pertamakalinya di Indonesia, pole acrobatic yang didatangkan langsung dari Tiongkok, di Fountain Atrium Lt 3A Grand Indonesia West Mall Jakarta.



Saya, blogger yang resmi menyelip di antara jurnalis undangan khusus untuk menyaksikan pole acrobatic ini merasa terhibur. Tontonan unik menyegarkan karena tak sembarang orang bisa memeragakan aksi pole acrobatic ini. Ada keahlian khas Tiongkok yang kentara dari aksi menegangkan tim pole actobatik di Grand Indonesia ini. Kalau bukan mereka terlatih keterampilan olah tubuh atau bahkan mungkin bela diri, akan sulit melakukan aksi akrobatik tersebut.
Dok. Wardah Fajri

Ada delapan pria muda yang memeragakan beragam aksi akrobatik menggunakan tangan kosong dan bermodalkan tiang saja. Ada harmonisasi gerakan, ada aksi menegangkan, yang pasti penonton takkan berpaling hingga pertunjukkan usai. 


Saya pikir pertunjukkan ini pun cocok untuk jadi tontonan keluarga dari anak hingga dewasa saat sedang makan di kawasan food area sekitar Fountain Atrium Grand Indonesia West Mall.

Dok. Wardah Fajri

Jadi, kalau mencari hiburan akhir pekan sekaligus mengenalkan keragaman budaya salah satunya dengan perayaan Imlek dan  beragam kegiatannya, Pole Acrobatic ini bisa jadi pilihan family time. Pasalnya, sepanjang perayaan Imlek hingga 14 Februari 2015, Grand Indonesia akan menyediakan pertunjukkan gratis ini setiap akhir pekan. Anak-anak pun bisa belajar mengenai seni akrobatik, yang di luar negeri sana diperhatikan serius dengan adanya akademi khusus akrobatik untuk anak-anak muda yang memiliki passion pada keterampilan dan seni pertunjukkan ini.


Kantoro Permadi, Senior Manager Marketing Communication Grand Indonesia mengatakan pertunjukkan ini sengaja didatangkan langsung dari Tiongkok mencari komunitas terbaik yang memberikan penampilan unik. “Kami mencari event yang unik, Barongsai tetap ada tapi bukan utama, dan ini pertama kalinya  pole acrobatic hadir di Indonesia,” katanya.


Pertunjukkan pole acrobatic berdurasi 25 menit ini dapat disaksikan langsung mulai pukul 18:00 setiap Sabtu dan Minggu hingga 14 Februari 2016. Meski begitu kegiatan perayaan Imlek lainnya masih terselenggara hingga 21 Februari 2016.

dok. Wardah Fajri

Selain itu, ciri khas Imlek bagi keluarga Tionghoa adalah makan malam dengan menu khas. Setidaknya ada tiga restoran yang sengaja menyediakan paket khusus Imlek di Grand Indonesia yakni Duck King, Fook Yew dan Crystal Jade Palace. Yang terakhir adalah restoran yang selalu memberikan paket khusus setiap kali Imlek.


Terkait tahun Monyet, Grand Indonesia juga mengajak pengunjungnya berdonasi dengan “Adopt a Monkey”. Ya, datang ke mal ternama di Jakarta Pusat ini, Anda bisa mengadopsi monyet yang sudah menyambut pengunjung mal di depan pintu masuk utama, juga di beberapa titik termasuk di panggung Fountain Atrium.


Monyet yang dimaksud adalah boneka lucu yang bisa Anda bawa pulang dengan berdonasi Rp 100.000. Dana donasi ini akan disalurkan melalui program CSR Grand Indonesia.

Dok. Wardah Fajri

Penasaran ingin merasakan sensasi Imlek meski tak merayakannya? Kunjungi saja pusat belanja di Jakarta yang memberikan beragam kegiatan seru salah satunya Grand Indonesia.

0 comments:

Jangan Sepelekan 12 Tahapan Cuci Tangan

02.00.00 wawaraji 0 Comments

Foto: Kompas.com


Menyadari pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun atau CTPS untuk mencegah berbagai penyakit, kebiasaan CTPS pun mulai tumbuh terutama di masyarakat perkotaan yang banyak terpapar informasi. Jika kesadaran sudah muncul, pertanyaan berikutnya adalah apakah cara CTPS sudah diterapkan dengan baik, untuk mencapai tujuan bersih dan sehat agar bisa mencegah berbagai penyakit?

Dari sebuah kesempatan di kegiatan penyambutan Global Hand Washing Day, di Jakarta 2013 silam, saya menuliskan laporan untuk Kompas.com dari paparan spesialis mikrobiologi klinik, dr Wani Devita Gunardi, SpMK, dari Eka Hospital. Membaca ulang laporan tersebut menggerakkan saya untuk berbagi informasi bermanfaat ini di sini, dan infonya pun masih sangat relevan, meski sudah dua tahun jarak waktunya.

Dr Wani mengatakan, "CTPS bagi sebagian orang mungkin rumit, tapi jangan sampai melewati tahapan demi tahapannya karena ingin cepat selesai. Jangan ada bagian dari tangan yang terlewati saat melakukan CTPS. Biasanya bagian punggung tangan, ibu jari, dan kuku sering terlewati".

Tangan merupakan media paling baik untuk transportasi bakteri. Dari tangan inilah, banyak bakteri masuk ke tubuh baik ke mata, mulut, hidung, kulit, secara langsung mau pun tidak langsung melalui makanan dan minuman. Pada tangan yang kotor, bukan hanya bakteri yang menjadi penghuninya, tapi juga virus, jamur, parasit.

Karenanya, mencuci tangan yang kotor dengan sabun perlu memerhatikan setiap langkahnya terpenuhi. Tak ada satu pun dari tahapan cuci tangan yang tidak penting.

“Kalau tidak cuci tangan setelah berbagai aktivitas, ada 4,5 juta koloni bakteri pada tangan kita. Jumlah koloni bakteri ini bisa turun hanya dengan mengusap tangan," kata dr Wani.

Jumlah koloni bakteri pada tangan bisa menurun signifikan, jika saat cuci tangan, Anda menggunakan air mengalir. Tahapan mengeringkan tangan juga punya peran tak kalah penting dalam menurunkan jumlah koloni bakteri. Bahkan, mengeringkan tangan dengan tisu juga dapat mencegah transmisi dan infeksi silang

Oleh sebab itu, setiap kali ingin menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah ke kamar kecil, setelah batu atau bersin, setelah bermain dengan hewan, setelah membuang sampah, cuci tangan  perlu menjadi ritual wajib, tanpa mengabaikan satu pun tahapannya.

Sabun cair dan antibakteri?

Jika ingin mendapatkan hasil optimal dari kebiasaan CTPS, pilihan sabun juga punya peranan. Dr Wani mengatakan sabun cair lebih higienis ketimbang sabun batangan. Pasalnya, pada sabun batangan, bakteri masih memungkinkan ditransportasikan oleh tangan.

Mengenai jenis sabun, penggunaannya bergantung kebutuhan. Jika CTPS dilakukan di lingkungan rumah sakit, ia menyarankan sebaiknya gunakan sabun antibakteri. Namun jika di rumah, sabun tanpa antibakteri juga bisa digunakan.

Meski begitu, prinsip utama CTPS juga sebaiknya dipahami. Tujuan CTPS semata mengurangi jumlah bakteri di tangan, bukan mensterilkan tangan dari bakteri. Karena sebenarnya, setelah CTPS pun masih tersisa bakteri di tangan.

"Flora normal ada yang transien atau sesaat, dan menetap atau residen. Setelah CTPS tetap ada bakteri di tangan namun jumlahnya terkendali. Jadi, setelah CTPS, tangan tidak lantas steril 100 persen. Bakteri transien lah yang dikurangi dengan kebiasaan CTPS setelah beraktivitas," kata dr Wani.

Bahkan setelah CTPS, masih ada delapan persen bakteri tersisa. Jadi, CTPS baik dengan sabun biasa maupun sabun antibakteri, tidak akan membunuh semua bakteri.

Jadi, pastikan kebiasaan CTPS di rumah sudah baik, coba praktikkan 12  langkah CTPS ini untuk memaksimalkan kebiasaan cuci tangan yang tak boleh disepelekan:

1. Membasahi kedua tangan dengan air mengalir.
2. Beri sabun secukupnya.
3. Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan.
4. Gosok sela jari dengan kedua tangan.
5. Gosok kedua telapak dengan jari-jari rapat.
6. Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapan tangan. Tangan kiri ke kanan dan sebaliknya.
7. Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
8. Gosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri dan sebaliknya.
9. Basuh dengan air.
10. Keringkan tangan dengan handuk atau tisu.
11. Matikan keran air dengan handuk atau tisu.
12. Tangan bersih.

Tangerang
WAF/2016

0 comments: